ANSA - 20

115 21 1
                                    

Satu minggu kemudian...

Mentari pagi bersinar dengan teriknya. Kicauan burung kian memudar, meninggalkan pelataran temmpat mereka bermalam

Hana berjalan santai, menuju satu rumah dimana ia akan belajar selama beberapa bulan kedepan

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam! Sebentar!"

Sekali lagi ia merapihkan hijab yang ia pakai. Menunggu sang tuan rumah membukakan pintu untuknya

"Ohh, Hana ya? Masuk masuk. Naya udah nunggu di lantai dua"

Hana tersenyum kecil
"Bu Ira, ga di bawah aja, Bu? Ga enak saya. Masa ke kamarnya mbak Naya"

Bu Ira merangkul Hana sembari membawa ia berjalan menuju kamar yang Naya tempati

"Ga papa. Ibu repot nanti, kalo di kamar, Naya tau persis dimana barang barang miliknya disimpan"

Hana mengangguk

Keduanya masuk dalam kamar bernuansa putih susu itu. Sebuah lukisan abstrak berwarna pink kuning putih menjadi atensinya saat itu. Sebuah lukisan yang sedikit de Javu baginya

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, Hana?"

Wajah ayu Naya nampak sumringah dengan kedatangan Hana di kamarnya. Buru buru ia berdiri di tempat bermaksud menunggu Hana menghampirinya

"Ga usah berdiri ga papa, mbak. Mbak Naya duduk aja ga papa"- Hana

"Aku ga papa. Cuma berdiri. Gimana, mau belajar sekarang?"

"Boleh. Aku bawa semua buku soal debat, nanti aku baca mbak Naya benerin salah salahnya ya"

"Iya"

Hana dan Naya duduk berhadapan. Hana yang sibuk mencari materi debat, dan Naya yang duduk manis menunggu sang lawan bicara mengutarakan pertanyaan

"Hana"

"Iya?"

"Mosi nya apa?"

Hana mengeryit. Tak urung ia sedikit ber oh ria sebelum menjawab
"Itu mbak, soal pro kontra full day school"

Naya mengeryit
"Nanti kamu bagian pro, kontra, apa netral?"

"Kalo itu kayanya refleks pas debat deh, mbak. Sama guru juga ga dikasih tau. Intinya kita debat masalah itu. Lawan 2 sekolah lain buat dipilih siapa sanggahan terbaiknya"

Naya mengangguk angguk
"Paham paham. Ada pertanyaan? Atau apa?"

Hana menyerah. Ia meletakkan bukunya terbuka diantara keduanya, lalu menatap netra kosong Naya

"Mbak, mbak bisa jelasin kan dari apa sampai tujuan debat? Kayanya aku perlu itu deh"

Naya tersenyum
"Oke, kita mulai dari apa itu debat"

"Debat adalah aktifitas saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk suatu pihak. Ketika berdebat setiap pribadi atau kelompok mencoba untuk saling menjatuhkan agar pihaknya berada pada posisi yang benar. Itu menurut Hendrikus"

"Owhhh..."

"Lanjut ya. Debat dapat menjadi metode untuk meningkatkan pemikiran dan penenungan bagi siswa. Metode debat aktif membantu siswa menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. Kelebihan metode debat adalah mampu membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang mereka kuasai. Maksudnya disini nanti kalian yang debat bakal punya pikiran lebih terbuka sama apa yang sekiranya kalian debatkan masalahnya. Sampai sini bisa paham?"

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang