Leo, Juna
...
Malam dengan gemerlap bulan menjadi teman terbaik bagi Haidar. Duduk memangku hasil lab nya tadi, dan dengan layar laptop yang masih terbuka menampilkan salah satu laman web dari sosial media
"Paraneoplastic Neurologic Syndromes atau PNS adalah kelainan yang menyerang sistem saraf, yaitu otak, sumsum tulang belakang, saraf dan otot. Ini adalah sindrom saraf yang disebabkan oleh reaksi sistem imun tubuh yang dapat menghasilkan tumor. Gejalanya adalah sering kehilangan keseimbangan, kesulitan mengontrol napas dan peradangan otak"
Ia menatap lurus lemari kaca yang berada tepat didepannya. Tak ada perubahan. Ia masih nampak bugar seperti Haidar yang dulu
"Tumor..."
Tap
Ia menutup keras layar laptop miliknya. Menjepit hasil lab itu diantara layar dan keyboard laptop saat Hana datang membuka pintu kamarnya
"A'?"
"Kenapa?"
"Aa' tidur?"
"Masih mau ngerjain tugas. Tapi ga jadi. Kenapa?"
"Ga papa. Cuma mau mastiin aja. Soalnya tumben tumbenan kamar aa' gelap kaya gini"
Haidar berusaha mengeluarkan tawanya
"Lampu nya udah tua. Besok diganti. Sekarang kamu tidur. Besok sekolah""Emm, iya. Aa' juga tidur"
"Hmm"
Sepeninggalnya Hana, Haidar kembali membuka laptop. Kini selarik pesan singkat dari sang mama nampak menghiasi notifikasi layar
"Dar, kamu sama Hana gimana kabarnya? Maaf, mama sama papa ada sedikit masalah. Jangan khawatir ya. Tapi nanti kedepannya kita bakal jarang hubungin kalian. Kalian jaga diri, ya. Kamu sama Hana bisa chat mama papa. Tapi sekali lagi, maaf kalo balasnya lama. Good night, dear♡"
Selarik kalimat itu mampu mengembalikan suasana hati Haidar yang nampak gelisah
"Kuat! Harus kuat! Demi mama, papa, Hana, dan-"
...
...Keesokan harinya...
"yah, pak. Kok jahat sih, pak? Tinggal tiga hari lagi loh. Jahat banget gak izinin kita Dispen"
Sejak 30 menit yang lalu hanya ada suara melas Hana yang terus berusaha meminta jatah Dispen dari sosok guru bahasa itu
"Hana Hana. Gini, dengerin dulu"
"Alah, ga mau. Pasti ga boleh, kan? Kenapa ga boleh Dispen, pak?" Ia semakin mengerucutkan bibirnya
"Gini. Hari ini sama besok ada acara survei dari kedinasan daerah. Bapak ga tau gunanya buat apa. Tapi yang jelas kamu tau kan, hari ini sama besok kalian wajib masuk dan berseragam rapi? Ya itu. Makanya kami Dispen pun rasanya ga bisa. Sekalipun kamu minta waktu ke kepala sekolah"
Hana menghembuskan nafas
"Terus saya sama Sagara gimana belajarnya? Debat perlu kemistri, pak. Biar menang""Ya belajar. Pulang sekolah, atau kapan gitu ketemuan"
"Ayahnya Sagara sakit, pak"
Pak Udin nampak terdiam. Meresapi tiap kalimat yang Hana lontarkan
"Haidar! Suruh kakak kamu itu nganterin kamu ke rumah Sagara atau apalah itu. Cuma, untuk sekarang dan besok kalian ga bisa Dispen dari jam pelajaran. Udah ya, bapak mau ngajar dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)
Teen FictionSemesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan fajar Seperti Semesta yang membuat kesedihan menjadi kebahagiaan Seperti Semesta yang menjelma men...