ANSA - 1

386 51 0
                                    

Haidar kembali dengan tergopoh-gopoh. Kemeja satinnya sedikit basah karena keringat membanjiri pelipisnya

"Aa'! Kenapa lari larian sih?! Jadi cemong tuh mukanya" seru Hana yang gemas karena ulah kekanak Kanakan Haidar

"Diem dulu, Han. Aa'- capek..."

Haidar terduduk di salah satu kursi kosong diantara Rasky dan Hana. Sang adik yang baik hati segera memberikan ice coffenya pada Haidar

"Makasih, huh... Huh..."

Evan mendekat
"Dar, dapet undian berapa? Totalnya berapa peserta?"

Haidar mendengus
"Pesertanya cuma 30 an. Tapi gw dapet nomer 25! Mantep ga tuh!?"

Evin menepuk paha Haidar kuat kuat
"Fiks, Lo teramat sangat kurang beruntung hari ini. Mana dengkul Lo bolong lagi. Abis jatoh?"

Haidar menunduk. Benar! Celana di lututnya berlubang. Pasti saat ia jatuh tadi pagi

"Iya kali" acuh Haidar

"Ga mau ganti? Ntar saya yang malu karena mau panas panasan dukung kamu yang celananya bolong sebelah gitu" celetuk Rasky

Haidar mendelik
"Ya Allah, mas Riska. Jangan gitu ah. Cuma sebelah. Lebarnya paling sejempolnya Hana. Dari pada robeknya lebar kaya celananya Evan kan ga lucu"

Pletak

"Berani bawa bawa gw, ilang tuh tai laler di muka lu!" Sewot Evan

"Tahi lalat, bang" gumam Hana selaku perempuan satu satunya dan yang paling tengah disana

"Terlalu menstrim, dek" seru Evin. Klop pasangan kembar fraternal satu ini

"Plis, lah. Ga keburu juga kalo mau tampil. Noh liat, udah nomer 5 aja. Mati lah gw kalo gw gugup gini" gumam Haidar dengan pandangan khawatirnya menatap seorang peserta yang baru saja menaiki panggung kecil

"Lo gugup, Lo salah, Lo malu maluin kita, kita resign jadi temen lu" ancam Evin

Haidar mengerucut
"Sans dong, bang"

...
...

Rasky menepuk paha Haidar di sampingnya
"Napa?"

"Saya mau angkat telepon dulu"

Haidar refleks melotot
"Itu peserta udah mau koda! Masa iya lu mau ninggalin gw sih?! Satu peserta lagi gw tampil woy"

Si kembar dan Hana menoleh

"Kenapa si?"-Evin

"Masa iya, mas Ryska mau ninggalin gw demi seonggok klien gepeng itu?!" Ucap Haidar dengan mata pandanya

"Ga usah lebay. Saya udah reshedule jadawal saya hari ini. Saya pergi 5 menit doang" ucap Rasky yang sempat sempanya mendorong pelipis Haidar

"Ngeselin banget si boncel" gumam Haidar

"Tapi tinggi kalian hampir sama, a' ಥ‿ಥ"-Hana

"Beda dua cm aja bangga lu" seru Evin yang pastinya hanya dibalas senyuman setuju dari Evan

Haidar memberengut. Rasa paniknya teralihkan. Ia kembali menatap seseorang dengan gaun dan hijab peach senada berjalan di tuntun salah seorang staf perempuan disana. Ia langsung duduk di kursi piano itu dengan tenangnya

Kaca mata bulat terpasang rapih di wajah ayu nya. Membuat siapa saja tak tahu jika sosok itu memiliki kekurangan dalam penglihatannya. Senyum selembut sutra membuat siapa saja betah menatapnya selama mungkin

"Lah- kok?" Beo Haidar

Ia ingat! Itu adalah seorang gadis yang rela bersimpuh karena tak sengaja membuatnya tersandung tongkat panjangnya

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang