Rentik hujan menjadi senandung indah malam hari. Derik jangkrik lantunan melodi yang masih baru di telinga. Hawa dingin menyeruak masuk kedalam pori pori kulit, menampakkan dinginnya
"Nak, ini. Ada teh anget, diminum ya. Diluar dingin"
Haidar, Hana, dan Naya yang masih berkutat dengan opini demi opini yang Hana berikan seketika menghentikan aktivitasnya. Menilik soal berhijab yang masih nampak muda walau sudah berumur
"Wah, Bu. Ngerepotin banget ya saya sama Hana disini. Harusnya ibu masak malah repot repot bikin minuman buat kita" ujar Haidar
Ira tersenyum. Meletakkan masing masing minuman di depan si empu
"Masa iya tamu ga dikasih minum? Nanti ibu potong gaji loh" bisik Ira ditelinga Naya
Naya refleks menepuk kan tangannya di paha Ira. Tau akan maksud Ira berbicara seperti itu
"Ya udah. Ibu nanti ga dapet komisi ya""Tuh kan bener dipotong"
Keempatnya tergelak. Didalam rumah yang nampak kokoh meski berusaha ditembus ribuan rintik hujan yang terus berjatuhan ke muka bumi
"A' motor gimana?" Tanya Hana
"Di bengkel. Tadi aa' kesini nya naik taksi"
"Loh? Motornya kenapa kok masuk bengkel?"-Naya
"Iya, jauh gak dari sini?"-Ira
"Enggak kok Bu, Nay. Ya karna hujan aja tadi Haidar kesini nya naik taksi. Kalo ga salah busi nya gitu, Bu. Ga tau kenapa"
Ira mengangguk. Dirinya pamit undur diri dan kembali ke pekerjaannya
"Pulang gimana?" Tanya Hana, lagi
"Tadi aa' telpon Rasky, dia mau jemput. Mumpung free juga dia nya"
"Rasky?" Naya mengeryit
Haidar terkekeh
"Maaf maaf, aku lupa kamu belum tau siapa dia. Dia temenku, sebaya, tapi udah megang perusahaan model milik keluarganya"Naya terkejut
"Wah, beneran? Pinter banget ya pasti""Enggak, cuma dia ga pernah lengser jadi juara 1 paralel waktu SMA, hehe"
"Ya itu namanya pinter, aa' "
Naya teringat sesuatu
"Oh iya, kalian di rumah cuma berdua?""Iya"
Hana menoleh kearah Haidar. Ia cukup tau hal sensitif apa bagi kakaknya ini. Iya, keluarga
Haidar paham, lantas menepuk tangan Hana dipaha nya
"Kita cuma berdua. Agak creppy juga sebenernya, asisten nya minta undur diri mau ngurus keluarga nya sendiri. Paling security yang lagi patroli doang depan rumah"
Naya mengangguk
"Kalo boleh tau, orang tua kalian kemana?""Mama sama papa.kerja, mbak. Di Korea. Di perusahaan cabang punya kakek. Kita sebenernya suruh ikut, tapi kita ga mau, mau ikut pun nanggung sekolah udah ga lama lagi"
"Kalian ada darah blasteran?" Tanya Naya spontanitas
"Enggak juga, Nay. Yang blasteran tu papa. Papa blasteran dapet mama yang real dari Indo. Ya udah" jelas Haidar
"Kalian bisa doang bahasa sana?"
"Wah! Bisa banget, apalagi kalo cuma ne ne doang, sama annyeong sama kamsahamnida"
Haidar menepuk paha sang adik. Mulutnya kelepasan
"Ya gak gitu juga. Waktu festival juga aku nyanyi lirik Korea, itu karna aku udah ada feel sama bahasa sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)
Teen FictionSemesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan fajar Seperti Semesta yang membuat kesedihan menjadi kebahagiaan Seperti Semesta yang menjelma men...