ANSA - 36

106 17 0
                                    

Hari itu tiba...

Tak terasa hampir 4 tahun ia mengenyam pendidikan di kampusnya itu, Haidar akhirnya berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Sidang skripsinya telah usai 10 menit berlalu. Senyum manisnya terus mengembang sejak dosen penguji mengatakan ia lulus dari universitasnya

"Weh, Dar. Selamat ya"

Leo. Pemuda semampai itu berdiri dari duduknya dan merangkul bahu Haidar yang baru saja keluar dari ruang sidang

"Ngapain selamat selamat?"

"Lo ga jadi lulus emang? Alham-"

Plak

Tamparan manis Leon dapatkan
"Sakit woy!"

"Iya, gw lulus. Syirik kan lu"

"Syirik tanda tak mampu. Tapi ya emang syirik gw liat lu lulus duluan"

Haidar terkekeh
"Dah, yok. Gw traktir di cafenya om Joni"

"Nyari murah ya?" Bisa Leon

"Iya lah"

.

Mereka sampai disana. Leo duduk di kursi paling pojok cafe. Sedangkan Haidar berkutat dengan adonan kue dan berbagai minuman didepannya. Ia yang membuatkan makanan dan minuman khusus untuk sahabat karibnya

"Nih"

"Apa ni?"

"Kotoran ayam. Disini ga ada makanan berat, ya jelas kue lah dodol" sewotnya

Leo terkekeh. Lalu menyesap milkshake yang dibuatkan Haidar
"Btw, Dar"

"Hm?" Ucapnya sembari memijit lehernya yang sedikit pegal. Mungkin efek ia terlalu memforsir diri untuk sidangnya tadi

"Lo ga ada niatan buat berhenti kerja?"

Haidar terdiam
"Kenapa?"

"Nggak. Gini. Mama Lo udah di rumah sekarang. Lo ambil kerja ini buat selingan gabut doang kan? Sekarang mama Lo di rumah, bisa aja beliau nya salah paham. Kaya- Lo kekurangan uang sama apa yang dikasihnya gitu" jelas Leon

Lagi lagi lawan bicaranya terdiam. Menatap puluhan motor dan mobil yang sedang berlalu lalang di jalan raya

"Lo bener"

"Bener? Kalo Lo kurang duwit? Loh, Lo bisa-"

"Gobloknya kelebihan. Lo bener, gw harusnya ga kerja disini lagi"

Leo seakan terbang dari duduknya melihat reaksi Haidar yang sesuai ekspektasinya
"Kapan Lo keluar?"

"Ga tau. Bukan Minggu ini. Ini masih awal bulan. Nanti aja kali ya abis gajian"

"Maruk Lo sama paman sendiri" cercanya

Haidar terkekeh. Tak berselang lama, ia memegangi pelipisnya. Mengerang kesakitan di tengah keramaian. Ia menahan rasa sakitnya itu

"Dar?" Leo yang melihat itu lantas berdiri dan mengguncang bahu temannya

"S-sakit"

"Hah? L-lo udah minum obat? Udah sarapan?"

"Obatnya abis"

Leo menepuk jidatnya sendiri
"Gila Lo. Ga ada penolakan. Mumpung belum banyak pengunjung kita ke rumah sakit"

Haidar hanya mampu mengangguk. Sampai Leo merangkul dirinya untuk ke dalam mobil pemuda itu, yang ia lakukan hanya terus memegangi kepalanya yang semakin berdenyut sakit

"Sakit... G-gw ga kuat" gumamnya di kursi penumpang

"Ga usah gitu Lo! Gw ngebut ke rumah sakitnya!"

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang