Wisuda...
Suasana ramai nan meriah menghiasi berbagai sudut ruangan kampus yang akan digunakan para mahasiswa untuk melakukan acara wisuda
Haidar
Sosok itu sudah rapi dengan kemeja biru muda, dan celana bahan hitam, luarannya memakai baju khas wisuda berwarna hitam, dan topi toga kebanggaannya
"Aa' selamat ya" Hana memeluk erat Haidar yang berdiri di sampingnya
Nilai cumlaude dengan IPK 3,98 berhasil ia capai. Tak sia sia usahanya begadang semalam suntuk untuk mengerjakan berbagai lembar skripsi akhir tahunnya
"Makasih ya"
Tak banyak yang datang disana. Hanya Hana dan Joy. Masih belum ada kabar bagaimana kepulangan Baekhyun dari pekerjaannya
"Dar!"
Ia menoleh, sosok gadis anggun berbalut kebaya brokat berwarna peach berhijab yang memakai pakaian wisuda yang sama dengan yang ia pakai, berjalan cepat kearahnya. Syafa
Keduanya berjabat tangan
"Selamat ya" ucapnyaHaidar terkekeh
"Iya. Selamat juga. Hebat banget IPK nya 4.0""Wah? Beneran 4.0?" Tanya Joy sedikit terkejut
Syafa menunduk
"Iya Tante. Alhamdulillah""Wahh, hebat kamu, nak" Joy merengkuh tubuh Syafa
Melihat itu hati Haidar terenyuh. Teringat jika sosok muda didepannya ini sudah tidak memiliki seorang ibu di kehidupannya
Tak lama ia rasakan lengannya di guncang perlahan oleh Hana
"Seneng ya liatnya?"Haidar memicing sinis
"Apaan sih""Oh iya, bokap Lo ga kesini?" Tanya Haidar
"Ada tadi. Sekarang udah pulang. Ada urusan katanya" jawab Syafar
Haidar mengangguk
"Ke toilet dulu, ma. Tunggu disini aja"Haidar melengang. Menuju salah satu bilik toilet terdekat dari ruangan tadi. Ia menatap dirinya di cermin besar itu
"Lo udah lulus, Dar. Abis ini Lo mau berobat kan? Ikut katanya kak Davi"
Dari pantulan cermin ia melihat sosok Leo berdiri bersidekap dada di belakang tubuhnya
"Kenapa harus?"
"Lo mau mati?"
"Hidup gw juga ga lama lagi. Tujuan gw buat lulus dari kampus selesai. Tinggal gw cari mantu buat mama" ia terkekeh. Meski terdengar amat terpaksa di telinga Leo
"Ya udah. Lagipula yang tau kalo Lo sakit cuma gw sama kak Davi. Syafa cuma tau penyakit lo yang dulu aja"
"Penyakit gw ga segampang Lo ngobatin idung lo yang pilek ya"
"Tau. Udah, tugas Lo sekarang cuma usaha buat balik sembuh lagi. Ga ada penolakan, sama sekali nggak" tegas Leo
Haidar mendengus
"Duit darimana? Ga mungkin gw minta mama papa""Kak Davi ngasih Lo pengobatan gratis, Dar. Lo bisa pake itu. Masalah nanti kalo Lo jadi ikut pengobatan, gw bantu izin ke Tante Joy. Mungkin kita liburan, atau apa. Seenggaknya sampai Lo bisa balik kaya dulu lagi"
Haidar menatap netra itu lekat lekat. Tak mendapatkan keraguan dari tatapan mata sang sahabat. Ia merangkul tubuh kecil Leo
"Thanks"
"Sama sa- DAR! HAIDAR! BANGUN LO! DAR!"
Leo panik bukan kepalang. Tubuh Haidar melemas diperlukannya. Beruntung lantai toilet masih kering, jadi terpaksa ia meletakkan tubuh itu di lantai toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)
Teen FictionSemesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan fajar Seperti Semesta yang membuat kesedihan menjadi kebahagiaan Seperti Semesta yang menjelma men...