ANSA - 15

112 16 0
                                    

Hening menyergap ke segala penjuru. Meninggalkan kesan dingin dan sunyi di sekitarnya. Hawa dingin yang ikut membaur semakin membekukan keadaan. Ditambah penghuninya yang tak bergerak banyak dan memilih berdiam diri

Sungguh, jika ini bukan rumah milik neneknya, Rasky sudah pasti akan pergi dan memilih tinggal di apartemen miliknya. Hidup sedikit bebas disana tak terpaku pada aturan ketat rumahan

"Selamat malam nyonya besar, ada tamu di luar"

Ucapan seorang bodyguard dengan setelan hitam setidaknya menjadi salah satu objek atensi si wanita lanjut usia itu

"Suruh masuk. Dan kamu Rasky, ajak mama kamu ke bawah. Suruh dia berhenti memikirkan suaminya, sudah jelas jika ia hanya ditinggal pergi untuk bekerja" ucap nenek dengan nada tak terbantahkan

Sejak tadi Rasky yang hanya mampu mengalihkan atensinya pada seonggok benda tipis segenggaman ya kini beranjak pelan ke arah kamar Wina

"Ma, tamunya dateng, ma" panggil Rasky

Tak ada sahutan. Ia mencoba mengetuk pintu kamar lagi
"Ma, mama. Nenek nyuruh mama ke bawah"

Masih tak ada sahutan. Namun Rasky mendengar suara air gemericik dari dalam. Ia pikir ibunya sedang ada di kamar mandi. Ia memutar kenop pintu, dan berjalan masuk

"M-"

"Loh, Rasky? Kenapa? Ada sesuatu?"

Bukannya menjawab, Rasky justru menelisik tiap inchi wajah Wina yang kini basah karena air
"Mama kenapa?"

Tangan kurusnya bergerak mengusap pipi basah Wina, namun diraih oleh tangan sang mama
"Ga papa, tadi mama abis bersihin atas lemari, terus banyak debunya. Mata mama kelilipan debu"

Rasky menoleh ke arah sudut kamar yang agak kotor. Berdekatan dengan lemari pakaian yang nampak masih menerbangkan butiran debu

"Udah pake obat tetes mata?"

"Udah kok. Tadi kenapa manggil?"

"Ohh, itu. Nenek manggil"

Sangat tidak mungkin jika Rasky turut mengatakan apa yang neneknya katakan tadi

"Rasky"

"Hm?"

"Kamu bisa nolak ini, nak"

Rasky menoleh ke arah Wina
"Dari dulu juga Rasky ga pernah Nerima ini, ma"

Rasky dan Wina perlahan turun ke lantai bawah. Rasky yang melanjutkan langkahnya ke arah ruang tamu, berbeda dengan Wina yang justru ke dapur mengambil beberapa camilan

"Maaf, saya baru datang" ucap Rasky yang memilih menjatuhkan atensinya pada ubin marmer rumahnya

"Wahh, Rasky?! Ga papa, kok. Aku sama papi juga baru dateng"

Sosok wanita dengan penampilan modis, baju ketat seperti akan berkunjung ke bar, rambut yang tergerai sepunggung, dan tak lupa sebuah riasan wajah yang mungkin sangat berlebihan bagi Rasky. Mengingat jarak umur mereka yang tak jauh membuat sosok itu nampak sedikit tua

Dia Sandra Alexa

"Ga papa, nak. Bener kata Sandra, kita juga baru dateng" ucap sosok pria paruh baya di samping Sandra. Sam Alexander

"Hmm, iya, om" ucapnya sembari duduk di samping neneknya

"Rasky, kamu sudah kenal dengan dia bukan?" Tanya nenek

Rasky mengangguk sekilas
"CEO Al Company"

Pria paruh baya itu tergelak
"Apa apaan kamu ini. Papa kamu juga CEO, keluarga kita ada di level yang sama. Jangan terlalu menghormatimu begitu"

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang