ANSA - 42

118 16 3
                                    

Tak pernah dibayangkan, jika ia akan menurutku perintah - mungkin keinginan - dari kedua orang tuanya dengan tidak terpaksa

Oh, mungkin terpaksa. Tapi, jika sang mama susah menyetujui apa yang dikatakan oleh kepala keluarga itu, bukannya ia harus juga menyetujuinya?

Rasky pusing

Sejak pagi ia sudah rapi dengan setelan jas casual nya. Turtle neck hitam juga ia gunakan dengan rapih. Sejak tadi pagi pula ia sudah dibuat pusing dengan kedua orang tuanya yang nampak bersemangat dengan agenda hari ini, padahal ia sendiri seperti boneka yang digerakkan. Hanya iya dan iya. Kantor libut. Padahal bukan hari weekend. Pekerjaannya mendadak bilang setelah ia memberikan laptopnya pada staff kantornya

Seakan hari ini dibuat untuk ia gunakan bermalas malasan. Tapi tidak, ah entahlah-

"Ayo, sayang. Kamu udah siap kan?" Anak Wina

Rasky hanya mengangguk kecil
"Mama seneng banget?"

"Iya dong. Kamu percaya sama mama, kan?"

"Percaya kok"

Wina tersenyum. Menarik sedikit lengan Rasky afar mengikuti langkahnya
"Bagus. Semoga kamu suka ya sama dia"

"Mmmmm"

"Papa harap kamu bisa liat dari sudut pandang mana papa cariin calon istri buat kamu. Papa rasa kamu suka" sela Chandra. Menambah rasa berdebar yang ia rasakan

.

Rumah megan itu mini nampak dipenglihatannya. Warna putih mendominasi. Dengan kursi tan dibawah pool yang Rasky sendiri tidak yakin itu phone apa

Ia masih terdiam. Bahkan ia tak sadar jika sang than rumah sudah mempersilahkan mereka mask. Pikirannya terlaku kalut untuk saat ini

"Rasky, duduk. Kenapa berdiri?"

Rasky terkejut. Ia bersikap professional, dan duduk do delay Chandra. Tandai, ini sebuah keharusan. Ia tak mungkin memperlihatan pernah dingin antara ia dan sang papa

"Sudah lama datangnya?"

Pria paruh baya itu dayang dari balik kursi yang mereka duduk. Bersama sekarang anak harus disampingnya

"Su-"

"Naya?"

Hening

Tak ada suara yang mereka keluarkan. Rasky berdiri dari duduknya, sedikit terkejut dengan sosok yang berdiri disamping sang ayah

"Siapa?" Tanyanya ragu ragu

Melihat situasi yang tidak mengenakkan, Wina menarik tangan Rasky untuk duduk kembali
"Emma, maafin Rasky ya, nak. Anak nya kaget"

Tak dipungkiri Naya juga terkejut mendengar penuturan Wina
"M-mas Rasky temennya Evan Evin?"

"Loh, kalian udah saling kenal?" Tanya Luthfi sembari mendudukkan Naya disampingnya

"Evan Evin kalo kesini seeing cerita, pa" jelas ya. Luthfi mengangguk

Chandra terkekeh
"Ga nyangka. Kalian udah kenal aja ternyata. Naya, kenalin, ini om Chandra, papa ya Rasky"

"Tante mamanya Rasky, panggil tante Wina ya"

Naya mengangguk kecil
"Iya, om, tante"

Melihat perbincangan kecil itu, sedikit hati Rasky menghangat, selebihnya- bahkan ia sebenarnya tidak menikmati acara pertemuan ini. Entah kenapa tuba tuba ia terpikirkan olehsalah satu sahabat ya, Haidar

"Kamu cantik ya" Puji Wina

Wina yang sejak dulu menginginkan anak perempuan kerasa sangat sangat bersyukur menemukan sosok Naya disini

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang