Bismillahirrahmanirrahim
[Jika cerita ini hanya akan melalaikan lebih baik tinggalkan]
Tandai typo dan ingatkan jika terdapat kesalahan✧
by Kasyafani14
•••
Samudera.
Lautan biru yang luas membentang, seolah tak berujung sejauh mata memandang.
Tenang, namun menyimpan penuh misteri di kedalamannya yang belum dapat diperkirakan.
Terkadang ia juga bisa berbahaya dan mengerikan, menelan korban.
Pemandangan elok yang semula damai seketika berubah menjadi ganas dan mematikan.
Tak seperti biasa, langit senja yang indah dengan warna jingga kemerahan, kini menyimpan gumpalan awan tebal.
Gemuruh petir terlihat membelah lapisan trofosfer, angin kencang, serta gelombang air laut yang semakin meninggi dan pasang.
Seiring dengan rinai hujan yang perlahan mulai berjatuhan, menandakan sebentar lagi akan datangnya badai.
Tubuh yang biasanya gagah itu kini terlihat lemah tak berdaya. Terombang-ambing begitu saja di lautan lepas dengan puing-puing pesawat yang tak terbentuk lagi rupanya, serta beberapa raga yang mungkin sudah tak bernyawa.
Manik mata berwarna cokelat terang miliknya menatap nanar angkasa yang hitam mencekam, menyiratkan rasa penyesalan yang amat mendalam.
Ia terikat akan sebuah janji.
Janji untuk pulang.
Sebuah janji yang seharusnya bukan berakhir di sini.
Janji yang akan membawanya kembali untuk membayar semua perasaan rindunya yang tak terkira.
Akan aroma rumah.
Cinta.
Kelembutan.
Kehangatan.
Kasih sayang.
Senyuman.
Serta wajah ayu nan teduh dari malaikat tak bersayap yang ia panggil dengan sebutan 'Bunda'.
Rumah yang selalu dibalut oleh kerinduan dan penantian. Embusan cinta dan ketulusan dari wanita istimewa yang ikut menantikan kepulangannya, nun jauh di sana.
Masih terbayang jelas di kepalanya, bagaimana tangisan dari sosok wanita itu melepaskan kepergiannya dengan begitu berat, kemudian ia tenangkan, dengan usapan lembut dan sebuah dekapan yang menghangatkan.
Bibirnya kala itu dengan mudah mengutarakan sebuah janji. Berucap bahwa ia akan segera kembali dan merengkuh dengan erat sang kekasih.
Air matanya tanpa sadar kembali menetes perlahan, bercampur dengan air laut dan tetesan hujan.
Ia ingin pulang.
Namun, baru saja ia tersadar akan di mana tempat berpulang sebenarnya bagi setiap mahluk yang bernyawa.
Apa mungkin harus berakhir di sini?
Janji itu terpenuhi dan ia akan segera kembali?
Perasaannya kini campur aduk.
Memori-memori itu terus terbayang memenuhi ruang kepala, layaknya tengah menonton selintas peristiwa kehidupan yang pernah ia alami tepat di depan mata.
Semuanya terangkum secara sekilas dan tertata rapi. Sejak ia masih kecil sampai kini. Bayangan wajah ayu sang Bunda yang tersenyum ke arahnya perlahan menjauh dan menghilang. Berganti dengan tangisan lirih seorang wanita yang pecah, mengiringi kepergiannya.
Sekali lagi bibirnya bergetar, berusaha mengucapkan sepatah kata, 'maaf'.
Teruntuk sang Bunda dan sosok wanita istimewa yang masih setia menantikan kepulangannya di sana. Ia berharap agar mereka akan senantiasa berada dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan yang Maha Kekal dan Maha Berkuasa.
Setelah ini, mungkin ia akan segera pulang ke pangkuan-Nya, ke pangkuan Sang Maha Merajai, yang hanya kepada-Nyalah tempat setiap makhluk akan kembali.
"Ma... maaf..."
BOOOOMMMMM!!!!!
Ledakan hebat dari pesawat yang baru saja menghantam lautan itu mengguncang udara sekali lagi.
Tubuh lemah dan tak berdaya itu kembali terpental jauh untuk kedua kalinya, perlahan-lahan ikut tenggelam, ditelan dalamnya lautan, bersama beberapa badan pesawat lainnya yang akan menjadi karam.
Ia pulang.
_______________
[Alur mundur]
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Promise (End)
Novela JuvenilNadhira masih mengingat jelas saat prajuritnya itu pamit pergi, berjanji akan segera pulang setelah menunaikan panggilan Ibu Pertiwi. Namun, satu hal yang selalu mengganjal dibenak Nadhira, ia tidak menanyakan lebih jauh, dimana letak rumah pulang s...