Bram sedang berkutat dengan beberapa dokumen yang harus di selesaikan nya hari ini, tiba-tiba pintu di ketuk.
Tok tok
"Masuk"
"Hai" ucap Sofia, yang mengetuk pintu adalah Sofia.
"Aku tidak melihat sekretaris mu jadi aku ketuk saja pintuku. Kau sedang sibuk?" Tanya Sofia sambil berjalan ke arah sofa.
"Iya ada beberapa dokumen yang harus di selesaikan." Bram berbicara sambil tangan sibuk mengirimkan SMS pada Nino untuk segera datang ke ruangannya.
Bram masih ingat wejengan sang istri semalam dan sebagai suami dia harus menaati nya.
"Tuan" Nino datang dan berdiri di samping tuannya.
"Ck duduklah" Bram mengisyaratkan Nino untuk duduk di depannya.
"Bram ini hampir siang, ayo kita makan siang bersama lagi" ucap Sofia.
"Ah aku.." belum sempat Bram menjawab pintu ruangan terbuka menampilkan wanita cantik pelipur lara.
"Mas aku gak liat Nino di kursinya, ke mana dia" tanya Arini. Arini belum sadar kalau di ruangannya ada Nino dan seorang wanita.
"Eh... Ternyata kau di sini" ucap Arini kaget melihat Nino sedang di ruangan suaminya.
Kemudian tatapan Arini jatuh pada wanita yang sedang duduk di sofa dengan dress ketat. Dia ingat wanita ini yang bersama suaminya kemarin.
Tapi melihat adanya Nino di ruangan suaminya dia tau kalau Bram mendengarkan dan menjalankan wejangannya semalam.
"Sayang kau datang, kemarilah" ucap Bram.
"Iya mau ajak mas makan siang di luar, Nino kau ikutlah aku mengajak Marko juga" ucap Arini setelah melepas pelukan dari sang suami.
"Baik nona".
"Bram aku yang mengajak mu makan siang duluan" tegas Sofia dengan mata terus menyelidik pada Arini.
"Maaf Sofia aku akan makan dengan istriku" ucapan Bram mengagetkan Sofia.
"I..istri? Kau sudah menikah?" Tanya Sofia dengan mata terluka.
"Iya hampir dua tahun kami menikah"
"Tapi kenapa aku tidak tau?" Tanya Sofia dengan tangan terkepal.
"Aku memang hanya mengundang keluarga besar saja".
"Kalau kau mau, kita bisa makan bersama ayo" ajak Arini.
Mereka semua pergi makan bersama, tentunya Sofia ikut. Wanita itu masih shock sehingga tidak bisa menolak ajakan Arini, lidahnya terasa kelu.
Saat ini mereka semua sudah berada di restoran.
"Marko...kau " belum sempat Arini menyelesaikan bicaranya Marko sudah menyela terlebih dahulu. Tau akan apa yang dikatakan nona nya.
"Sudah nona. Mereka ada di belakang anda" ucap Marko.
Arini melihat ke belakangnya ternyata benar para bodyguardnya sedang duduk menunggu pesanan.
"Kau yang terbaik"
"Saya selalu ingat kebiasaan anda nona" ucap Marko.
Bram merasa bangga memiliki Arini. Arini sangat baik bahkan pada bawahannya. Pantas saja saat Bram memilih bodyguard untuk istrinya di markas, mereka yang terpilih bersorak senang ternyata karena ini.
Cup
Bram mengecup singkat bibir istrinya dan itu terlihat menyakitkan bagi Sofia.
"Tambah cinta deh" ujar Bram sambil mengelus kepala Arini.
Makanan datang dan mereka menyantap nya sambil berbicara.
"Oh sayang ini Sofia temanku, yang ku ceritakan tadi malam padamu".
"Oh, saya Arini" ucap Arini sambil tersenyum pada Sofia.
"Aku tidak tau kalau Bram sudah menikah" ucap Sofia dengan senyum terpaksa.
"Hampir dua tahun kami menikah"
"Kalian sudah punya anak?" Tanya Sofia.
Pertanyaan Sofia membuat Arini sedih, sampai saat ini dia belum hamil padahal dia dan Bram sering melakukannya.
"Aku masih mau menikmati waktu berdua dengan istriku, kalau sudah punya anak pasti aku akan dikucilkan" ucap Bram menjawab pertanyaan Sofia dengan tegas.
"Oh baguslah, karena memang kalian masih muda jadi tidak perlu terlalu cepat untuk memiliki anak." ucap Sofia dengan senang. Sofia berpikir dia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Bram, selagi tidak ada anak di antara Bram dan Arini maka rencananya akan berjalan mulus.
Tapi tanpa di sadari Arini menyadari gelagat aneh dari Sofia, dia sadar kalau Sofia menyukai suaminya. Dan hal itu pun di sadari juga oleh Marko.
"Sayang aaa" Bram menyodorkan makanannya pada Arini.
Mereka saling menyuapi satu sama lain.
Sofia berusaha menahan rasa cemburunya melihat betapa romantisnya pasangan di hadapannya.
Lihat saja sebentar lagi aku akan mendapatkan mu Bram.
💮💮💮💮💮

KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomansaArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...