BAB 45

4.9K 112 1
                                    

2 bulan kemudian

Arini menatap dua remaja kembar berbeda jenis kelamin yang masih menggunakan seragam putih abu-abu itu berada di depan rumahnya.

Mereka adalah Arya dan Rana, anak dari tetangga Arini yang bernama Alexander dan Nirmala. Arini biasa memanggil mereka Daddy dan mommy.

"Hehe kak Arini, mau numpang makan siang dong" ucap rana sambil tersenyum.

"Kalian pulang sekolah bukannya langsung pulang malah mampir di rumah kakak" ucap Arini sambil mengelus perutnya yang buncit.

"Nah itu dia kak, kita emang udah pulang di rumah tapi Daddy malah usir kita. Katanya gini sana ngungsi dulu di rumah kakak kalian, Daddy mau kelonan sama mommy kalian huss huss cepat pergi. Ck gak tau aja kita capek dari pulang sekolah eh nyampe di rumah malah di usir" ucap Arya dengan kesal.

Arini terkekeh mendengar cerita Arya yang di usir oleh ayah kandungnya sendiri.

"Teraniaya banget kita jadi anaknya Daddy, bukan sekali atau dua kali kita di usir tapi hampir tiap hari astaga. Ck apa salahku Ya Allah sampai punya Daddy seperti itu maafkanlah dosa Daddy yang telah tega mengusir anaknya sendiri" ucap Rana dengan muka melas dan kedua tangan menengadah ke atas.

"Amin Ya Allah" ucap Arya.

"Haha awas loh nanti Daddy kalian denger kalian doa seperti itu uang jajan kalian di potong lagi" ucap Arini sembari berjalan menyiapkan makanan untuk kedua anak kembar itu.

"Tenang aja kan ada mommy, Daddy kan anak buah mommy sama seperti kita jadi Daddy gak akan potong uang jajan kami kalau gak di ACC mommy" ucap Rana sambil mengisi nasi di piringnya.

"Iya Daddy gak mungkin ngelawan atasannya, sedangkan mommy pasti bela kita berdua hahaha"

"Kalian ini ada-ada saja"

Arini memang dekat dengan keluarga Alexander bukan hanya karena rumah mereka bersebelahan tapi juga karena Nirmala dan Alex sudah menganggap Arini seperti putri mereka.

"Aku mau mandi dulu" ucap Rana berlalu masuk ke kamarnya yang berada di rumah Arini setelah mencuci piring bekas makannya.

"Baju yang kemarin kamu cuci udah kering tapi belum kakak lipat, masih ada di keranjang" ucap Arini menunjuk keranjang pakaian dekat ruang tamu.

"Nanti biar aku aja yang lipat semuanya kak, kakak istirahat aja"

Arini mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Bersyukur karena kedua anak kembar itu selalu membantunya.

Rana dan Arya memang sering menginap di rumah Arini bahkan mereka berdua memiliki kamar sendiri jika menginap di rumah Arini.

Hal itu dikarenakan Alexander yang sering mengusir mereka.  jadi mereka memutuskan untuk membawa sebagian pakaian dan seragam sekolah mereka ke rumah Arini, mewanti-wanti jika suatu saat mereka terusir lagi maka mereka tidak perlu bingung dengan pakaian atau seragam sekolahnya karena sudah tersedia di rumah Arini.

Arini pun tidak masalah bahkan saat tau Arya dan Rana yang akan menjadikan rumahnya sebagai rumah kedua mereka, Arini membersihkan semua kamar kosong yang berada di rumahnya.

Rumah Arini memang memiliki 4 kamar dengan halaman yang luas juga beberapa tanaman hias, dan ada pohon mangga juga jeruk.

Sedangkan Alexander dan Nirmala juga setuju-setuju saja karena jika kedua anak mereka tinggal di rumah Arini, otomatis Arini tidak sendirian mengingat kandungan Arini yang sudah membesar akan bahaya jika tinggal seorang diri.

Bahkan Arya dan Rana lebih sering tinggal di rumah Arini di banding rumah mereka.

"Gak kebayang sih kak seandainya gak ada kakak mungkin kita bakal jadi gelandangan di jalanan gara-gara Daddy" cibir Arya sambil memainkan PlayStation miliknya yang dia simpan di rumah Arini.

"Daddy tuh terlalu nafsuan sama mommy, jadi kita di usir terus dari rumah" ujar Rana mengambil duduk di sebelah Arini.

"Ponakan onty gimana kabarnya? Gak rewelkan selama onty sekolah".

"Enggak rewel kok onty, cuman sekarang kepengen makan mangga" ucap Arini dengan suara seperti anak kecil.

"Oh mau mangga toh. Tunggu ya uncle ganti baju dulu baru ambil mangga buat kamu" ucap Arya yang menyudahi bermain PlayStation nya dan mengelus perut Arini sembari mengecup perut buncit tersebut.

Arya berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian sedangkan Rana ke dapur untuk mengambil wadah juga pisau.

"Woy yang di sana itu udah Mateng" Rana berteriak pada Arya yang di atas pohon.

"Iya sabar dong" jawab Arya dengan kesal menatap kembarannya di bawah sana.

"Pohon mangga kak Arini buahnya lebat mana udah pada Mateng lagi, sisa nunggu buah jeruk nih" ucap Rana

Arini tersenyum sambil melihat Arya yang sedang berusaha mengambil mangga yang ditunjukan oleh Rana.

"Wih enak sekali sore-sore makan mangga ya"

Arini dan Rana menoleh melihat kedatangan alexander dengan kaos hitam polos juga celana pendek.

"Kak orang jahat dateng" teriak rana pada arya yang sedang mengambil mangga.

"Heh orang jahat apaan, daddy kalian ini. Sembarang aja" ucap alex sembari memukul kepala putrinya.

"Gak ada seorang ayah yang tega mengusir anaknya sendiri" teriak arya dari atas pohon.

"Iya bener kata kak arya, untung ada kak arini kalau enggak mungkin kami udah jadi gelandangan" ucap rana menatap sinis sang ayah.

Sedangkan yang di tatap hanya menyengir dan terkekeh mendengar keluh kesah kedua anaknya.

"Maaf deh, daddy selalu gak tahan kalau liat mommy kalian"

"Itu karena daddy mesum" ucap rana.

Arini tertawa melihat pertengkaran anak dan ayah itu, tiba-tiba nirmala datang dan duduk di samping arini.

"Loh sayang aku kira kamu tidur? Emang kamu gak capek?" Tanya alex

"Apaan sih mas, aku masih kesel yah sama kamu" jawab nirmala

"Kamu belum puas? Okelah nanti malam mas akan memuaskanmu lagi" ucap alex mengedipkan sebelah matanya pada nirmala.

"Ka..kamu ish" nirmala memalingkan wajahnya yang memerah malu karena ucapan suaminya yang vulgar.

"Kak aku nginep di sini daripada tengah malam aku di usir lebih baik aku ngungsi duluan"

Perkataan rana membuat semua orang tertawa kecuali nirmala yang merasa malu karena ucapan anak gadisnya itu.


💮💮💮

AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang