Bram mengelus perut buncit sang istri sesekali menciumnya, Entah berapa lama mereka bercinta yang jelas Bram merasa senang. Arini yang merasa terusik membuka matanya.
"Engh...mas.."
"Ya sayang. gimana perasaanmu baik-baik saja?" Tanya Bram sembari merapikan anak rambut sang istri.
"Iya baik"
"Syukurlah mas hanya takut menyakitimu dengan aktivitas bercinta kita tadi".
plak
"aww... sakit sayang"
"Jangan bicara vulgar ada baby tau"
"hehe. maaf yah baby. Baby okay kan?" Arini mengelus rambut sang suami yang sedang asyik berbicara dengan bayi mereka.
Duk
"Dia menendang sayang" ucap Bram dengan antusias.
"Itu artinya dia baik-baik saja mas"
Hati Arini menghangat melihat Bram menciumi perutnya bahkan kembali mengajak bicara anak mereka dan di tanggapi dengan tendangan ringan dari dalam perutnya. Mungkin anaknya senang di mendengar coletahan papanya.
Cup
"Menggemaskan. sehat-sehat yah babynya papa dan mama. Jadi gak sabar liat baby "
"Sepertinya baby senang di ajak bicara dengan papanya, dia seperti merespon ucapanmu melalui tendangannya"
"Tentu saja baby senang, mas kan papanya. Apakah sakit saat baby menendang?" Tanya bram dengan muka cemas.
"Hm sedikit tapi aku menyukainya itu berarti baby merespon kita"
Cup
Bram mengecup sekilas bibir Arini lalu memeluk erat sang istri. Ternyata menjadi calon ayah sangat menyenangkan banyak hal-hal baru yang dia dapatkan.
"Sudah jam 2 siang, aku akan menyiapkan makan siang dulu"
"Tidak usah sayang, kamu istirahat saja. kita pesan makan saja yah"
"Baiklah. hm mungkin ayam bakar madu enak deh mas kita pesan itu saja"
"Oh jadi baby sedang ingin makan itu baiklah"
"Maaf yah karena mas merindukanmu jadi tak bisa berhenti. Mas hanya ingin melakukannya lagi dan lagi. Mas benar-benar tak tahan apalagi dengan keadaanmu yang sedang mengandung. Hm tambah seksi" bisik Bram di akhir kalimatnya.
"Tidak apa mas lagian aku suka kok" cicit Arini dengan muka memerah.
Bram terkekeh melihat ekspresi istrinya
"Nanti malam lagi yah, mas masih pengen" ucap Bram dengan muka memelas.
"Jangan lama-lama loh mas"
"Sip istriku"
Disaat bersamaan Bara datang dengan membawa beberapa makanan, saat dirinya turun dari mobil dahinya berkerut bingung melihat sepasang remaja berbeda kelamin sedang berbaring lebih tepatnya tidur di kursi panjang yang berada di teras. Dia ingat mereka ini anak dari Alexander rekan bisnisnya tepatnya tetangga Arini.
Bara mengguncang badan remaja laki-laki di depannya. Arya yang merasa terganggu perlahan membuka matanya dan pandangannya terkunci menatap pria yang berada di depannya.
"Kenapa tidak masuk?" tanya Bara dingin
"Ck pintunya di kunci dari dalam. lagian sepertinya kak Arini sedang melepas rindu dengan suaminya" jawab Arya dengan muka memerah. Oh Bara mengerti pasti saat dirinya pergi tadi Bram melancarkan aksinya.
"hei bangun, Rana bangun"
"engh... iya ck badanku pegal-pegal "
Rana terpaku melihat pria dewasa di depannya dia ingat pria ini merupakan kakak ipar dari kak Arini.
Kapan dia datang?
Seakan mengerti tatapan Rana, Arya menjawab " Om ini baru datang dan membangunkanku"
Ceklek
"Astaga apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Bram saat melihat si kembar dan Sepupunya di teras.
"Kau bercinta sangat lama jadi mereka menunggu di sini" ucap Bara dengan wajah datarnya sedangkan Bram terkekeh geli mendengar ucapan Bara.
"Maklumi saja aku baru buka puasa jadi lupa waktu"
"Astaga apa mereka tidak sadar masih ada anak kecil di sini" ucap Rana.
"Ayo masuklah"
Arini yang baru keluar kamar kaget melihat kedatangan si kembar dan Bara.
"Kak Arini benar-benar jahat. pintu rumah pake d kunci segala kan kita gak bisa masuk" cerocos Rana.
"Aku membawakan makanan untuk kita" Ucap Bara dengan lembut.
"Makasih bang" ucap Arini
"Heh kalian berdua kenapa tidak pulang saja di rumah kalian" tanya Bram
"Kita udah pulang om tapi yah begitulah seperti biasa" ucap Arya sambil menyomot kentang goreng yang di bawa Bara.
"Terusir lagi? Kasian sekali"
Mereka semua makan dengan lahap tapi tidak untuk Rana. Dia merasa tak nyaman karena di tatap begitu intens oleh Bara. Sedangkan Bram menyeringai melihat sepupunya yang menatap Rana.
Malam telah tiba kembar dan Arini sudah masuk di kamar masing-masing sedangkan Bara dan Bram masih di ruang tamu untuk mengobrol sejenak.
" Baiklah aku masuk duluan bang. Hoam..." ucap Bram sambil berpura-pura menguap.
"Masih jam 10. Huh bilang saja kau mau minta jatah pada istrimu"
"Kau benar hahaha"
Setelah mengatakan itu Bram masuk ke kamar Arini sedangkan Bara memilih untuk ke dapur untuk membuat minum. Saat di dapur dia menyeringai mendapati Rana yang sedang minum kemudian mendekatinya.
"Astaga"
Rana terkejut saat membalikkan badannya ternyata ada Bara, belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya dirinya di buat berdebar mendengar suara berat dari pria di depannya.
"Buatkan saya kopi. Cepat"
"Huh? ba..baiklah"
Rana segera membuat kopi dengan cepat dirinya merasa tidak nyaman berduaan di satu tempat dengan Bara. Sedangkan Bara tak melepaskan pandangannya dari Rana.
"I..ini om" Setelah Rana menyodorkan kopinya, dia berbegas pergi tanpa melihat Bara.
"Hm menggemaskan"
Sedangkan di lain sisi Bram dan Arini sedang memadu kasih.
"Ahhh...mass..emh..enak"
"Ouh sayang...kau tambah nikmat ahh..."
"Ouh mass...aku gak kuat ahh..."
"ahh...bersama sayang ouh..ahh.. sayang ahhh..."
Bram meneguk ludahnya kasar saat melihat istrinya yang terengah-engah dengan keringat di sekujur tubuhnya berada di bawah kuasanya ditambah dengan perut buncitnya.
"Sayang mas mau lagi"
Belum sempat Arini berbicara Bram sudah menggerakkan badannya naik turun.
"Ahh..mass..aku mau di atas ahh.."
Mereka berganti posisi Arini di atas mengendalikan permainan yang semakin memanas, Bram yang melihat permainan istrinya di buat belingsatan melihat payudara Arini yang bergoyang mengikuti genjotan sang istri. Lalu di remasnya kedua payudara besar itu, sebelah tangannya memegang pinggang sang istri.
Setelah beberapa menit mereka mencapai klimaks dan Bram segera membaringkan sang istri yang terlihat kelelahan.
"I love you" Bram menciumi wajah Arini kemudian memeluk erat tubuh itu.
🌸🌸🌸🌸
Maaf yah update-nya lama banget saya usahakan bakalan cepat up🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomanceArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...