BAB 39

3.8K 101 0
                                    

Di tempat lain sepasang suami istri sedang asyik menonton hingga sebuah berita malam menarik perhatian mereka. Mereka adalah orang tua Bram.

"Astaga kasian sekali" ucap ibu sambil bersandar di dada sang suami.

"Makanya kita harus berhati-hati kalau berkendara, selalu berdoa juga" terang ayah mengelus rambut istrinya.

Malam ini telah terjadi tabrakan antara mobil truk pengangkut bahan matrial dan Mobil range Rover berwarna putih. Kecelakaan terjadi di duga karena supir truk yang mabuk, sebelum terjadi kecelakaan menurut para saksi mobil truk tersebut melaju dengan kencang dan ugal-ugalan bahkan nyaris menabrak pengemudi roda empat dan pejalan kaki. Korban yang di duga seorang pengusaha terkenal dengan inisial BW dilarikan ke rumah sakit sekitar....

"Bram belum pulang ya, yah?" Tanya ibu yang mulai khawatir.

"Ibu tenang saja ya"

"Tapi mobil itu seperti milik Bram yah, bahkan reporter tadi bilang korbannya inisial BW. Mama takut kalo Bram...."

"Ssst ibu tenang ya jangan panik".

Tring...tring..

"Siapa yah?" Tanya ibu saat melihat hp sang suami yang berbunyi.

"Gak tau, nomor gak dikenal"

"Cepat angkat yah" seru ibu tidak sabaran.

"Halo"

"Halo selamat siang dengan bapak Radit Wijaya?"

"Iya saya sendiri"

"Kami dari kepolisian ingin menyampaikan anak bapak yang bernama Bram Wijaya mengalami kecelakaan dan saat ini sedang di larikan ke rumah sakit".

Jantung Radit berdetak kencang bibirnya kelu dan matanya kosong mendengar putranya kecelakaan.

"Baik pak kami akan ke sana, terima kasih".

Ibu yang semenjak tadi penasaran dan berpikiran yang tidak-tidak dengan cepat menanyakan pada suaminya.

"Ada apa yah? Siapa yang menelfon?"

Ayah menatap sang istri dan menjawab " Dari polisi Bu, praduga ibu benar. Korban kecelakaan di berita tadi itu anak kita, Bram."

Ibu yang mendengar penjelasan suaminya pun terkejut kemudian berteriak histeris menyebut nama Bram.

"Astagfirullah, anakku Bram...Bram...putraku hiks hiks" ayah berusaha menenangkan istrinya yang histeris.

Para pekerja yang mendengar teriakan dari dalam pun segera menuju ke sumber suara, termasuk Nino dan Marko.

"Anakku yah... Kenapa bisa begini Ya Allah" ibu masih menangis histeris di pelukan sang suami.

"Bu. Liat ayah sekarang kita harus ke rumah sakit dan ibu tenang yah, doakan Bram Bu" ucap ayah dengan tegar, tetapi tetap terlihat kedua matanya yang meneteskan air mata.

"Tuan..." Panggil Nino

"Nino siapkan mobil, Bram kecelakaan" perkataan Radit mengejutkan semua orang di rumah.

Semua pekerja terkejut dan berdoa semoga tuan mudanya baik-baik saja.

Nino dan Marko yang mendengar perkataan tuan besarnya pun kaget tapi sedetik kemudian Nino berlari dengan kencang untuk menyiapkan mobil.

Saat ini orang tua Bram juga Nino dan Marko sedang dalam mobil menuju rumah sakit.

"A..Arini yah hubungi dia" ujar ibu yang sudah sedikit tenang.

"Saya sudah menghubungi nona Arini, nyonya" ucap Marko.

"Terima kasih Marko" ucap ayah.

Dia lega karena Marko sudah menghubungi Arini karena Radit tidak yakin akan kuat untuk memberitahukan kabar ini pada Arini.

"Sama-sama tuan, nyonya".

Saat mereka sampai di rumah sakit, mereka berempat di sambut oleh kepolisian.

"Tuan Wijaya" ucap seorang polisi.

"Bagaimana keadaan anak saya" tanya ibu

"Masih di tangani oleh dokter, nyonya. Kami semua turut berduka cita atas kecelakaan putra anda tuan"

"Iya terima kasih".

💮💮💮

AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang