Keesokan harinya arini pergi menemui keluarganya, dia sangat merindukan orang tua dan kakaknya jadi memutuskan untuk mengunjungi mereka. Saat sampai di kediaman orang tuanya dia melihat kakaknya akan pergi.
"Abang mau ke mana?"
"Asataga sejak kapan kau di situ? kau membuatku kaget saja. tumben kemari"
"Abang mau ke mana?" tanya arini kembali.
"Rahasia"
"Ayo masuk ke dalam dulu setelah itu kita jalan-jalan bersama" ajak arini dengan meggandeng paksa tangan sang kakak.
Setelah melepas rindu dengan kedua orang tuanya arini izin pergi bersama sang kakak. Tujuan mereka saat ini adalah bioskop. Sudah lama mereka tidak menonton bersama.
"Wah filmnya bagus yah bang"
"Habis milyaran tuh bikin film seperti itu apalagi genre fantasi" seru sang kakak yang di angguki arini.
"Kita makan dulu bang, aku lapar"
Saat sampai di restoran kenzie heran dengan porsi makan adiknya itu, seperti orang yang sudah tidak makan 2 hari saja.
"Yakin habis? banyak banget loh"
"Yakhin bwang" jawab arini dengan mulut penuh makanan membuat kenzie gemas dan mengacak rambut sang adik.
Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pulang, tetapi di tengah jalan kenzie menerima telfon dari sekretarisnya bahwa ada masalah di kantor dan mengharuskan dia ke kantor. Akhirnya dengan sedikit paksaan kenzie pergi meninggalkan adiknya sendirian.
"Udah sana pergi, nanti aku bisa naik taksi atau minta jemput marko" ucap arini sekali lagi meyakinkan sang kakak.
"huft baiklah, telfon kakak kalau ada apa-apa....cup" kenzie mengecup dahi sang adik kemudian berlalu pergi menuju parkiran.
Saat arini akan melangkah tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.
"Hai" sapa bryan
"Oh hai"
"Sendirian?"
"Tadi sama bang kenzie tapi dia udah balik duluan karena ada urusan di kantor. aku duluan yah"
Arini segera pergi tetapi di tahan oleh bryan
"Biar ku antar"
"Tidak usah bryan"
Arini masih ingat saat terakhir kali di antar oleh bryan, suaminya salah paham. Dia tidak mau suaminya itu salah paham kembali bahkan arini merasa masalahnya dengan sang suami sangat rumit karena sampai detik ini hubungan mereka tidak terbilang baik.
Suaminya seperti enggan menerima penjelasan darinya sehingga masalah rumah tangganya berlarut-larut sampai saat ini.
Arini melangkahkan kakinya tetapi entah mengapa kepalanya sangat pusing dan perutnya seperti di aduk-aduk dengan cepat dia berlari ke arah WC. Bryan yang heran mengikuti langkah arini.
"Huekk... huekk"
Setelah selesai dia keluar dan mendapati bryan yang menunggunya di depan WC.
"Kau pucat, apa kau sakit?" tanya bryan yang khawatir melihat wajah pucat arini.
"Aku tidak apa-apa..ssshh" Arini memegang kepalanya yang berdenyut nyeri dan itu semua di lihat oleh bryan yang menambah kecemasan pria itu.
"Biar kuantar tak ada penolakan"
Arini hanya pasrah karena saat ini dirinya sangat lemas bahkan jalanpun harus di papah oleh bryan.
Apa mungkin arini hamil? kalau benar aku harus memberitahukannya pada sofia
****
Saat ini mereka berdua sudah sampai di depan gerbang rumah Arini.
"Yakin gak mau di antar sampai dalam?" Tanya Bryan.
"Iya gak usah, nanti aku panggil Marko atau yang lainnya saja"
"Okelah"
Bryan membukakan pintu untuk Arini, tetapi saat Arini akan berdiri tiba-tiba rasa pusing menyerangnya membuat tubuhnya oleng dan hampir jatuh untung saja Bryan dengan sigap menahan tubuh Arini.
"Ssshhh...." Arini memegang kepalanya yang berdenyut.
"Kau tak apa?"
"ARINI"
Arini menoleh ternyata suaminya baru pulang kerja spontan Arini mendorong tubuh Bryan darinya.
"Kemari kau. Berani sekali kau berduaan dengan dia"
"Aku bisa jelaskan mas ini gak seperti yang kamu liat"
"Sekarang ikut aku" Bram menarik paksa tangan Arini tanpa memperdulikan ringisan sakit Arini.
"Mas pelan-pelan, auhh sakit mas". Arini berusaha melepaskan genggaman erat tangan Bram darinya.
Bryan yang melihat Arini kesakitan pun menyusul mereka dan menahan tangan Bram "Hey bro jangan kasar dengan wanita, dia kesakitan".
"Dia istriku jadi terserah aku, sekarang pergilah dan jangan pernah menampakan wajahmu di depanku. Cuih"
"Pergilah Bryan" lirih Arini sambil menahan sakit di pergelangan tangannya.
Bram kembali menyeret Arini masuk ke dalam rumah.
💮💮💮💮

KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomansaArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...