Arini mengerjapkan matanya, dia melihat ruangan yang kotor dan kedua tangan dan kakinya di ikat bahkan mulutnya di sumpal.Seingatnya dia sedang d WC dan tiba-tiba ada yang membekapnya setelah itu dia tidak ingat apa-apa.
"Oh nona perebut sudah bangun" Arini menolehkan ke sumber suara.
Dia ingat wanita ini yang bersama suaminya di cafe bulan lalu. Yah dia Nanda.
" Kenapa terkejut? Hahaha. Apa Bram sudah cerita kalau aku mantannya." Ucap Nanda dengan terkekeh.
Arini sadar dirinya sedang di culik dan yang pastinya Nanda menculiknya karena Bram suaminya.
"Mmh, kita tunggu berapa jam lagi yah . Kita tunggu pisauku di asah setelah itu kita bermain-main oke" ujar Nanda meninggalkan Arini sendirian lagi.
Arini yang mendengarnya berusaha melepaskan ikatan di tangannya.
Bram tolong aku .
****
Bram dan sahabatnya sudah sampai di markas dan saat ini mereka sedang di ruangan untuk merencakan penyelamatan Arini.
"Aku setuju tuan, biar aku arahkan yang lainnya" ucap Marko segera berlalu keluar ruangan.
"Terima kasih Reyhan" ucap Bram dengan tulus pada sahabatnya itu.
"Sama-sama" ucap Reyhan dengan singkat.
"Kukira kau tidak khawatir saat mendengar Arini di culik karena tadi kau langsung sibuk bermain ponsel" ucap Niko yang penasaran sedari tadi.
"Aku masih punya hati nurani" ucap singkat Reyhan dengan wajah datarnya.
"Tapi kenapa kau tau titik Arini?" Tanya Bram yang penasaran sedari tadi.
Bram heran kenapa sahabatnya ini tau keberadaan istrinya sedangkan dia saja tidak tau.
"Aku belajar dari pengalaman Bram, kau ingat saat aku memberikan gelang pada Arini sebagai hadiah pernikahan kalian dariku?" Tanya Reyhan dan Bram mengangguk.
"Digelang itu aku memasang alat pelacak, jaga-jaga jika terjadi sesuatu dan bingo istrimu selalu mengenakan gelang itu. Untung saja Arini mengenakannya jadi kita bisa tau titiknya saat ini" terang Reyhan dengan lebar.
Niko dan Aditya bertepuk tangan kagum.
"Smart... smartphone.." ucap Aditya.
"Jenius, bodoh." Ucap Niko menggeplak kepala Aditya.
"Hm aku tidak menyangka hadiahmu sangat berguna saat ini, terima kasih"
" Yang terpenting saat ini kita harus bergerak cepat sebelum Arini kenapa-kenapa."
Semua orang mengangguk.
Dering ponsel Bram berbunyi, dia melihat itu telfon dari ayahnya.
"Halo ayah.... Iya kita sudah tau titik Arini saat ini.... Iya itu semua karena gelang pemberian Reyhan pada Arini sebagai hadiah pernikahan kami.... Iya dia memasang alat pelacak di situ.... Baiklah beritahu ibu jangan khawatir..."
Bram menutup telfonnya dan menatap semua orang mengode mereka untuk bergerak sekarang.
Mereka semua pergi menuju lokasi Arini.
*****
Arini sedang menahan sakit karena goresan pisau, saat ini kedua tangannya sudah berlumuran darah.
Nanda tertawa melihat Arini.
" Kau itu perebut. Gara-gara kau Bram mengacuhkan ku dan kau pantas menerima ini. Hahahaha" belum puas Nanda menggores pisaunya di kaki kiri Arini.
Arini berteriak kesakitan tetapi teriakan itu justru membuat Nanda bahagia.
"Itu semua karena kau yang berselingkuh dari Bram, seharusnya kau sadar itu. Dan yang harus kau ingat Bram mencintaiku bukan dirimu" ucap Arini dengan meringis.
Nanda yang geram menendang bangku yang sedang di duduki Arini sampai terjatuh ke lantai.
"Dasar perempuan sialan"
Setelah mengatakan itu Nanda duduk di sofa ruangan itu dan melihat Arini yang sedang kesakitan.
"Matilah dengan perlahan-lahan".
****
Bram sampai di lokasi dan di sambut dengan Marko dan anak buahnya.
"Tuan yang menyekap nona adalah mantan Anda Nanda " jelas Marko.
Bram yang mendengar itu geram benar-benar sialan, dia kira Nanda sudah sadar makanya tidak mengganggunya lagi ternyata dia salah besar.
"Ternyata jalang itu ingin bermain-main dengan kita" ucap Bram dengan seringai mengerikan membuat semua orang merinding.
Bram ini memang mirip dengan bara kakak sepupunya itu.
"Bram mengerikan, mirip bang bara" bisik Aditya pada Niko dan di anggukinya.
"Aku sudah lama tidak bersenang-senang Bram, sayang tangkapan kita kali ini tidak besar" ucap Reyhan dengan santai.
Bram, Reyhan dan Bara adalah manusia satu jenis, Kejam dan sadis. Di dunia hitam mereka bertiga sangat terkenal karena kejam dan sadis dengan para musuh.
"Ah Nino tolong siapkan ruangan yah untuk tahanan kita" ucap Reyhan santai pada Nino.
Kemudian mereka semua masuk ke gedung tua tempat penyekapan Arini. Anak buah Nanda sudah di lumpuhkan dari tadi oleh Marko dan anak buahnya.
Saat di perjalanan Bram mendengar suara rintihan kesakitan, dia yakin itu suara istrinya Arini dan langsung membuka pintu terakhir di ujung tangga.
Saat membukanya dia terkejut karena keadaan istrinya yang mengenaskan, darah di sekujur tubuhnya dengan kedua kaki dan tangannya yang terikat.
Dia menggeram marah melihat kondisi istrinya. Sedangkan yang terkejut tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mass..." Lirih Arini saat melihat suaminya datang menyelamatkan nya.
"Bramm... A..aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kau lihat" ucap Nanda gugup saat melihat Bram yang berjalan ke arahnya.
Bram mencengkeram leher Nanda dengan kuat.
"Berani sekali kau menculik istriku" Bram semakin mengeratkan cengkaramn lehernya.
"Bram sebaiknya kau bawa Arini ke bawah, aku sudah menyiapkan ambulance untuknya" ucap Niko.
Bram melempar tubuh Nanda ke dinding dan langsung membawa istrinya ke ambulance.
"Sayang maafkan mas" Bram menangis melihat istrinya.
"Ja..ngan.. mena..ngis mas..s"
Arini langsung di berikan pertolongan pertama dan di larikan ke rumah sakit.
Sedangkan Nanda sudah di bawa oleh Marko untuk di simpan di markas mereka.
Nino dan yang lainnya menyusul Bram ke rumah sakit. Setelah menghubungi ayah dan ibu Bram.
💮💮💮
KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomanceArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...