Bram turun dari mobil dia melihat jam tangannya menunjukan pukul 08.15 malam, dia terlambat pulang karena ada berkas yang harus di tanda tanganinya.
Saat melewati ruang tamu dia melihat orang tuanya beserta istrinya sedang menonton TV.
"Assalamualaikum". Bram mencium tangan kedua orang tuanya terakhir dia melirik arini yang mencium tangannya.
"Kenapa baru pulang?" tanya ibu
"Ada berkas tadi yang harus di tanda tangani" jawab bram singkat.
Setelah mengatakan itu bram pamit ke kamar untuk membersihkan diri, diikuti arini di belakangnya.
Tanpa berkata Arini menyiapkan air hangat dan pakaian ganti untuk suaminya, bedanya saat ini Arini sama sekali tidak menyapa atau berbicara pada suaminya seperti biasa.
Bram yang melihat sikap Arini merasa heran tidak biasanya Arini cuek seperti ini atau mungkin rencananya berhasil?
Bram tak ambil pusing dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri Bram turun ke bawah untuk makan malam.
"Eh itu makanan udah di siapin sama Arini kamu makan sana sebelum dingin" ujar ibu saat melihat anaknya turun ke bawah.
"Mana Arini?" Tanya Bram heran kemana sang istri pergi.
"Oh, katanya mau ke supermarket dulu".
Saat ini Bram tengah bergabung dengan orang tuanya menonton TV di ruang tamu. Sesekali matanya melirik jam, dia heran kenapa istrinya belum kembali juga padahal jarak supermarket dengan rumahnya hanya beberapa meter tidak jauh.
"Bram mau keluar sebentar ketemu dengan Nino dulu".
Bram keluar dan melihat Nino sedang berkumpul dengan adik dan para bodyguard lainnya.
Saat mereka tengah berbincang, atensi Bram teralihkan dengan mobil yang berhenti di depan rumahnya. Dia melihat Arini turun dari mobil itu, yang membuatnya emosi adalah mobil itu milik Bryan dan Bram bisa melihat Bryan dan istrinya sedang berbincang.
Di sisi lain arini mengucapkan banyak syukur karena sudah di tolong oleh bryan.
"Bryan sekali lagi terima kasih, aku tak tau bagaimana nasibku jika kau tidak menolongku tadi". Arini tersenyum lembut yang membuat hati bryan berbunga-bunga.
"Sama-sama, lagian kenapa juga kau tak minta temani suamimu atau bodyguard? setahuku banyak bdyguard juga di sini". Tanya bryan yang sengaja menanyakannya agar bisa mengobrol lebih lama dengan arini.
" Sebenarnya tadi marko bersikeras ingin menemani ku tapi kutolak lagipula supermarketnya dekat dari rumah jadi yah ku kira aku akan aman jika pergi sendirian ternyata tidak".
" Dan karena keras kepalamu itu kau hampir jadi santapan para preman".
Arini meringis mendengar ucapan bryan, bryan benar karena sifat keras kepalanya ini dia hampir saja di perkosa oleh sekolompok preman untung saja ada bryan yang menolongnya.
"Bersyukurlah aku sedang lewat di sekitar sini jika tidak..aku tak bisa membayangkannya" lanjut bryan sambil menatap arini yang juga terdiam.
"Aku akan masuk, kau pulanglah hati-hati di jalan dan terima kasih. byee" arini melambaikan tangannya pada bryan setelah itu berjalan masuk ke dalam rumah.
Tanpa di sadari arini, bram mengikutinya masuk ke dalam rumah dengan tangan terkepal erat.
Nino menghela nafas sepertinya pernikahan tuannya sedang di uji, dan tugasnya adalah memantau serangga-serangga yang ingin menghancurkan rumah tangga tuannya.
Nino memasuki rumah tuannya dan kebetulan melihat tuan besar nya sendirian.
"Tuan, maaf mengganggu ada yang ingin saya sampaikan pada anda".
Ayah yang mengerti pun menyuruh Nino mengikutinya masuk ke ruang kerjanya.
"Ada apa?"
"Maaf sebelumnya tuan bukan ingin ikut campur urusan tuan Bram dan nona Arini tapi saya rasa anda patut untuk tahu hal ini".
"Lanjutkan".
"Sudah beberapa Minggu ini tuan dan nona dalam keadaan bersitegang dan selama itu tuan Bram juga sering keluar dengan Sofia, saya khawatir ini akan menjadi bumerang bagi tuan Bram. Jujur saja tuan, saya merasa curiga dengan Sofia karena dia selalu berada di manapun tuan Bram ada. Dia seperti penguntit, saya takut masalah yang terjadi di antara tuan Bram dan nona Arini ada sangkut pautnya dengan Sofia".
Penjelasan Nino membuat ayah berfikir mungkin ada benarnya kalau biang keladi dari rumah tangga anaknya adalah Sofia.
"Aku memang sudah merasa Arini dan Bram sedang bertengkar bahkan aku sudah bertanya pada Arini tapi jawabannya kurang memuaskan untukku."
"Nino kau selidiki Sofia terus kalau perlu perintahkan beberapa orang untuk memantaunya. Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada rumah tangga anakku". Lanjut ayah dengan tegas.
"Baik tuan. Syukurnya aku sudah memantau Sofia dari seminggu yang lalu tuan dan memang ada yang mencurigakan darinya. Dia selalu bertemu dengan Bryan domani mantan dari nona Arini. Entah karena apa tapi saya akan terus memantaunya. Tuan tenang saja saya akan melaporkannya lagi pada anda nanti".
"Wah wah aku tidak sangka kau cepat tanggap juga nak, terima kasih yah". Ayah tersenyum bangga dengan Nino.
Nino yang melihat tatapan hangat tuan besarnya pun berjanji dalam hati akan menuntaskan masalah ini secepatnya.
💮💮💮
KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
Любовные романыArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...