Bram sangat kesal karena dia baru sadar kalau Sofia mempost foto mereka berdua. Dia tidak mau Arini salah paham.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Bram dengan menahan kesal.
"Aku sedang berjalan dan melihatmu ada di resto ini jadi aku mampir" ucap Sofia dengan senyum manis yang malah membuat Bram muak.
Bram baru sadar kalau ternyata Sofia adalah orang yang menyebalkan.
"Seharusnya kau tidak kemari, aku sedang menunggu klien"
"Aku akan pergi saat klien mu datang". Ucap Sofia dengan tangan memotong steak yang dia pesan.
Dering ponsel Bram bunyi, dia melihat nama istrinya.
"Halo sayang, aku merindukanmu." Ucap Bram dengan manja. Sofia yang mendengarnya mengepalkan kedua tangannya menandakan dia sedang marah.
Aku harus mencari cara agar mereka berpisah.
"Bagaimana kabarmu?....oh aku melihat postingannya Mega, sepertinya kau bersenang-senang selama tidak ada suamimu ini..." Saat Bram akan bicara lagi tiba-tiba Sofia menyodorkan steak yang sudah di potongnya pada Bram.
"Bram. Aaaa, ayo cepat buka mulutmu" ucap Sofia sambil menyodorkan steaknya. Dia sengaja melakukannya agar Arini cemburu.
"Kau makanlah" ucap Bram dingin.
"Cepetan kau harus makan, Aaaa".
Di seberang sana Arini sedang menahan amarah mendengar suara Sofia yang mencoba menyuapi suaminya.
Perempuan ini benar-benar sengaja yah.
"Aku tidak mau. Mengertilah" ucap Bram tetapi Sofia tetap memaksanya.
"Ck Aaaa Bram. Arini tidak akan marah, kau berbicaralah dengannya sambil aku menyuapimu".
Belum sempat Bram membalas perkataan Sofia, Nino menepis sendok di tangan Sofia Hinga terjatuh di lantai membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Prang
"Apa kau tuli? Tuanku bilang dia tidak mau. Lagipula tuan Bram masih punya dua tangan yang berfungsi dengan baik tidak perlu kau suapi, tuan tetap bisa makan." Ucap Nino dengan dingin dan wajah datar.
"Beraninya kau, kau hanya bawahannya jadi jangan ikut campur" ucap Sofia marah.
"Dan kau hanyalah perempuan jalang" desis Nino dengan tajam.
"Bram lihat sekretarismu menghinaku, kau harus memecatnya" rengek Sofia.
"Enyahlah aku muak melihatmu" ucap Nino dengan kedua tangan menyeret Sofia.
"Lepaskan... Bram tolong aku... Bram" Sofia berteriak meminta tolong tapi Bram tidak memperdulikannya.
Sedangkan Arini di seberang sana sedang asyik mendengarkan perkelahian antara Sofia dan Nino dengan di temani ibu Bram.
"Bibit pelakor" ucap ibu sambil memakan popcorn nya.
"Cobanya kita di sana, pasti akan lebih seru dari mendengarkan lewat handphone" ujar Arini dan di angguki ibu.
"Nino benar-benar savage yah. Bagus juga" ucap ibu kagum dengan Nino.
"Dia sudah janji padaku Bu"
"Halo sayang baiklah sudah dulu yah, aku akan menelfon nanti....dadah" Arini menutup telponnya.
Sedangkan Bram sedang berdecak kagum dengan tindakan Nino.
"Tuan harus hati-hati pada perempuan itu, firasatku tidak baik padanya".
"Aku juga merasakannya" ucap Bram.
"Terima kasih sudah menolongku menyingkirkan nya" ucap Bram dengan tulus.
"Itu sudah tugasku tuan. Aku tidak mau hanya karena perempuan itu anda bertengkar dengan istri anda. Lagipula saya sudah janji pada nona Arini untuk menjaga anda selama anda berada di Kalimantan" terang Nino.
Bram merasa gembira mendengar perkataan Nino, dia merasa istrinya sedang posesif padanya. Dan hal itu sangat menggemaskan.
"Aku jadi merindukan Arini"
****
Disebuah kamar hotel seorang wanita sedang berteriak marah.
"Kurangajar kau Bram" teriak Sofia
"Aku tidak akan membiarkanmu, kamu harus jadi milikku Bram."
Sofia menelfon seseorang untuk meminta bantuannya dan orang tersebut setuju untuk membantunya.
****
Saat ini Arini dan ibu mertuanya sedang bersiap untuk pergi ke salon, mereka ingin menghabiskan uang suami mereka hari ini.
"Sudah siap sayang? Ayo" tanya ibu
"Ayo bu". Arini pun menggandeng tangan ibu mertuanya itu.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di salon dan saat ini mereka sedang merapikan rambut mereka.
"Sayang kau harus hati-hati yah, pelakor di mana-mana." Jelas ibu tiba-tiba dengan nada tegasnya.
"Iya Bu, kalau bisa aku akan merantai mas Bram di rumah saja" jawab Arini di iringi dengan kekehan.
"Ide bagus" ibu tertawa mendengar ide menantunya itu.
Seseorang sedang melihat Arini dengan ibu mertuanya.
"Arini, kamu hanya milikku". Laki-laki itu terus memperhatikan Arini dengan tatapan memuja dan rindu bersamaan.
Dering handphone nya berbunyi memutuskan fokusnya, "Ya Halo Sofia, hm aku sedang melihatnya... Ya seperti rencana kita kau bisa memiliki Bram dan Arini akan jadi milikku...". Terang lelaki itu langsung memutuskan percakapannya di handphone.
Lelaki itu adalah Bryan Domani, teman Sofia dan juga mantan Arini.
Beberapa hari yang lalu Sofia menelfonnya untuk meminta bantuannya memisahkan sepasang suami istri dan yang tidak dia sangka ternyata itu adalah Arini dan suaminya Bram.
Bryan memang sudah tau kalau Arini sudah menikah tapi dia tidak tau dengan siapa Arini menikah. Dia sebenarnya ingin menolak permintaan Sofia tetapi saat tahu yang ingin di pisahkan temannya itu adalah Arini dan suaminya dia langsung setuju.
Sofia yang mendengar info dari Bryan kalau sebenarnya Arini adalah mantannya, dia sangat girang bahkan seperti mendapatkan jackpot karena hal ini akan memudahkan rencananya.
Mereka berdua merancang rencana sedemikian rupa untuk memuluskan rencana mereka untuk memisahkan pasangan itu.
"Sebentar lagi kau akan menjadi milikku" seringai Bryan sambil menatap Arini yang sedang tertawa.
💮💮💮

KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomanceArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...