Saat ini Bram sedang rapat dengan orang-orang di perusahaannya di Kalimantan. Dia mendengarkan tiap kata yang di keluarkan oleh GM.
Ting
Bram melihat notifikasi handphonenya dari nomor tidak di kenal. Dia membuka pesannya tapi tiba-tiba amarahnya memuncak melihat pesan yang baru masuk.
Di pesan itu terdapat foto Arini dan seorang pria sedang di cafe berdua. Tanpa sadar Bram menggebrak meja rapat membuat semua orang kaget.
Brakk
Semua orang di ruangan terdiam, mereka semua mengira Bram marah karena hasil laporan mereka padahal Bram marah karena pesan yang di kirim oleh orang tidak di kenal.
"Kita lanjutkan besok" setelah mengatakan itu Bram langsung berlalu pergi dari ruang rapat.
"Berani sekali wanita itu" desis Bram yang masih di dengar Nino.
"Maaf tuan, apa yang terjadi?" Tanya Nino.
"Kau lihat saja" ucap Bram sambil menyodorkan handphonenya. Nino kaget melihat nomor asing mengirimkan foto Arini dengan seorang pria.
"Wanita itu bersenang-senang dengan pria lain di saat suaminya sedang tidak ada" Bram benar-benar marah.
"Tuan, aku rasa kita harus menyelidikinya. Tidak mungkin nona Arini berbuat seperti itu lagipula apa tuan tidak curiga tiba-tiba mendapatkan pesan dari nomor asing dan isi pesannya seperti itu? Motifnya sudah jelas terlihat, dia mau menghancurkan rumah tangga tuan" jelas Nino mencoba membukakan pikiran tuannya agar tidak mengambil tindakan yang semborono.
Bram mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Nino. Dia merasa perkataan Nino ada benarnya juga.
"Kau benar, aku akan menelfonnya" Bram langsung menelfon Arini.
Dering pertama masih tidak terjawab sampai dering ketiga baru Arini mengangkatnya.
"Halo"
"Kau dari mana saja hah? Aku menelfonmu dari tadi."
"Aku tadi di dapur sedang membantu ibu, ada apa?"
"Oh membantu ibu? Bukan asyik ngobrol dengan pria lain di cafekan?"
Perkataan Bram membuat Arini menegang sebisa mungkin dia bersikap tenang.
"M..mas bagaimana tau? Aku memang tadi sempat ngobrol tapi laki-laki itu adalah temanku dan juga kami tidak berdua tapi bertiga ada temanku juga namanya Ririn"
"Awas saja kalau kau berselingkuh di belakangku, hal ini kita akan bicarakan nanti. Besok sore aku akan kembali" setelah mengatakan itu Bram langsung mematikan telfonnya.
"Nino besok kita pulang setelah rapat kau siapkan semuanya"
"Baik tuan"
Sedangkan di sisi lain Arini di buat bingung kenapa suaminya bisa tau dan jangan lupakan dia harus bersiap untuk menyambut kedatangan suaminya esok yang pastinyanya dirinya akan di interogasi.
****
Seorang wanita sedang duduk di cafe langganannya bersama teman prianya. Mereka adalah Sofia dan Bryan.
"Kamu sudah mengirimkan nya?" Tanya bryan
"Ya sudah."
"Bagus, kita akan liat perpisahan mereka secara perlahan-lahan" ucap Bryan dengan seringai jahat.
"Aku sudah tidak sabar"
Setelah mengatakan itu Sofia tertawa bersama Bryan, memikirkan rencana mereka yang sudah di mulai.
****
Arini sedang menunggu Bram yang akan tiba di rumah sore ini. Dia mendengar suara mobil dan benar saja suaminya turun dari mobil itu.
"Mas" Arini tersenyum manis saat suaminya sudah di hadapannya. Tapi Bram malah melihatnya dengan datar dan menarik tangannya menuju kamar.
Ibu yang melihatnya heran, " eh Bram mau ke mana kau". Bram tetap berjalan mengabaikan panggilan ibunya.
"Mas, ibu memanggilmu"
"Diam" ucap Bram dengan nada dinginnya.
Brakk
"Astaga anak itu, ada apa dengannya atau dia sudah tidak tahan untuk berbuka puasa hihihi"
Di dalam kamar Bram langsung melucuti pakaian Arini satu persatu di susul Bram yang melepaskan semua pakaiannya. Saat ini mereka berdua sama-sama telanjang.
"M..mass..." Lirih Arini yang melihat Bram yang saat ini menakutkan.
Tanpa berkata-kata Bram langsung mendorong Arini ke atas kasur dan menindihnya. Bram dengan rakus melumat bibir Arini yang sangat di rindukannya, tidak tinggal diam kedua tangannya yang sudah aktif menjelajahi tubuh sang istri.
"Eunghh...mas...."
Desahan Arini menambah semangat Bram, Bram yang sudah tidak tahan langsung memasukkan kejantanannya di dalam vagina sang istri.
"Akhh....sempitt..."
"Ahhh....mass.....yah di situ..."
Bram menggoyangkan badannya dengan semangat.
"Ahh..ini hukuman...untukmu....ahhh..."
Arini di buat tak berdaya oleh suaminya.
"A..ku gak kuat mass...."
"Bersama..sayang ahhhhhh"
Akhirnya mereka mendapatkan klimaks, nafas keduanya tidak teratur.
Tidak berhenti di situ saja Bram kembali menggoyangkan badannya di atas tubuh sang istri.
Sore itu Bram benar-benar menghajar Arini dengan nikmat, bahkan mengabaikan panggilan sang ibu untuk makan malam. Saat ini yang dipikirkannya hanya menumpahkan kerinduannya pada sang istri dan memberikan hukuman untuknya karena sudah membuatnya cemburu.
💮💮💮
KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomanceArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...