BAB 13

4.5K 98 0
                                    

Sudah tiga hari berlalu setelah acara panen ikan itu, semenjak saat itu mas Bram berubah menjadi pendiam bahkan sekarang aku merasa dia kembali dingin padaku. Entah karena apa semua sifatnya berubah menjadi seperti awal-awal pernikahan kami.

"Arini ayo sarapannya di makan nak" ujar ibu membuyarkan lamunanku.

"Iya Bu, ibu juga dong di makan"

"Suami mu sudah berangkat kantor?" Tanya papa.

"Iya pah sudah, katanya ada rapat penting" jawab Arini.

"Oh rapat" jawab singkat papa.

*****

Di sebuah ruangan seorang laki-laki sedang melamun memikirkan sesuatu. Yap dia adalah Bram, entah apa yang dipikirkannya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan pelakunya ialah sahabat Bram.

"Yo pagi-pagi sudah melamun pak" ujar Niko yang sudah nyaman duduk di sofa ruangan Bram.

"Kudengar Nanda sudah kembali Bram, pasti dia sudah menghubungi mu" ujar Reyhan dengan wajah datarnya.

Nanda adalah mantan kekasih Bram.

"Ya, Tiga hari yang lalu dia menghubungiku"

"Wah wah berani sekali dia menghubungi mu setelah apa yang dilakukannya padamu" ucap Aditya.

"Kan sudah kubilang, dia itu jalang tapi kau tidak percaya. Bahkan ayahmu yang mengatakannya pun kau tidak percaya ck" dengus Niko.

Niko memang pernah mendapati Nanda sedang berhubungan sex dengan salah satu pria di Club bahkan beberapa kali dia melihat Nanda bersama pria tua di hotelnya. Niko memang memiliki bisnis hotel dan di hotel itu dia sering melihat Nanda dan pelanggan nya juga.

"Cctv kamar hotelku juga tidak cukup untuk menyakinkan mu saat itu. Ck " ujar Niko dengan kesal.

"Satu yang harus kau ingat Bram. Yang berlalu biarlah berlalu, jangan kenang masa lalu yang dapat menghancurkan masa depan" kali ini Aditya berkata serius.

"Tumben" ucap Reyhan.

"Hahaha seorang bisa juga serius yah" ujar Niko sambil ketawa.

"Aku hanya tidak ingin Bram kembali pada Nanda si wanita ular" kata Aditya dengan kesal bahkan melempar bantal sofa pada Niko.

Bram hanya diam mendengarkan sahabatnya berbicara, dalam pikirannya masih kacau tapi satu yang pasti dia sudah tidak mencintai Nanda.

"Aku hanya takut dia menghancurkan rumah tanggaku dengan Arini" ujar Bram setelah lama diam.

Tok tok

"Tuan di luar ada wanita ular yang mau bertemu " ujar Nino, sekretaris Bram sekaligus tangan kanannya.

Perkataan Nino membuat Aditya dan Niko tertawa sedangkan Reyhan hanya terkekeh. Mereka tau siapa yang dimaksud oleh Nino itu.

"Suruh saja wanita ular itu masuk" ujar Reyhan pada Nino.

"Baik tuan".

"Bahkan Sekretaris mu saja menyebut Nanda dengan sebutan wanita ular.. hahaha" ucap Aditya dengan tawanya.

Tak lama seorang wanita masuk ke ruangan dengan jalan yang dibuat sensual. " Sayang aku rindu".

"Sayang aku rindu" ucap Niko mengikuti perkataan Nanda.

"Apaan sih" kata Nanda dengan kesal.

"Ada apa kemari?" Tanya Bram.

"Aku kan rindu padamu, apa kau tidak merindukanku?" Ucap Nanda dengan suara yang menjijikan bagi keempat pria itu.

"Kalau kau lupa kita sudah putus jalang, lagi pula aku sudah menikah" tegas Bram dengan wajah datar.

Aditya dan Niko memilih diam untuk melihat drama yang sedang berlangsung tidak lupa cemilan di kedua tangan mereka.

"Jalang? Berani sekali kau mengatakan itu padaku" sungut Nanda

"Sebutan apa yang pantas untuk wanita yang menjajakan tubuhnya pada pria hidung belang hah?" Tanya Bram dengan santai membuat tubuh Nanda menegang.

"Seru juga" ucap Niko yang masih asyik melihat drama di depan matanya.

"Aku..aku kan sudah bilang itu bukan aku sayang" rengek Nanda sambil berjalan ke arah Bram.

"Stop, jangan dekat-dekat denganku wanita ular. Dulu aku bodoh tidak mempercayai perkataan ayah dan sahabat ku, sampai aku melihat dengan kedua mataku kau sedang threesome di ruangan VVIP Club".

Nanda tidak bisa berkata-kata karena yang di ucapkan Bram adalah kebenarannya.

"Threesome? Astaga. Mungkin kau dapat menjajakan tubuhmu pada kita" ujar Aditya.

"Aku tidak suka jalang, lebih nikmat perawan" ucap Reyhan yang menusuk hati Nanda.

"Lagi pula vaginanya pasti sudah longgar saking banyaknya yang menikmati tubuhya" perkataan Niko membuat hati Nanda sakit.

"Kalian semua memang brengsek." Tunjuk Nanda pada mereka dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Bram mereka menghinaku dan kau diam saja" ucap Nanda dengan manja.

"Memang itu kenyataannya. Sekarang keluar dari kantorku dan jangan kembali" tegas Bram.

Lalu Nanda keluar dengan kaki di hentakan.

"Nino suruh OB untuk mensterilkan ruanganku" sontak perkataan Bram mengundang tawa Niko dan Aditya.

"Kita pindah ke cafetaria" ujar Bram berlalu keluar ruangan bersama para sahabatnya.

Selama di cafe Bram lebih banyak diam, dia berfikir selama tiga hari ini dia selalu mengabaikan istrinya, dia menyesal hanya karena SMS dari Nanda dia mengabaikan istrinya.

Bram hanya khawatir Nanda mencelaki Arini atau bahkan menghancurkan rumah tangganya.

Setelah ini dia akan meminta maaf pada istrinya itu.

AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang