Pukul 07.00 malam Bram baru tiba di rumah setelah menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk tadi. Bram heran sedari tadi tidak melihat istrinya padahal setiap pulang dari kerja biasanya istrinya menyambutnya tapi hari ini tidak.
Kemana dia
Bram yang melihat ibunya pun bertanya " Bu, di mana Arini?".
"Di kamarnya" jawab ibu tanpa menoleh.
Bram segera naik ke atas kamar, dirinya sangat rindu istrinya.
Ceklek
"Sayang, kenapa kau tidak menyambut ku?" Bram berjalan menuju Arini yang sedang duduk bersandar di atas kasur.
"Ku kira kita akan makan siang tadi, tapi ternyata kau sedang sibuk dengan wanita lain" Arini mengucapkannya dengan nada dingin membuat tubuh Bram menegang.
"Aku bisa jelaskan. Ku kira tadi acara reuni teman kampusku tapi ternyata bukan hari ini tapi lusa"
"Dan kau melupakan janji kita untuk makan siang" jawab Arini sengit.
"A..aku minta maaf sayang. Aku salah tolong maafkan aku hm?" Tanya Bram dengan wajah memelas.
"Hm" Arini berusaha sabar menghadapi Bram. Mungkin saja Bram benar-benar lupa akan janji mereka siang tadi.
Setelah itu Bram bersiap untuk tidur malam, sepertinya malam ini dia harus berpuasa karena mood istrinya yang tidak bagus.
Huft apa yang kau lakukan Bram.
***
Bram masuk kantor dengan wajah yang murung karena istrinya masih mendiamkannya.
"Ada apa tuan?" Tanya Nino yang sedari tadi melihat tuannya murung dan selalu menghela napas.
"Aku lupa kemarin ada janji makan siang bersama Arini. Aku bingung apa yang harus ku lakukan agar Arini tidak marah lagi padaku".
"Saya pikir anda perlu membuat kejutan untuk nona, perempuan menyukai kejutan" jawab Nino.
"Ah kau benar aku akan memberikannya kejutan".
Setelah mengatakan itu Bram kembali fokus menandatangani dokumen.
Ting
Bram melihat notifikasi dari nomor tidak dikenal, saat membukanya seketika amarahnya meluap melihat foto sang istri yang memasuki salah satu hotel dengan sang mantan, Bryan.
Brukk
"Sialan". Bram meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata, yang di pikirannya saat ini hanya istrinya.
****
Arini terkejut melihat sang suami yang sudah pulang padahal ini masih siang biasanya suaminya itu akan pulang jam 4 sore.
"Mas, tumben pulang cepat" Arini mengambil jas dan tas suaminya.
Tapi Bram hanya diam saja dan menatap datar Arini, Arini yang di tatap seperti itu merasa aneh dengan suaminya.
"Kenapa mas?" Tanya Arini.
"Ikut aku, ada yang harus kita bicarakan".
Setelah mengatakan itu Bram melenggang pergi meninggalkan sang istri. Arini hanya mengikuti suaminya dari belakang.
Setelah mereka berdua di kamar barulah Bram angkat bicara.
" Dua hari yang lalu kau ke mana?"
"Aku? Ke supermarket mas"
"Kau pulang telat Arini, dari supermarket kau kemana lagi hah?" Tanya Bram dengan emosi yang sudah tak tertahankan.
Arini yang mendengar nada tinggi suaminya pun di buat kaget.
"A..aku ke rumah sakit mas, Ririn sakit dan aku mengantarnya ke rumah sakit" jawab Arini tanpa menatap mata Bram.
"Kalau aku bertanya tatap mataku. Dan kau, jangan fikir aku tidak tau kau berbohong yah. Alasan pergi ke rumah sakit padahal pergi selingkuh hm?" Perkataan terakhir Bram membuat Arini berani menatap mata Bram.
"Selingkuh? Siapa aku?" Tanya Arini
"Yah, siapa lagi huh. Kau pergi ke hotel dengan mantanmu itu kan? Untuk mencari kepuasaan huh?"
Plakk
Arini menampar Bram. Perkataan Bram membuat hatinya sakit.
Bram melihat mata Arini yang berkaca-kaca membuat hatinya goyah tetapi ego dan rasa kecewanya sudah membutakan matanya.
"Kenapa kau menamparku huh? Jujur saja semuanya benarkan, kau selingkuh".
"Terserah kamu mau percaya atau tidak mas."
Setelah mengatakan itu Arini meninggalkan Bram di kamar sendirian.
Arini merasa terluka dengan kata-kata dari sang suami yang di lontarkan untuknya.
"Sialan, brengsek" Bram meninju tembok meluapkan amarah di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomansaArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...