Arini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...
Keesokan paginya Bram bangun terlebih dahulu, dia melihat sang istri yang masih tertidur di pelukannya dengan tubuh yang sama-sama telanjang hanya tertutupi selimut.
"Huh? Astaga kita kesiangan mas. Ck" Arini kaget dan buru-buru ke kamar mandi.
Sebelum pintu kamar mandi tertutup rapat Bram ikut masuk juga.
"Mandi bersama, mas janji ini hanya mandi saja"
"Baiklah. Awas kalau macam-macam" ancam Arini.
Mereka ini sudah kesiangan tidak enak dengan semua orang di rumah.
Tak lama berselang mereka turun ke bawah untuk sarapan. Reyhan yang sedang di ruang tamu bersama ayah Bram, melihat sepasang suami istri baru turun pukul 09.15 pagi.
"Berhasil juga Bram" ujar Reyhan.
Bram yang mengerti maksud Reyhan hanya cengengesan saja.
Arini yang mendengarnya dibuat kesal "mas kamu nih". Ucap Arini sambil mencubit lengan suaminya.
"Gak usah malu kan udah sah" ucap Bram yang membuat waja Arini memerah malu.
Bagaimana tidak malu, suaminya ini kelewat jujur bicara seperti itu di depan Reyhan dan ayah kandungnya.
"Sayang kamu baik-baik kan?" Tanya ibu yang sedari tadi diam.
"Iya Bu, Arini baik-baik kok"
"Ck heh Bram istri baru sembuh juga sudah kamu gempur. Awas yah kalau menantu ibu kecapekan gara-gara nafsu kamu itu. hm siap-siap aja angkat kaki lagi dan yang pasti lebih lama" ibu mengancam mas Bram yang membuat mas Bram melotot tidak percaya.
"Rey, sebelum kejadian Arini di culik. Bram itu pernah di usir dari rumah oleh ibunya gara-gara dia buat Arini gak bisa jalan karena layani nafsunya" terang ayah sambil terkekeh mengingat kejadian tempo lalu.
Sontak hal itu membuat Bram mendengus kesal mengingat kejadian itu.
Seketika semua orang tertawa mendengar komentar Reyhan dan Bram tambah kesal karena sahabatnya itu tidak berpihak padanya.
****
Bram sedang di sibukkan dengan berkas yang harus di tanda tangani hari ini, di saat-saat begini dia merindukan istrinya.
Tok tok
"Tuan ada yang ingin bertemu dengan anda" ucap Nino dan di angguki Bram.
"Bram apa kabar?" Tanya seorang wanita dengan dress ketatnya berwarna hitam.
"Sofia? Apa yang kau lakukan di sini, ku kira kau masih di luar negeri" terang Bram.
Sofia adalah teman kampus Bram dulu di luar negeri, setaunya temannya ini sedang sibuk karena kegiatan modelingnya.
"Aku hanya mampir sebentar karena tadi habis meeting di dekat sini".
"Kau tidak sibuk?" Tanya Bram heran.
Sofia duduk di sofa ruangan Bram sedangkan Bram duduk di seberangnya.
"Sibuk sih, tapi sepertinya aku akan menetap lama di sini karena jadwalku lebih banyak di Indonesia" jelas Sofia dengan senyum manisnya.
"Bram kau sudah makan siang? Kalau belum kita lunch bersama ayo sambil mengenang masa kuliah" ajak Sofia dan Bram menyetujuinya.
Bram dan Sofia menuju restoran di seberang kantor Bram, sebelum itu Bram menelfon Arini mengatakan untuk tak datang ke kantor karena dia akan makan siang dengan temannya.
Selama mereka di restoran Sofia benar-benar terpesona dengan Bram, cinta diam-diam nya. Ya Sofia mencintai Bram dari mereka kuliah sampai saat ini hanya saja dia tidak berani mengungkapkannya. Dan berakhir dengan cintak diam-diam.
"Aku saja tidak percaya mereka bisa menikah padahal kan mereka itu, dulu di kampus seperti kucing dan anjing" terang Sofia sambil berjalan keluar restoran.
"Namanya jodoh"
"Baiklah aku akan pulang ke apartemen, terima kasih atas waktunya. Kapan-kapan bolehkan aku main ke kantormu?" Tanya Sofia.
"Silahkan aku tak masalah". Jawaban Bram membuat Sofia berbunga-bunga.
Setelah selesai dengan urusan kantornya Bram bergegas pulang karena saat ini dia sangat merindukan istrinya itu.
"Assalamualaikum" salam Bram saat melihat semua orang sedang duduk di ruang tamu.
Arini yang melihat suaminya pun bergegas menghampirinya.
"Waalaikumussalam mas, sini tas nya Arini yang bawakan. Arini siapkan air hangat yah mas" ucap Arini setelah menyalimi tangan Bram dan berlalu ke dalam kamar.
"Istri Solehah" ucap ayah yang sedari tadi melihat interaksi Arini dan anaknya.
"Mau cari menantu seperti Arini susah, untung kita dapat Arini " ucap ibu dengan penuh syukur.
Bram akui Arini adalah istri dan menantu idaman. Tidak pernah mengeluh, sabar dan juga baik pada semua orang.
"Seperti mama istri idaman" ucap ayah dengan mengedipkan sebelah matanya pada ibu.
Ibu hanya melengos pergi mengabaikan godaan ayah.
"Hahaha di kacangin" Bram tertawa.
"Anak sialan. Ck. Mah tungguin" ucap ayah dengan kesal menyusul ibu ke kamar.
Ceklek
"Wiss mantaplah pulang kerja liat yang segar-segar" ucap Bram ceria saat melihat tampilan sang istri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apaansih, orang lagi nyoba baju baru kok" jawab Arini dengan wajah memerah.
"Dari siapa?" Tanya Bram mendekat pada sang istri yang sedang duduk.
"Dari ibu"
"Cantik banget sih istrinya mas Bram ini" ucap Bram sambil mencubit pipi Arini gemas.
"Ish lepass sakit." Ucap Arini melepaskan tangan Bram di kedua pipinya.
"Mas tadi makan siang sama siapa?" Tanya Arini.
"Oh sama Sofia, teman kampus mas di luar negeri" jelas Bram.
"Berdua doang?" Tanya Arini dengan mata menyelidik.
"Iya, kenapa cemburu?"
"Iyalah siapa sih yang gak cemburu suaminya makan sama wanita lain" Arini bersedekap dada.
"Ya udah lain kali mas ajak Nino juga deh, atau nanti sama kamu aja kalau mau ketemu dia lagi" bujuk Bram dengan lembut.
Bram tau istrinya ini sedang cemburu dan hal itu sungguh menggemaskan di mata Bram. Rasanya dia ingin menerjang istrinya.