Sarapan pagi ini di kelurga Wijaya terasa hambar dan dingin, tidak ada lagi canda tawa seperti biasanya.
"Mah kamu sudah ambil suratnya sama Arini?" Tanya ayah memecahkan keheningan di ruang makan.
Bram memegang erat sendo di tangannya saat mendengar pertanyaan sang ayah, dia jelas tau surat apa yang di maksud ayahnya itu.
"Iya sudah" jawab ibu singkat.
"Nanti ayah yang antarkan ke pengadilan agama".
"Bram berangkat dulu Bu, yah"
Kedua orang tuanya hanya diam saja tanpa melihatnya, hati Bram sakit melihat orang tuanya seperti tidak melihat kehadirannya.
Tapi dia sadar orang tuanya seperti itu karena dirinya.
Bram menghela napas lelah mencoba sabar dan berlalu keluar, saat di luar dia melihat Nino yang sudah berada di depan rumah menunggunya.
Saat di perjalanan menuju kantor Bram hanya diam, sibuk memikirkan keputusan yang dia ambil untuk bercerai dengan Arini.
Tapi dia menyakinkan dirinya bahwa keputusannya sudah tepat. Dia tidak bisa bersama dengan orang yang sudah berselingkuh darinya.
Saat sampai di kantor dia melihat Sofia yang berjalan ke arahnya.
"Hai Bram" sapa Sofia dengan senyum manisnya.
"Hai sof, pagi sekali kau kemari. Ada apa?" Tanya Bram heran.
"Aku hanya ingin minta maaf padamu soal kemarin. Maaf yah" ucap Sofia dengan nada sesal yang di buatnya.
Nino yang melihatnya pun mendengus kesal, pagi-pagi sudah di buat emosi dengan kehadiran lintah darat ini. Dia yakin saat ini Sofia pasti senang karena Bram akan bercerai dengan Arini.
Aku harus cepat menemukan buktinya dan sampai saat itu aku akan mencegah perceraian tuan dan nona Arini.
"Tidak apa, ini bukan kesalahanmu. Lagian aku akan bercerai dengannya jadi tak apa"
"Makan siang bersama?" Tawar Sofia.
"Oke"
"Baiklah kalau begitu aku akan pergi dulu, nanti aku akan kembali lagi dadah" Sofia melambaikan tangannya pada Bram.
****
Seminggu yang lalu adalah sidang pertama perceraian Arini dan Bram. Dan saat itu Arini melihat Bram di temani dengan Sofia menghadiri sidang perceraian mereka.
Hati Arini sakit tapi dia berusaha tegar, menguatkan diri untuknya dan juga anak dalam kandungannya.
Sedangkan Bram sejak sidang perceraiannya dengan Arini Minggu lalu, dia merasa hampa tapi selalu menepisnya. Dia harus sadar saat ini dia sedang menjalin hubungan dengan Sofia.
Yah sebelum sidang pertama perceraiannya, Bram meminta Sofia untuk selalu di sisinya sampai dia resmi bercerai dari Arini.
Bram akan mencoba membuka hatinya untuk Sofia karena Bram tau selama ini Sofia menyukai dirinya bahkan sejak mereka kuliah. Dia berencana setelah resmi bercerai akan menjadikan Sofia sebagai kekasihnya.
"K..kau yakin?" Tanya Sofia ragu.
"Ya aku yakin sof. Lagian aku tau kau sangat menyukaiku bahkan sejak kita kuliah. Jadi selama aku belum resmi bercerai kita pdkt dulu setelah itu mari kita resmikan hubungan kita"
Sofia yang mendengar perkataan Bram tersenyum manis kemudian memeluk erat Bram dan sebaliknya.
Tanpa di ketahui Bram, Sofia tersenyum licik karena rencananya berjalan dengan lancar.
Akhirnya aku berhasil juga.
***
22:35
Bram melihat jamnya ternyata sudah malam dan dirinya masih di kantor menyelesaikan beberapa dokumen. Bram terpaksa menyelesaikannya malam ini karena dirinya akan pergi berlibur bersama Sofia selama beberapa hari ke depan.
"Huh akhirnya selesai juga" Bram membereskan meja kerjanya dan bersiap pulang.
Malam ini dia menyetir sendiri karena Nino sudah dia suruh pulang sejak sore.
Di perjalanan dia melamun memikirkan Arini hingga tidak menyadari dari arah berlawanan ada sebuah truk ugal-ugalan.
Bram yang sudah sadar dari lamunannya pun kaget melihat mobil truk yang melaju kencang ke arahnya dan tanpa di cegah terjadi tabrakan.
"Astagaa..... Brakk".
Bram sempat menghindar tapi mobilnya terseret dan berakhir menabrak pembatas jalan. Sedangkan Bram sudah tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
RomanceArini Kusumo terpaksa menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya, dia berfikir dengan menerima perjodohan itu tidak hanya membahagiakan orang tuanya saja tapi dirinya juga karena tanpa disadari Arini mulai mencintai laki-laki yang akan dijodo...