BAB 6

8.1K 175 0
                                    

Saat ini Bram dan Arini sudah sampai di private pulau ayah. Arini sangat senang karena mereka akan menghabiskan waktu di pulau ini. Bram yang melihat Arini bahagia pun ikut senang.

Malam ini dan seterusnya jangan harap kamu bisa bersantai sayang...

Bram dengan segala kelicikannya poor Arini. Sedangkan Arini tidak tau kalau bahaya sedang mengintainya saat ini.

"Sayang kemarilah.." ucap Bram yang sudah berbaring di atas kasur.

"Nanti sore kita berenang yah.." ujar Arini setelah berbaring menghadap Bram.

"Oke, istirahatlah. Aku tidak janji kamu akan bisa istirahat nanti malam" jawab Bram dengan nada sensualnya membuat wajah Arini memerah.

Arini sadar kalau saat ini dirinya sedang menjadi mangsa yang empuk untuk binatang buas yang mesum ini. Dia hanya bisa pasrah, lagipula dia menikmati setiap sentuhan Bram.

                                    ****
Saat ini mereka sedang berenang di laut, Arini sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Bram.

"Kena kau...hahaha" Bram menangkap Arini dan mereka tertawa bersama.

"Aku penasaran bagaimana rasanya bercinta di laut" kalimat itu mengagetkan Arini, hey bagaimana bisa seseorang penasaran bercinta di alam terbuka seperti ini.

Arini baru ingat kalau suaminya ini bukan manusia tapi binatang buas yang lapar. Nasib memiliki suami mesum. Arini heran apakah ayah mertuanya juga seperti suaminya, kalau iya kasian sekali ibu mertuanya harus memelihara dua binatang buas di dalam rumah.

"Gak usah aneh-aneh deh mas"

"Mas kan cuman penasaran sayang" tangan Bram sudah aktif meremas payudara Arini yang tertutup bikini sambil bibir yang terus menjilati leher jenjang istrinya itu.

"Mmmhh...ahhh.. mas jangan. Nanti malam oke" ucap Arini yang sudah seperti cacing kepanasan karena perbuatan suaminya itu.

"Mmmh.... Oke" Bram melepaskan Arini.

Saat ini kau selamat tapi nanti jangan harap.

"Tapi nanti aku mau sampai puas loh sayang" ucap Bram sambil memanggul Arini keluar dari laut.

Astaga Arini sangat malu, walaupun di pulau ini mereka hanya berdua tapi tetap saja dia malu.

Di pulau ini memang mereka hanya berdua saja, pelayan suruhan ayah hanya akan datang saat mereka di panggil saja. Jadi mereka benar-benar bisa menghabiskan waktu berdua saja di pulau yang luas ini.

Ayah memang sempat bilang sebelum mereka pergi, bahwa pulau ini sengaja dia beli karena waktu itu pulau ini akan di jual oleh orang asing. Ayah berpikir daripada orang asing yang beli, lebih baik dirinya saja. Hitung-hitung ini menunjukan rasa ketidaksetujuannya pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab menjual pulau negara sendiri pada orang asing dari negara lain. Pulau ini juga masih bisa di pakai untuk warga lokal di sekitar pulau.

                                      ****
Saat ini Arini sudah bersiap untuk makan malam, dilihatnya para pelayan sedang menyiapkan sajian makan malam. Dia sangat bersemangat karena malam ini bisa merasakan makan malam di alam terbuka ini sambil melihat langit yang penuh bintang dan deburan ombak yang menenangkan.

 Dia sangat bersemangat karena malam ini bisa merasakan makan malam di alam terbuka ini sambil melihat langit yang penuh bintang dan deburan ombak yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang