Bab 33

3.4K 101 0
                                    

Marko menatap datar nona nya, bayangkan saja baru berapa menit yang lalu nona nya itu mengeluh karena kekenyangan makan gado-gado dan saat ini dia menginginkan empek-empek dan es cendol juga, saat ditanya jawabannya aku lapar lagi. Mungkin makanan yang masuk tadi terlalu cepat di proses oleh lambungnya makanya dia cepat lapar atau mungkin karena memang nona nya itu tipe orang berperut karet.

"Berapa menit yang lalu nona mengeluh karena kenyang dan sekarang lapar lagi?" Tanya marko dengan wajah datar menatap arini.

"Oh ayolah aku lapar lagi, tolong belikan marko" ucap arini dengan wajah puppy eyes nya, siapapun yang melihatnya pasti tak akan bisa menolak.

"Ah baiklah,ck" 

Marko hanya bisa pasrah menuruti keinginan arini, tapi saat ingin melangkah pergi tiba-tiba arini berkata yang membuat tubuhnya panas dingin.

"Tapi aku ingin rambutmu di ikat seperti apel lalu lipbalm ku yah"

"Gila. aku tidak mau". 

Melihat reaksi marko, arini mendadak sedih mungkin ini karena hormon ibu hamil. Tak lama terdengar isakkan pelan dari arini.

"Heh mantuku kenapa?" tanya ibu yang datang karena mendengar keributan mereka.

Arini menjelaskan keinginannya pada mertuanya dan spontan ibu langsung tertawa, dia tidak bisa membayangkan marko dengan rambut apel dan bibir penuh lipbalm.

"Sudah jangan menangis, marko kau ikuti saja keinginannya hitung-hitung pahala" jawab ibu menahan tawanya.

"Tapi nyonya ak-"

"Sudah cepat turuti, kau mau berdosa melawan ibu hah?" ibu melototi marko yang membuat lelaki muda itu pasrah, anggap saja ini balas budinya pada nyonya besarnya karena mau merawatnya dan kakaknya.

"Aku pasrah"

Setelah mengatakan itu dia menghampiri arini dan tentu saja arini dengan sigap mendandani marko seperti keinginannya, sedangkan ibu sudah sibuk memotret marko sambil tertawa.

"Sudahkan? aku pergi dulu nyonya dan nona arini TERSAYANG" 

Setelah marko pergi, ibu dan arini tertawa lepas melihat ekspresi wajah marko yang sangat lucu

"Aduh ibu tidak bisa bayangkan dia pergi dengan penampilan seperti itu, wajah datar dan badan kekar tapi tampilannya kawaii hahaha" 

Di luar marko misuh-misuh dengan penampilannya "Apa kau liat-liat hah, mau ku congkel matamu". jawab marko saat melihat para bodyguard yang menertawakannya.

"Kawaiii, onichan...onichan hahahha" ledek salah satu bodyguard dengan aksen yang di buat-buat.

Benar-benar nona arini.

Sedangkan di kantor nino yang melihat kiriman dari nyonya besarnya pun tertawa melihat tampilan adiknya.

"Astaga ada-ada saja" nino tertawa sampai mengusap air matanya yang keluar.

"Kenapa?" bram tiba-tiba bertanya karena penasaran mengapa sekretarisnya itu tertawa

"Ah tuan, ini ibu anda mengirimi saya sebuah foto yang kawaii katanya dan lihatlah apa yang di maksud kawaii olehnya" 

Nino memperlihatkan foto adiknya dan seketika bram ikut tertawa juga melihat tampilan marko yang tak sesuai dengan wajah dan bentuk badannya.

"Ada apa dengannya hahaha sampai seperti itu astaga"

Nino menjelaskan kalau ini keinginan arini yang ingin di belikan makanan tetapi dengan tampilan marko yang seperti itu dan tentu saja atas paksaan dari nyonya besar.

"Kasian sekali adikku" nino kembali tertawa sedangkan bram merasa heran tumben arini punya keinginan yang aneh menurutnya.

***

Sesampainya bram di rumah dia melihat halamannya rumahnya tampak ramai seperti ada perayaan.

"Kau sudah pulang nak? ibu mu mengadakan barbekyu malam ini jadi yah seperti yang kau lihat" Terang ayah saat melihat anaknya yang tampak kebingungan.

"hahaha seharusnya kau melihat secara langsung adikmu tadi"

Nino kembali tertawa lagi setelah diingatkan tentang kejadian yang menimpa adiknya.

"Kalau tau begitu seharusnya saya libur saja nyonya hahaha"

"Tertawalah kak, semoga saja hal ini juga menimpamu huh" ujar marko dengan kesal.

Sejak tadi dirinya jadi bahan tertawaan semua orang termasuk sang kepala rumah tangga, ayah bram. Yah itu semua karena nyonya besarnya ini menceritakan kejadian tadi siang pada suaminya.

"Tapi sekarang aku juga ingin Nino seperti marko tadi siang" seru arini yang membuat suasana menghening.

"A..apa?" tanya nino dengan ragu mungkin dia salah dengar tadi.

"Aku ingin kau berpenampilan seperti marko tapi tidak pake lipbalm, pake lipstik saja"

Seketika suara tawa menggelegar di rumah tersebut. Apalagi marko dia bahkan sudah memegang ikat rambut yang tadi siang di pakenya, memberikannya pada arini.

"Kena juga kau kan hahaha"

"Nino cepetan ih lama banget.. pfftt" ibu mendorong pelan tubuh nino ke arah arini.

Nino sebenarnya tidak mau tapi karena paksaan dan pelototan nyonya besarnya itu pun dengan pasrah menyerahkan tubuhnya asal semua orang bahagia.

"Hahaha kasian sekali nino, pintar sekali menantuku" ujar ayah dengan tangannya yang memegang perut saking ngakaknya.

Malam itu semua orang berbahagia, arini pun melupakan sedikit permasalahannya dengan bram. Ia anggap ini sebagai hiburan untuk mengobati sedikit luka di hatinya.

💮💮💮💮

AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang