Apa yang membuat kamu bertahan meski sudah kuhempas berkali-kali?
-Titania Aufaa-
Pertemuan Kesembilan
Tita sedang merenggangkan otot-otot lehernya yang kaku karena sibuk bekerja ketika sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.
Cowok mesum : jgn lupa dinner ya cantik
Cowok mesum : aku udh di kantor km nih
Usai membacanya, refleks Tita memutar bola mata. Karena kejadian yang lalu ketika Erdit menggodanya—sekaligus sedikit mengancamnya—saat pemotretan, Erdit jadi rajin mengiriminya pesan. Tita yang malas menanggapi hanya membalasnya sesukanya. Bahkan kadang tidak dia balas sama sekali.
Gimana Tita nggak malas kalau isi pesannya hanya berupa rayuan-rayuan tidak penting.
Tapi, kemarin Erdit menagih janjinya lagi untuk kencan, dan—lagi-lagi—mengancam akan membocorkan rahasianya pada Mikhal, sehingga membuat Tita mau tidak mau menyetujui ajakan kencannya.
Dan inilah harinya. Erdit menawarkannya—atau memaksanya—untuk menjemput di kantor.
Awalnya tentu saja Tita menolak. Meskipun mobilnya tengah di bengkel untuk perawatan rutin, tidak membuat Tita jadi mau dijemput Erdit demi untuk menghemat ongkos. Lebih baik dia merelakan sedikit uangnya untuk membayar biaya taksi daripada membiarkan Erdit berkeliaran lagi di kantornya dan membuat orang kantor membicarakan mereka.
Usai kejadian di studio pemotretan Tita sukses menjadi bahan bicaraan orang-orang kantor, yang bahwa dia digoda oleh what-so-called the-hottest-guy-in-town dan membuat perempuan-perempuan makin menatap iri dengki padanya.
Tapi, tentu saja Erdit tidak akan semudah itu menyerah dengan penolakan Tita. Tiba-tiba saja lelaki itu sudah mengabari ada di wilayah kantornya.
Me: tunggu aja dibawah
Me: dan udah gue bilang gausah pake aku-kamu
Me: geli
Lebih baik dia yang menghampiri.
Dengan malas, Tita merapikan barang-barangnya. Dia menghela napas. Sabar, ini cuma makan malam. Cukup sekali lalu setelah itu dia bisa bebas dari Erdit.
Semoga.
Tita harus menahan kedongkolannya saat harapannya untuk membuat Erdit tidak bertemu orang-orang kantor tidak terwujud saat dia keluar ruangan dan terkejut melihat Erdit sudah ‘bertengger’ di dekat meja Joy sedang bercengkerama dengan anggota timnya. Bahkan tim lain—khususnya perempuan—ikut nimbrung. Yang laki-laki lebih bersikap masa bodoh—atau sebal—terkecuali Bembi yang ikut terlihat antusias berbincang dengan Erdit.
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
RomanceMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...