Jika kita tidak pernah bertemu, akankah alur cerita ini akan berjalan sama?
Pertemuan Ketigapuluh tiga
“Kok jadi banyak yang follow instagram aku, ya?” gumam Tita dengan mata yang fokus menatap layar ponselnya yang menampilkan halaman akun media sosialnya. Dahinya berkerut dalam.
Erdit menoleh sekilas, ikut melirik ponsel sang kekasih, “Netizen yang lihat postingan lambe kali.”
Masih dengan kebingungannya, Tita menatap Erdit, “Mereka tau dari mana? ‘Kan muka aku nggak kelihatan di foto yang diambil sama Kun.”
“Kamu kayak nggak tau netizen aja. Mereka lebih cepet dari FBI kalau mata-matain orang.”
“Gila! Secepat itu?!” seru Tita tak habis pikir. Buru-buru dia memprivasi akunnya agar tidak semakin banyak orang yang mampir ke sana.
Melihat Tita yang terkejut sampai matanya yang kecil itu melotot lucu membuat Erdit tertawa gemas. Tangannya terangkat mengusap-usap lembut kepala sang kekasih.
Mereka sedang berada di apartemen Tita. Seperti biasa menghabiskan waktu bersama sekadar menonton televisi setelah lelah melakukan yoga bersama. Ya, akhirnya mereka merealisasikan keinginan Erdit untuk yoga berpasangan. Tapi bukannya olahraga yang benar mereka malah bercanda-canda gara-gara tidak bisa menirukan gerakan yang benar dari video youtube yang mereka tirukan. Atau beberapa kali Erdit malah mencuri ciuman setiap ada kesempatan, yang membuat Tita sebal. Jadilah mereka lelah bukan karena olahraga, tapi karena terus tertawa atau bahkan berdebat.
Melihat Tita sibuk dengan ponselnya, Erdit juga melakukan hal yang sama. Tiba-tiba saja dia ingin melakukan live di instagramnya sekaligus menggoda pengikut-pengikutnya yang penasaran akan siapa sosok kekasihnya.
Erdit memposisikan ponselnya di atas meja sebelum memulai. Menggeser benda itu sedikit memperlihatkan badan Tita. Dia berusaha mengaturnya agar wajah Tita tidak terlihat.
“Haii...” sapa Erdit, menyunggingkan senyum dengan tangan sedikit melambai-lambai. Belum apa-apa penontonnya sudah banyak.
“I’m doing nothing. Just chilling with my girl,” ujar Erdit menjawab salah satu pertanyaan penonton live-nya.
“Ya, dia cewek gue,” Erdit tersenyum manis, tapi kemudian mimiknya berubah garang saat ia membaca salah satu komentar yang menebak wanita yang bersamanya adalah Laura, “Bukan Laura! Ck!”
“Kamu ngomong sama siapa?” Melihat Erdit yang bicara sendiri membuat Tita yang sedang menikmati buah jeruk menoleh bingung pada Erdit di sampingnya. Tita lalu mendekat melirik ponsel Erdit ingin tahu. Tapi, sebelum itu dia sudah ditahan oleh Erdit yang takut wajahnya terlihat di kamera.
“Kamu ngelive?” tanya Tita memastikan. Rupanya matanya sempat menangkap yang ditunjukkan layar ponsel Erdit. Di depan wajahnya, Erdit menyengir tanpa dosa, “NGAPAIN, SIH?! MATIIN NGGAK!”
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
RomanceMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...