Gue pikir cuma Libra yang cantiknya nggak manusiawi. Ternyata main gue kurang jauh. -Erdit Aulian-
Pertemuan KeempatMendapat tawaran pemotretan di sebuah majalah adalah hal biasa untuk Erdit. Dia sudah sering malang-melintang di dunia foto model.
Sudah banyak majalah yang bekerja sama dengannya. Dia juga sudah mendengar tentang Onn Magazine, salah satu majalah mode terkemuka di Indonesia. Bahkan katanya terkenal sampai ke Singapura. Jadi, begitu mendapat tawaran Erdit langsung terima. Apalagi temanya tidak jauh-jauh dari dirinya. Menonjolkan ketampanannya.
Awalnya, terlihat biasa. Bertemu dengan stylist cantik nan seksi bernama Joy yang menyambut dia dan Ramon. Dia bahkan sempat ingin meminta nomor ponsel Joy nanti. Ramon pasti punya, tapi Erdit memilih meminta langsung. Sekalian modus sedikit. Mungkin setelah projek ini mereka bisa having fun.
Baru ingin mengajak Joy mengobrol perempuan itu malah pergi. Digantikan oleh dua rekannya, pria dan setengah pria. Ya tidak masalah, sih. Toh, Erdit tidak berniat basa-basi dengan mereka juga. Tapi, si setengah pria yang katanya bernama Bembi terus meliriknya. Bahkan dia tak segan mengedip genit padanya. Erdit jadi bergidik.
Untung saja itu tidak lama karena setelahnya Joy kembali masuk membuat Erdit tersenyum. Namun, senyumnya hilang berganti menjadi keterkejutan saat melihat siapa yang datang bersama Joy.
Diam-diam, selama wanita itu bicara Erdit menelitinya. Benarkah dia cewek sendu?
Ini benar-benar dia atau hanya mirip saja?
Dia agak sedikit lupa karena saat itu cewek sendu rambutnya dicepol ke atas, bukan digerai panjang seperti sekarang membuat Erdit sadar rambut wanita itu berwarna coklat.
Waktu itu dia terlihat anggun dengan kebayanya. Dan sekarang, dia terlihat lebih santai namun elegan dengan blazer coklat sebatas lutut menutupi celana jeans pendeknya, dan boots.
Erdit sampai memiringkan kepala meneliti wajahnya. Mata kucing yang tajam, bibir merah yang membuat Erdit penasaran. Sepertinya dia benar. Dia...
“Cewek sendu.”
Penjelasan Tita jadi terpotong karena mendengar gumaman seseorang yang masih terdengar di telinga semua orang disana.
Tita melirik oknum yang bersuara tadi, “Ada yang ingin ditanyakan, Mas Erdit?”
“Cewek sendu,” Erdit menggumam, “I got you.”
Semua orang disana menatap bingung Erdit yang hanya komat-kamit tanpa suara sambil menatap Tita.
Mengerti keadaan, Ramon menyenggolnya dan berbisik, “Heh, Dit. Lo kenapa?”
Bukannya menjawab Ramon, Erdit malah bicara pada Tita, “Hei. Lo nggak inget sama gue?”
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
RomanceMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...