Meet | 36

560 82 8
                                    

Semua terasa ringan kala ada kamu di sisiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua terasa ringan kala ada kamu di sisiku




***

Pertemuan Ketigapuluh enam

Tita mengurut pelipisnya. Kepalanya sangat pening dengan masalah yang dihadapinya seharian ini. Begitu pekerjaannya selesai, dia langsung pulang ke apartemennya dengan Erdit yang menjemputnya.

“Huft...”

Hembusan napas Tita yang terdengar lelah sekaligus frustrasi kembali terdengar. Sudah berkali-kali perempuan itu melakukannya sejak dia masuk ke mobil Erdit, membuat Erdit jengah.

“Kamu kenapa, sih, yang? Ada masalah?” Erdit yang fokus menonton televisi jadi menoleh.

Tita yang tengah duduk di sofa samping Erdit menolehkan kepala dengan lemah. Cemberut, ia mengangguk dengan manja.




“Mau peluk?” tawar Erdit.

Tita serta-merta menunjukkan puppy-eyes, “Boleh nggak?”

“Boleh, dong. Sejak kapan aku nggak bolehin kamu peluk. Lebih juga boleh.”

“Ish!”



Erdit menarik Tita ke dalam pelukannya. Bukan hanya dipeluk. Erdit membawa Tita berbaring, dan kini mereka berbaring berhadapan di atas sofa bed, tak lagi memedulikan televisi yang menyala. Tita pun melingkarkan tangannya ke pinggang Erdit.



“Aku sebel sama mantan kamu.”

“Mantan? Siapa?”

“Laura.”

Erdit mendelik tak suka, “Dibilangin nggak pernah pacaran sama dia.”

“Tetep aja!”

“Kalau sebel sama dia sih, aku juga sebel,” saur Erdit.

“Tapi tuh tadi ngeselin banget. Dia bikin ulah di kantor,” gerutu Tita dengan muka cemberut.

Erdit terkejut dan langsung melotot marah, “Ngapain dia ke kantor kamu? Mau cari gara-gara sama kamu?”

“Nggak.” Tita mengelus-elus dada Erdit agar tenang, “Hari ini dia ada pemotretan. Harusnya bukan dia modelnya. Dia cuma gantiin. Terus kamu tau nggak, dia ngerobekin baju. Baju yang dia pakai robek sama dia.”

“Bwahahaha...bajunya robek gara-gara dia pakai? Bajunya yang kekecilan atau badannya yang kegedean?” ejek Erdit.

“Aku juga nggak ngerti kenapa bisa gitu. Padahal dia pakai yang ukuran normal, lebih besar dari yang biasa dipakai model.”

“Fix sih, badannya yang kegedean,” gumam Erdit masih setia meledek Laura.

“Iya, tapi masalahnya dia nggak mau ganti rugi. Udah gitu malah ngadu sama bos aku, dan malah aku yang disuruh tanggung jawab.”

When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang