Meet | 37

574 83 7
                                    

Aku lakukan apapun biar kamu nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lakukan apapun biar kamu nyaman.

Nyaman sama aku.


***



Pertemuan Ketigapuluh tujuh

Pagi-pagi sekali Tita sudah bersiap. Bahkan dari malam dia menyiapkan apa saja yang harus dia bawa untuk mama Erdit, apa yang harus dia kenakan ketika bertemu beliau nanti, dan sebagainya. Tita belum pernah merasakan pengalaman ini sebelumnya, bertemu orang tua dari pacarnya. Jadilah dia sangat gugup.

Berbeda dengan Tita, Erdit malah terlihat santai. Pukul sebelas siang dia masih tidur-tiduran di depan televisi. Sepertinya juga belum mandi.

“Dit, kok kamu nyantai banget. Kita flight jam berapa memangnya?” tanya Tita yang memang tidak diberitahu Erdit soal jadwal keberangkatan mereka ke Surabaya. Tiap ditanya Erdit pasti akan menjawab, ‘Udah aku urus. Kamu tinggal terima beres aja.’ Dia juga tidak pernah kasih lihat tiketnya.

“Jam dua belas,” sahut Erdit tenang.

Tita malah melotot melirik jam, “Ini udah jam sebelas lho, Dit. Kamu belum siap-siap.”

“Santai aja, sayang. Nggak akan ditinggal,” Erdit terheran-heran begitu menatap Tita, “Kamu udah rapi aja. Udah siap banget mau ketemu camer, ya,” godanya.

“Aku tuh gugup. Lagian kamu juga nggak kasih tau kita flight jam berapa.”

Erdit tersenyum sambil menghampiri Tita dan memeluknya dengan sayang, “Nggak usah gugup, sayang. Mamaku baik. Dia malah udah nunggu kamu banget. Katanya nggak sabar pengin ketemu kamu.”

“Masa?”

Erdit mengangguk pasti, “Aku juga udah nggak sabar mau temuin kamu sama mama.”

“Ya udah kalau gitu kamu siap-siap dong. Katanya jam dua belas. Ini udah kurang dari satu jam lagi lho.”

“Siap, sayangku.”

Sebelum berlalu, Erdit menyempatkan mencuri kecupan di pipi Tita dan langsung kabur ketika Tita sudah ancang-ancang ingin memukulnya.

“Dasar aneh!” Tita mencebik. Tapi, tidak bisa dipungkiri dia tidak bisa menahan senyumannya.





Tidak butuh waktu lama, mereka pun menuju bandara dengan mengendarai mobil Erdit.

Tita tidak menaruh curiga pada awalnya. Dia masih terlihat biasa-biasa saja saat mereka memasuki halaman bandara. Namun, ketika dirasanya mobil Erdit tidak berhenti dan malah terus melewati halaman parkir, Tita mendadak bingung. Apalagi ketika mobil memasuki halaman landasan dimana Tita bisa melihat beberapa pesawat terparkir yang jaraknya saling berjauhan.

Tita baru akan bertanya pada Erdit namun urung ketika mobil Erdit lebih dulu berhenti tidak jauh dari sebuah pesawat yang terlihat berbeda dari yang lainnya. Lebih bingung lagi ketika di depan mobil mereka ada Ramon yang sepertinya sudah menunggu kedatangan mereka.

When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang