Menjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apa dengan kata maaf saja cukup untuk menghilangkan rasa kecewa? -Titania Aufaa-
Pertemuan Kesebelas
Tumpukan pekerjaan yang membebani Tita sejak pagi membuat badannya lelah. Belum lagi usulan Kun yang sok ide ingin memasukkan fotonya dengan Erdit yang sengaja lelaki itu ambil ke salah satu halaman majalah, membuat kepala Tita pusing. Semakin pening ketika usulan itu diamini oleh dua ‘curut’, Joy dan Bembi, yang entah kenapa seperti berkonspirasi mendekatkannya dengan cowok mesum. Untungnya, dengan sedikit ancaman dari Tita mereka mengurungkan niat mereka. Meski konsekuensinya Tita harus sabar ketika Kun tidak menuruti perintahnya untuk menghapus foto itu.
Tita bersandar di kursinya. Kepalanya menengadah, menatap langit-langit ruangan. Awalnya ia hanya melamun. Namun, lama-kelamaan pikirannya berkelana pada sosok yang akhir-akhir ini sering mengganggunya.
Sekian banyak ia berurusan dengan laki-laki baru kali ini ia kewalahan. Merasakan emosi yang sangat. Bukan emosi yang positif, tentunya. Justru sebaliknya. Kesal, marah, sebal. Berkali-kali ia menjauh, mereka tetap dipertemukan, baik disengaja maupun tidak.
Kadang Tita jadi berpikir, dia sudah melakukan kesalahan apa sampai bisa sesial ini dihantui oleh Erdit?
Lelaki itu juga, kenapa dia bisa sepenasaran itu padanya? Memangnya apa yang dia lihat dari Tita?
Dia sama saja dengan perempuan lain. Banyak perempuan yang seperti dia, lalu kenapa Erdit tidak mengejar perempuan lain saja? Toh, dia juga sudah terang-terangan menolaknya, dengan cara yang halus sampai yang kasar—terlewat kasar, bahkan.
Ini juga yang menjadi pertanyaan Tita setiap dia didekati pria. Apa yang mereka lihat darinya? Hanya ingin badannya?
Ya, Tita akui badannya yang proporsional sedikit—sedikit saja menurutnya—menarik. Tita tidak tinggi. Tingginya hanya 163 centimeter. Hanya saja proporsi tubuhnya yang seimbang dengan kaki yang langsing membuatnya terlihat jenjang seperti model.
Tapi, bukannya masih banyak perempuan lain yang lebih menarik dari segi fisik ketimbang dirinya? Kalau dibandingkan dari segi fisik, Joy jauh lebih menarik dan seksi.
Erdit juga aneh. Kalau pria lain dia tolak langsung menjauh—setidaknya sampai dua kali rayuan—lalu kenapa laki-laki itu tidak demikian?
Dan kejadian kemarin saat mereka bertemu di halte. Sebenarnya apa hubungan Erdit dengan bapak-bapak yang ditemuinya disana? Kenapa Erdit bisa sampai semarah itu sampai mengatainya? Apa benar Erdit adalah anak dari bapak itu?
Tita masih belum tuli. Dia mendengar dengan jelas bapak itu mengatakan ‘Anakku’ begitu Erdit muncul. Kalau benar, berarti Erdit anak yang diceritakan bapak itu dong.