Meet | 35

694 89 18
                                    

Part ini aku dedikasikan untuk kamu yang masih bertahan sampai part ini

Kayanya viewers makin dikit nih. Bosen ya? 🤔

***

Aku nggak percaya kebetulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku nggak percaya kebetulan. Segala kejadian sudah ditakdirkan oleh Semesta. Lalu, apakah pertemuan kita bagian dari takdirNya juga?







***








Pertemuan Ketigapuluh lima

Erdit membuka mata. Alarm di kepalanya menyala menandakan waktunya ia bangun dari tidurnya.

Pemandangan pertama yang dia lihat adalah wajah tertidur Tita dalam pelukannya yang tampak tenang dan menggemaskan.

Tersenyum tipis, Erdit mengelus pipi sang kekasih dan memberikan kecupan singkat di keningnya. Hal itu membuat Tita terusik dan bergerak sedikit, tapi tidak terbangun dan malah semakin masuk ke dalam pelukan Erdit.

Erdit jadi terkekeh pelan. Dengan hati-hati, dia berusaha melepaskan diri dari Tita untuk melakukan urusan paginya di kamar mandi. Selesai dengan urusan paginya di kamar mandi, Erdit menuju dapur untuk membuatkan sarapan. Dia sudah hapal letak alat masak dan alat makan tanpa bantuan si pemilik dapur.

Terhitung sudah seminggu mereka pulang dari Paris. Dan selama itu, Erdit tinggal di apartemen Tita. Tita tidak lagi protes begitu tahu dia menginap di tempatnya. Dia sendiri ingin karena memang merasa insomnianya hilang saat bersama Tita. Mereka secara kasual tinggal bersama. Tidak terjadi hal yang di luar batas di antara mereka. Tita masih membatasi diri dan Erdit menghormatinya. Kecuali bercumbu. Sebatas itu.

Semenjak Tita tahu Erdit adalah anak yang disangkanya sudah meninggal dan Erdit tahu Tita adalah anak perempuan yang dia cari-cari, hubungan mereka semakin mesra. Seperti ada hal yang terkoneksi yang tak kasat mata di antara mereka. Terutama Tita yang ingin terus menempeli Erdit.

Seperti saat ini. Tita yang terbangun jadi gelagapan karena tidak mendapati Erdit di sebelahnya.

“SAYANG!”

Mengusap matanya, Tita terduduk. Tak lama, dia menuju kamar mandi. Bukan untuk membasuh wajah tapi untuk melihat siapa tahu Erdit ada di sana. Dan ia menjadi cemas saat tidak mendapati Erdit.

“ERDIT!”

“Aku di dapur, sayang!”

Tita yang mendengar suara Erdit di luar langsung berlari keluar kamar dan memeluk kekasihnya itu.

“Hei, kenapa lari-larian?” tanya Erdit yang tersentak mendapat pelukan tiba-tiba.

“Kirain kamu kemana,” lirih Tita dalam pelukan Erdit.

When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang