Sudahi sedihmu. Masih banyak orang yang ingin melihat senyum indahmu.
-Titania Aufaa-Pertemuan Ketiga
Memasuki lobi sebuah gedung perkantoran, Titania Aufaa berjalan penuh percaya diri. Dia tidak pernah terlambat ke kantornya. Jarak apartemennya dan kantor yang hanya ditempuh selama lima belas menit membuatnya selalu tepat waktu. Selain karena Tita memang orang yang disiplin terhadap waktu.
Tita berakhir bekerja sebagai editor majalah mode karena tidak sengaja. Sejak SMA dia sudah hidup memenuhi kebutuhannya sendiri, dan banyak mengambil pekerjaan paruh waktu. Saat kuliah pun dia magang di banyak tempat. Salah satunya di sebuah butik. Dari sana Tita tertarik dengan dunia mode.
Tak disangka dia berbakat di bidang itu. Pemilik butik yang mengetahui bakat Tita banyak mengajarkannya tentang fashion. Dia juga merekomendasikan Tita kepada teman-temannya sesama desainer sampai akhirnya Tita ditarik bekerja di perusahaan majalah mode ternama, Onn Magazine, tempatnya berpijak saat ini.
Hari ini Tita memakai blazer hitam yang membalut tubuh serta kaos hitam sebagai dalamannya, dan bawahan slimfit jeans. Sepatunya ia memakai kitten heels berwarna senada dengan bajunya. Ia berjalan dengan percaya diri bak seorang model.
Dimana pun Tita, semua mata memandangnya kagum. Keberadaan Tita langsung saja menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Terutama kaum adam. Siapa sih, yang tidak suka perempuan cantik, elegan, plus berbadan seksi dan langsing kayak Tita.
Namun, seperti biasa, Tita tidak peduli meski dia menyadarinya. Banyak laki-laki yang mendekatinya tapi dia menolak. Karena sering menolak laki-laki yang mendekatinya, Tita kerap dibilang sombong. Tapi itu bukan masalah buat dia. Terserah saja orang mau bilang apa, Tita nggak akan menggubrisnya. Daripada dia asal-asalan memilih pria, lalu ujung-ujungnya berakhir di tengah jalan dan membuang-buang waktunya.
Lagi pula, ada hal di dalam diri Tita yang tidak bisa dimengerti oleh sembarang pria. Pria yang menjadi pasangannya nanti tidak hanya harus mencintainya, tapi juga harus menerima apa yang ada dalam dirinya...dan masa lalunya.
Tita sampai di tempatnya bekerja. Kantor dengan tulisan “Onn” besar-besar, menyambutnya. Dia langsung menuju ruangannya dan mempersiapkan segala hal juga menghubungi tiga rekannya untuk meeting.
Dedikasinya untuk bekerja sangat tinggi. Baru sampai sudah langsung meeting. Kedisiplinan Tita kadang membuat ketiga rekannya kewalahan karena harus datang pagi-pagi—Tita lebih suka meeting pagi karena bagi dia di waktu-waktu itu otak masih fresh, jadi ide-ide kreatif akan maksimal.
Seperti sekarang, ketiga rekannya grabak-grubuk mengikuti titah Tita, berebut masuk ruang meeting—ralat, dua orang karena yang satu berjalan santai di paling belakang. Berbeda dengan Tita yang masih bisa berjalan elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
Roman d'amourMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...