Aku bisa gila kalau jauh dari kamu
Pertemuan Keempatpuluh tiga
Erdit berjalan tegas di lorong rumah sakit yang panjang. Keesokan harinya, dia baru bisa datang untuk melihat sang ibu. Dia lebih dulu harus mengurus Laura. Perempuan itu kambuh dari penyakit mentalnya.
Laura menderita gangguan bipolar.
Efek dari perbuatan orang tua mereka bukan hanya berdampak pada Erdit. Namun, Laura juga. Dia tidak mendapat kasih sayang yang utuh selayaknya anak seusianya saat itu karena ayahnya meninggal dan ibunya yang sibuk berkencan dengan ayah Erdit. Belum lagi masalah pribadinya, hingga membuat dia depresi.
Erdit meminta Deka mengurus kepulangan Laura. Dia pun sempat menghubungi ayahnya yang memang sekarang bertanggung jawab pada perempuan itu agar segera membawanya pulang.
Akhirnya, Erdit menjejakkan kaki di ruangan tempat Ratna dirawat. Erdit bersyukur operasi mamanya berhasil dan sekarang sudah dipindahkan ke ruang rawat.
Pertama kali memasuki ruangan, Erdit termangu melihat tubuh sang ibu yang terbaring lemah. Dia merutuk. Merasa bersalah karena menjadi penyebab kesakitan sang ibu. Dia bisa saja menutupi semua rahasianya kalau saja perempuan licik itu tidak datang, yang Erdit yakin memang sudah perempuan itu rencanakan.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Erdit harus mempertanggung jawabkan kekacauan yang dia sebabkan.
“Erdit, saya pulang dulu.”
Erdit menoleh pada Danar yang berbicara padanya. Hanya ada Danar di dalam ruangan. Tita tidak terlihat, yang membuat Erdit kecewa dan bertanya-tanya.
“Oh, iya, Mas. Biar gantian saya yang jaga Mama,” balas Erdit sopan.
Danar belum pulang dari semalam. Menunggu selesainya operasi yang berlangsung cukup lama. Dia sendiri baru bisa tidur dua jam yang lalu. Setelah kedatangan Erdit dia baru bisa pulang untuk nanti kembali lagi bersama sang istri yang pasti ingin melihat keadaan ibunya.
Erdit bersyukur kakak iparnya bisa dimintai tolong sementara dia harus mengurus Laura sebentar. Dia merasa tak enak hati sebenarnya. Apalagi kakaknya yang merupakan istri Danar tengah hamil besar. Danar pasti banyak pikiran.
“Tita di kantin. Tadi saya suruh sarapan. Dia nggak mau pas saya suruh pulang. Tita belum istirahat,” ucap Danar memberitahu. Dia tahu Erdit pasti tidak hanya mengkhawatirkan keadaan Ratna, tapi juga Tita.
“Iya, Mas. Saya udah bawa baju ganti buat Tita. Sekalian biar saya yang bujuk dia nanti.”
“Nanti saya balik lagi sama Shinta.”
Erdit mengangguk, “Terima kasih banyak, Mas Danar.”
Danar tersenyum tipis. Dia menepuk bahu Erdit beberapa kali sebelum berlalu. Lelaki itu bermaksud memberi kekuatan padanya. Erdit tahu itu. Karena kesibukan mereka dan intensitas pertemuan yang jarang, Erdit hampir tidak pernah berbicara dengan Danar. Apalagi pembawaan lelaki itu yang memang irit bicara. Tapi, Erdit tahu dibalik itu Danar lelaki baik yang sangat peduli pada sekitarnya, termasuk keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
RomanceMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...