Jangan mimpi, gadis kecil!
***
Pertemuan Ketigapuluh
Seumur hidup Erdit, selama menjalani karirnya di dunia entertainment, dia tidak pernah terkena skandal apapun. Dia menjalani karirnya dari bawah. Ikut pemilihan model sana-sini, menjadi finalis abang-none, ikut casting. Semua Erdit jalani dengan usahanya sendiri. Dia mau menunjukkan kemampuannya di bidang entertain termasuk menjadi aktor. Prinsip Erdit dia harus menjalani karir sebaik-baiknya tanpa harus mendulang popularitas dengan sensasi.
Dan saat dia terkena skandal, dia merasa prinsip yang dia bangun seketika hancur. Padahal dia baru saja mencicip karir sebagai aktor. Erdit ingin orang melihatnya murni dari kemampuannya dalam berakting. Bukan dengan skandal murahan begini.
Karena itu, dengan marah dia mendatangi tempat yang dia kira berpotensi mengeluarkan berita ini yang katanya demi popularitasnya. Kantor agensi.
Meski yang didapat Erdit nihil. Mereka mengklaim bahwa mereka tidak terlibat sama sekali dalam menyebarkan foto-foto itu.
Erdit pun meminta untuk menghubungi produser film. Bisa saja ini kerjaan mereka agar filmnya jadi terkenal dan menarik banyak penonton. Namun, mereka juga tidak tahu-menahu. Mereka bahkan mengancam menuntut Erdit pencemaran nama baik jika terus menuduh tanpa bukti.
“Ada yang mau ngerjain lo kali, Dit,” ujar pemilik agensi yang menaungi Erdit. Usia mereka tidak terpaut jauh jadi kerap berbicara non-formal.
“Siapa? Gue nggak punya musuh.”
“Ya mana gue tau. Kali aja ada yang nggak suka sama lo tanpa sepengetahuan lo.”
“Lo, ya?” tuduh Erdit, setengah bercanda sebenarnya.
“Ye...ngapain juga gue ngejatuhin artis gue sendiri,” sewot pemilik agensi, “Kayaknya ini disengaja, deh. Kalau ada di akun gosip itu biasanya ada yang cepu gitu nggak sih?”
“Nah, gue juga mikirnya gitu,” setuju Ramon.
“Tapi masalahnya siapa orangnya? Bang, lo punya kenalan hacker, ‘kan? Suruh dia lacak siapa yang nyebarin,” pinta Erdit.
“Nyewa hacker mahal, Man. Nggak mau gue. Kecuali pake duit lo.”
“Berapa duit sih emang?”
“Ratusan juta.”
Erdit melotot, “Buset! Mahal amat! Ini cuma ngehack akun gosip, Bang. Bukan data rahasia pemerintah.”
“Wah, kalau itu mah lebih mahal lagi. Bisa sampai milyaran,” sahut pria itu bersandar di bangku kebesarannya, “Ya udahlah biarin aja. Toh, lumayan karena ini lo makin populer nantinya. Seenggaknya orang jadi kenal siapa lo.”
Erdit tidak setuju. Dia ingin terkenal tapi bukan karena skandal murahan begini. Orang-orang memang mengenalnya, tapi pasti bagian buruknya yang diingat, dan Erdit tidak mau itu. Apalagi ini dengan Laura. Amit-amit dia harus disandingkan dengan Laura terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]
Roman d'amourMenjadi wanita yang diinginkan pria-pria seksi, punya karir bagus dengan menjadi editor di sebuah majalah, wajah cantik, tubuh seksi, ternyata tidak lantas membuat Titania Aufaa bahagia. Tita terpaksa menelan pil pahit dalam salah satu fase kehidupa...