Meet | 52

557 82 17
                                    

GASSS NGGAK SIIIHHH 🔥🔥

Ini baru banget masih anget kaya tahu bulet. Tolong tandain typo yaa sahabat...

***


Gue harus gimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue harus gimana?




Pertemuan Kelimapuluh dua

Mikhal tersenyum saat melihat putrinya duduk di kursi makan khusus. Ayah muda itu akan tertawa geli melihat tingkah putrinya yang mulut dan kedua tangannya dipenuhi warna merah dari buah naga yang Libra berikan. Terlalu lucu dan menggemaskan, Mikhal merekam momen itu di ponselnya.

Putri Mikhal sudah memasuki usia sepuluh bulan dan sedang lucu-lucunya. Mikhal dan Libra sebagai orang tua baru sedang senang menikmati tumbuh kembang anak mereka. Tiap kali bekerja, Mikhal akan selalu merindukan putri kecilnya dan buru-buru pulang lantaran tidak sabar untuk bertemu putrinya. Jika di kantornya sedang senggang pun Mikhal akan meminta Libra untuk melakukan video call karena ingin melihat putrinya itu.

“Udah selesai makannya, Nak? Mami ambil, ya, piringnya.” Libra mendekat dan menyeka mulut sang anak dengan tisu basah. “Uuh...pinter banget anak Mami, mam-nya habis, ya.”

“Biar aku yang bersihin kursinya,”  cetus Mikhal membiarkan Libra membawa putrinya untuk berganti baju karena bajunya sudah ternoda bercak merah dari buah naga.

“Makasih, Papi.” Libra tersenyum senang. Dia bersyukur Mikhal bisa bekerjasama dengan baik dalam mengurus putri mereka.

Mikhal sendiri tidak merasa terbebani juga tidak gengsi melakukan ini-itu keperluan yang menyangkut putri mereka bahkan keperluan rumah tangga sekalipun. Mereka juga yang sepakat untuk mengurus sendiri putri mereka tanpa bantuan nanny. Lagi pula, kan yang dia urus anak dia juga.

Sembari menunggu Libra menggantikan pakaian anak mereka, Mikhal mengotak-atik ponselnya. Dia ingin mengirim video menggemaskan putrinya yang ia rekam tadi pada Tita.

Tombol “kirim” sudah ditekan. Menunggu respons dari seberang sana, Mikhal tertegun lama. Dia menggulir-gulir layar ponselnya melihat percakapan yang dilakukannya dan Tita di ruang obrolan mereka. Namun, dia merasa ada yang aneh. Bukan hari ini saja sebenarnya. Mikhal sudah merasakan dari berhari-hari yang lalu.

Pesannya pada Tita tidak pernah dibalas. Dibaca pun tidak. Malahan pesan yang Mikhal kirim hanya terdapat ceklis satu, yang menandakan Tita tidak online. Kalau sehari dua hari Mikhal tidak akan pusing. Tapi, ini sudah sebulan.

When She Meets The Bad Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang