RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
Suatu pagi yang sepi, matahari mulai naik seiring dengan jalanan yang semakin padat. Aku menatap keramaian dari balik meja kasir, menyaksikan lautan manusia berjajar melintasi jalanan yang padat akan kendaraan. Arin belum juga tiba, mungkin terjebak macet atau kekasihnya bangun terlambat. Sebuah mobil berhenti, pelanggan pertama kami. Dengan tergesa ia masuk.
"Mbak Grita, ya?" panggilnya tepat ketika sepasang mata itu mengenaliku.
Aku tersenyum "Mbak Karin."
Wanita itu tersenyum menghampiriku. "Mbak Grita kerja di minimarket ini?"
"Iya, Mbak. Eh tapi jangan panggil aku Mbak dong," ucapku disambut tawanya.
"Iya iya, Grita," ucapnya terkekeh. "Eh tapi kebetulan banget loh, aku butuh banyak barang, kamu bisa tolong aku kan?"
Aku tersenyum mengangguk. "Bisa kok, Mbak. Boleh aku lihat daftarnya?"
"Oh boleh, sebentar," ucapnya seraya merogoh tas tangannya, mencari secarik kertas yang mungkin ia tinggalkan disana.
Setelah menemukannya, ia memberikan kertas itu padaku. "Maaf, ya, jadi merepotkan."
"Ah nggak, Mbak. Tunggu sebentar, ya?"
"Iya. Kalo bisa, langsung ke mobil aja ya, Ta?"
"Oh boleh, Mbak."
Mbak Karin mengucapkan terima kasih, sebelum akhirnya dia berjalan keluar untuk membuka bagasi mobil. Aku berjalan menuju gudang, berpapasan sejenak dengan Kepala Minimarket yang baru saja keluar dari ruangannya.
"Mau kemana, Ta?"
"Ke gudang, Pak, ada yang butuh barang banyak."
"Stok nggak bermasalah, kan?"
Aku mengingat sejenak, memastikan stok barang. "Nggak, Pak, tapi kemungkinan stok telur kita tinggal satu kilo lebih karena ini dibeli sepuluh kilo."
Salah satu rekan kerjaku meminta rincian belanjaan berniat membantu dan membiarkanku berbicara dengan kepala toko terlebih dahulu.
"Belanjaannya cukup banyak, pelanggannya berapa orang? Bawa apa?" tanyanya setelah sekilas melihat daftar belanjaan yang kuserahkan pada temanku.
"Satu orang, Pak, bawa mobil."
"Kalau begitu kamu bantu antar kesana, bawa telur sebanyak itu terlalu berisiko pecah di jalan. Jangan sampai kecewakan pelanggan."
"Baik, Pak, nanti saya antar kesana."
Atasanku itu mengangguk, berjalan keluar dari minimarket. Arin yang baru saja tiba segera membantu membawa beras kemasan dari dalam gudang ke mobil Mbak Karin. Aku ikut membantu membawa kardusan terigu juga gula pasir. Sepertinya Mbak Karin tidak berbelanja untuk dirinya, melainkan untuk restoran. Rasanya tidak mungkin keperluan sebanyak ini hanya untuk satu keluarga.
"Rin, gue disuruh Pak Tio antar barang, dia takut telurnya pada pecah kalo gak ada yang bantu bawa."
"Oh ya udah gih, sementara toko gue yang kasirin dulu."
Aku mengangguk. "Thanks, ya."
Arin mengangguk membiarkanku masuk mobil setelah semua barang dinyatakan lengkap, Mbak Karin melajukan mobilnya dengan hati-hati, sesekali bertanya padaku apakah laju mobilnya terlalu cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
عاطفيةGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...