1 - Tentang Bahagia

1K 103 9
                                    

RENJANA BY SISKAKRML

Instagram : @siska_krml dan @hf.creations  

****

Layakkah kau kubebankan perasaan mendalam yang manusia sebut Renjana? Bisakah kau jaga sampai ia menemukan titik selesainya? Sampai ketika Tuhan berpihak pada kehilangan.

Kaulah yang akan selalu terkenang.

—Renjana, 2020-

Jemari yang lihai mengukir garis demi garis membentuk gaun-gaun cantik, membawa halusinasi tentang indahnya menjadi cinderella yang begitu dicintai pangerannya, memakai gaun terbaik meski kemudian hilang ditengah gelapnya malam. Aku terdiam sejenak, membayangkan siapakah nanti yang akan menjadi pangeranku. Namun, seketika bunyi decitan pintu kencang membuatku menoleh, menatap Grisela—kakakku, mendekat dan menarik lenganku kasar.

"NGOMONG APA LO SAMA MAMA PAPA?"

Semula aku bingung meski kemudian aku mengerti ia pasti marah karena aku melaporkan bahwa kekasihnya bukan orang baik.

"Kak, aku serius pacar Kak Lala anak geng motor, seminggu lalu masuk penjara gara-gara begal orang. Aku cuma nggak mau Kak Lala punya pacar yang—"

"BUKAN URUSAN LO!"

Grisela menarikku kencang hingga sampai di pagar teras pembatas, Kakiku seketika bergetar melihat kolam berenang di lantai dasar. "Kak—"

"GARA-GARA LO GUE SURUH PUTUSIN DIA, GARA-GARA LO GUE GAK PUNYA KESEMPATAN BAHAGIA. DARI DULU, LO SELALU HANCURIN KEBAHAGIAAN GUE, GRITA!"

Amarah Grisela tak terkendali, ia mendorong kedua pundakku hingga aku menjerit ketakutan, meski begitu Grisela tak peduli, ia terus mendorongku hingga akhirnya aku melawan, mengubah posisi namun lengan Grisela tak sanggup menahan dirinya sendiri hingga ia terjatuh dari lantai dua.

"KAK LALAAAAA."

Jantungku berdetak kencang, kakiku lemas melihat Grisela berlumur darah dari kakinya yang terbentur pinggiran kolam. Secepat kilat aku berlari, mengabaikan sketsa gaun buatanku yang terinjak hingga sobek.

Sejak hari itu, duniaku sepenuhnya hancur. Kak Lala dinyatakan cacat dan kecil kemungkinan untuk sembuh.

"Puas kamu bikin kakakmu cacat?!"

"Makannya kalo punya tangan itu jangan cuma gambar-gambar gak jelas, gunain pakai otak!" Ucap Mama.

"Anak siapa kamu?! Keluarga ini gak pernah punya anak yang marah pakai kekerasan!" Gertak Papa.

"PERGI KAMU!"

Aku sadar ribuan maaf tak akan pernah mengembalikan apapun di dunianya, juga dengan cara apapun aku tak akan bisa membuat kakinya kembali berjalan lagi. Mungkin dengan menuruti apa mau Mama dan Papa aku akan mampu memaafkan diriku sendiri dan Grisela mampu meraih bahagia sepenuhnya di rumah hangat itu yang aku tinggalkan bertahun-tahun berikutnya.

Dua Tahun kemudian

Pukul dua belas lewat, sudah beberapa jam aku menunggu di pelataran miniarket tempatku bekerja. Lalu lalang kendaraan mulai jarang, biasanya hanya orang-orang yang memiliki kebutuhan mendadak saja atau dalam perjalanan jauh yang datang ke minimarket ini. Terdengar ringan mungkin karena tidak harus melayani banyak pelanggan, namun pada kenyataannya sangat membosankan, bahkan banyak waktu dihabiskan untuk menguap. Bekerja malam hari tidak ada yang menyenangkan kecuali menulis dan mengarang, mungkin.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang