23 - Rasa

277 63 25
                                    

RENJANA BY SISKAKRML

Instagram : @siska_krml dan @hf.creations

****

Satu jam itu akhirnya berlalu, aku dan Malvin tak banyak bicara selama perjalanan pulang. Malvin berhenti di depan pagar rumah sewa, aku yang keheranan hendak bertanya mengapa ia tidak masuk akhirnya terjawab ketika mataku menatap Jio yang kini keluar dari mobilnya.

"Vin, lo pulang setelah gue turun dari mobil ini. Gue gak mau Jio salah faham."

"Bukannya ini waktu yang tepat buat lo balas dendam?"

Aku menatap kesal pada Malvin. "Urusan kita udah beres, tolong berhenti ngurusin urusan gue."

Malvin tersenyum miring, ia keluar dari mobil membuatku membelalak. "Malvin!"

Ia tak peduli, justru membukakan pintu untukku. Aku mengucapkan terima kasih setelah itu berlalu meninggalkannya dengan sedikit terburu-buru. 

"Lo gak akan nawarin gue teh hangat?" tanya Malvin seraya mendekat. 

"Ji, ayo masuk," ucapku pada Jio. 

Malvin tersenyum sinis, mengulurkan tangan pada Jio. "Senang bertemu lagi."

Jio menyambut uluran tangan itu. "Thank you, ya, udah antar pacar gue. Lain kali nggak usah, gue bisa kok."

"Bisa ninggalin dia di halte tengah malam, hujan, sendiri?"

"Suka lo sama cewek gue?"

Malvin hanya membalasanya dengan senyum miring, sementara itu Jio mengepalkan tangan.

"Malvin maaf, lo harus pulang sekarang," ucapku setengah mengusir.

"Kenapa, Ta? Lo takut kehilangan cowok berengsek kaya dia?"

"SETAN!" umpat Jio seraya melayangkan pukulan hingga ujung bibir Malvin mengeluarkan darah.

"Jio, cukup!" ucapku seraya melerai, menahan gerakan tangannya yang kini menarik kaus Malvin. 

"Lo dengar ya, kalaupun dia yang mau sama lo gue gak akan pernah rela Grita jatuh ke cowok murahan yang harga dirinya bisa dibeli pakai uang!" ucap Jio.

"BERENGSEK!"

BUG.

Malvin membalas pukulan Jio sama kerasnya, bahkan berulang kali. Jio sudah mencoba melawan, namun sepertinya tenaga Malvin lebih kuat. Jio berdiri dengan sempoyongan, Malvin masih saja mengepalkan tangannya untuk sekali lagi melayangkan pukulan

"UDAH, CUKUP!" ucapku seraya mendekat berniat menghentikan mereka, namun karena gerakannya terlalu cepat, sikut Malvin memukul keras pundakku membuatku meringis. 

"GRITA!" pekik Jio 

"BERENGSEK!" umpat Jio seraya memukul keras wajah Malvin kemudian bergegas menghampiriku. 

"Ta, sebelah mana yang sakit?"

"Sakit banget, Ji," ucapku seraya memegang pundak.

Malvin berjalan mendekat seraya berkata, "Sorry, Ta, gue gak lihat lo—" 

Aku menepis keras lengannya yang mencoba menyentuhku. "GUE UDAH BILANG LO GAK AKAN MERUBAH KEPUTUSAN GUE, MALVIN. SEMUA INI, APA YANG UDAH LO BILANG KE GUE ITU GAK BERHASIL MERUBAH APAPUN!"

Malvin menggeleng pelan. "Lo bohong, Ta, lo bohong di depan dia. Jujur aja, Ta, bilang sama dia kalau apa yang gue lakuin sekarang adalah untuk lo juga, untuk kita."

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang