RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
Dibalik selimut tebal tubuhku bersembunyi dari dinginnya udara pagi juga aroma yang dibawa angin dari sisa tetesan embun di ujung dedaunan. Jam tidur yang tidak pernah rela ditinggalkan adalah pagi, katanya.
Ketukan pintu membuatku mendesah pelan, dengan pandangan yang masih menyipit aku menatap jam dinding. Pukul enam lewat lima menit, sepagi ini di akhir pekan rumah sewaku sudah mendapat tamu. Dengan malas aku berjalan menuju pintu utama, membuka kunci dan knop pintu.
"Selamat pagi," sapanya dengan wajah berbinar, senyumnya merekah menatapku bersemangat sementara aku mendesah pelan berjalan meninggalkannya dan berbaring kembali di sofa.
"Ta, jangan tidur lagi," ucapnya seraya menyimpan sekantung keresek yang entah apa isinya.
Jio menarik lenganku paksa.
"Masih ngantuk," rengekku ketika kekuatannya mampu membuatku terduduk lemas di sampingnya.
"Nggak nggak, jangan tidur lagi. Kamu harus masak, Ta, liat tuh aku udah belanja banyak banget."
"Emang ada apa, sih? Tumben banget," ucapku seraya membenarkan posisi duduk dan membuka mataku dengan benar.
"Udah jangan banyak tanya dulu, sekarang kamu mandi terus masak."
"Kita anniversary, ya?" tanyaku, meski sebenarnya hari jadi hubungan kami masih empat bulan lagi.
"Nggak, anniversary kita kan masih empat bulan lagi."
"Kamu inget?"
"Yakali lupa. Udah sana, mandi sayang biar seger nih iler dimana-mana," ucapnya menunjuk ujung bibirku.
"Hah? Aku gak ngiler!"
"Terus ini apa? Kamu mau bilang odol?"
"Mana, sih? Nggak ada kok," sangahku seraya mengentuh bagian ujung bibir.
"Ada."
"Nih tunjukin sama kamu," pintaku seraya menyuruhnya menggenggam telunjukku.
Bukan mengarahkan pada wajahku dia justru memasukkannya ke dalam hidungnya membuatku reflek menariknya cepat.
"JOROK!"
Jio tertawa, sementara aku berjalan menuju kamarku berniat mandi. Minggu pagi yang dingin ini berbeda dari biasanya, tak lagi ditemani sepi juga tak lagi hanya menyapa tetangga yang kebetulan lewat hendak menghampiri pedagang sayur.
***
Lengkung bibirku terlukis menatap punggung tegap yang kini sibuk dengan pisau dapur juga beberapa wadah di depannya. Perayaan apapun ini, aku akan menuruti maunya. Jemarinya masih sibuk mencuci beberapa sayuran, menoleh sejenak padaku yang baru saja sampai di sampingnya.
"Kita masak apa?"
"Sup Ayam, dong."
Aku mengangguk beberapa kali, jemariku mulai mengumpulkan bumbu dapur sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sementara Jio kubiarkan bagian mencuci dan memotong sayuran.
"Sebenernya ini perayaan apa, sih, Ji?" tanyaku yang masih penasaran.
"Masak dulu, nanti aku kasih tau."
Decakan kesal dariku membuat Jio tersenyum lebar tanpa dosa, meski begitu aku mengikuti ucapannya.
"Ta, kalo Kol ini jadi nama kamu, kamu mau tau nggak kepanjangannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomanceGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...