RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
"Makasih, Pak," ucapku pada pengemudi ojek yang dibalas anggukan kemudian pria paruh baya itu berlalu.
Dengan menenteng tas tangan, aku berjalan ke halaman rumahku dengan sedikit lemas. Hari ini sangat melelahkan, kejadian pagi tadi menguras jam kerjaku hingga aku sendiri yang memutuskan lembur karena tugasku menumpuk dan Malvin tidak datang hingga jam kerja selesai.
Langkahku terhenti melihat mobil yang sangat kukenali. Seorang pria berdiri di depan pintu rumahku. Tatapan kami sempat bertemu meseki kemudian aku membuang pandangan. Luka itu terlalu hebat, sampai-sampai menatapnya saja sudah sangat sesak.
"Ada apa?" tanyaku seraya membuka kunci rumah.
"Ta, aku tahu soal paket yang kamu terima. Arin udah cerita."
Gerakanku terhenti pada knop pintu, ingatan itu berhasil kembali. Air mataku jatuh, aku segera menyekanya.
"Ta—"
"Masuk, Ji."
Jio mengekorku, menahan langkahku dengan berdiri di depanku. "Ta aku mohon—"
"Kamu mau minum apa?"
"Aku cuma mau ngomong sama kamu."
"Aku bikinin es jeruk dulu," ucapku seraya melewatinya dan tak mengindahkan panggilannya yang terus memohonku untuk memberinya waktu.
"Aku mohon, Ta, kasih aku waktu buat jelasin."
Lagi-lagi aku mengabaikan Jio, jemariku sibuk membuka lemari pendingin mengambil dua buah jeruk peras. Tiba-tiba Jio menarik lenganku, membuatku kesal luar biasa.
"APA SIH?"
"Kamu boleh marah, aku akan kasih waktu untuk kamu ngelakuin apa yang kamu mau lakuin. Tapi tolong untuk sekarang dengerin aku dulu."
"Ya tinggal ngomong sih apa susahnya?" jawabku ketus, aku menghempas lengannya yang semula berada di pergelangan tanganku.
Aku kembali sibuk dengan gelas dan dua buah jeruk tadi. Sengaja mengulur waktu, berpikir sejenak apa yang akan aku katakan dan apa yang akan aku putuskan. Luka itu sudah berlebihan, bahkan aku tak lagi punya alasan untuk bertahan selain karena perasaan. Seiring berjalannya waktu, kurasa menomorsatukan rasa bukan lagi pilihan baik
"Malam itu semua yang terlibat dalam projek ngadain party kecil-kecilan di vila," ucapnya mengawali cerita.
"Kebetulan Misel sakit, dia gak datang ke rooftop tempat party itu diadakan. Sebagai orang yang satu tim sama dia, kami; aku, Roni, sama modelnya Misel akhirnya cuma ikut sebentar dan bawa beberapa minuman ke kamar Misel buat party pisah sekaligus nemenin dia."
Aku mengaduk minuman yang kubuat, memasukkan es batu dan menyerahkannya pada Jio. Pria itu hanya diam menatap gelas.
"Kamu nggak mau minum?"
Jio mengambil gelas itu dan meneguk isinya meski tak banyak. Jio menarik jemariku, mungkin dia merasa aneh mengapa aku selalu mengulur topik itu. Aku hanya tak ingin semua berakhir lebih cepat, aku masih ingin meminta beberapa saat sebagai sepasang kekasih seperti sediakala. Aku ingin hari-hari bahagia itu kembali, bersamanya tanpa ada keraguan seperti sekarang.
"Boleh aku lanjut?"
Aku mengangguk. Jio memijat pelipisnya sejenak, kemudian menatapku lagi. "Aku yang paling banyak minum sampai aku mabuk, aku nggak ingat apa yang terjadi malam itu sampai besoknya Misel ingatkan aku soal kejadian semalam lewat foto yang sama dengan yang kamu terima."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomanceGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...