RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
Aroma parfum yang tak pernah berubah, masuk ke dalam indra penciumanku. Dengan sangat pelan aku membuka mata, mencoba mencari pemilik parfum itu. Di ujung jendela dia sibuk mengikat tirai, membiarkan sinar mentari masuk menghangatkan ruangan. Aku memegang kepalaku yang terasa sakit, badanku juga mengigil.
"Selamat pagi," sapa Jio seraya duduk di sampingku.
"Kamu kedinginan?" tanya Jio ketika melihatku menutup seluruh tubuh menggunakan selimut.
"Aku nggak apa-apa. Kamu kalau ada keperluan, pergi aja."
Jio tersenyum. "Nggak ada, kok."
Aku tak lagi bicara, merapatkan lagi selimut yang kupakai sehingga menutupi tubuhku hingga ke leher.
"Minum dulu, aku bikin teh manis hangat buat kamu."
Aku menerima gelas yang ia berikan, memutarnya di dekapan jemariku. Rasa hangat menjalar, membuatku sedikit lebih nyaman.
"Aku suapin, ya? Aku tadi beli bubur."
"Nggak usah."
"Terus kamu mau makan apa?" tanya Jio dengan sabar.
"Nanti aja."
Jio hanya tersenyum melihat sifatku hari ini, dia justru mengelus kepalaku dan mencium keningku.
"Mungkin kamu butuh waktu sendiri, aku ke ruangan depan. Kamu kalau perlu apa-apa panggil aja, makanannya jangan lupa dimakan. Ini obatnya."
Aku tak menanggapi ucapannya, membiarkan pria itu berlalu dan meninggalkanku sendirian di kamar. Bersamaan dengan pintu yang tertutup, air mataku jatuh lagi. Sepertinya semua tidak akan selesai semudah itu, aneh rasanya semua seperti berbalik. Aku yang mengabaikan, aku yang tak peduli, aku yang lupa kita ini siapa.
Ponselku berdering, Mbak Karin menghubungiku. Aku terperanjat mengingat hari ini seharusnya aku bekerja, jam dinding telah melewati pukul tujuh. Sebaiknya aku mengangkat panggilan ini terlebih dahulu untuk izin datang terlambat.
"Halo, Mbak Karin?"
"Halo, Ta, iya ini aku. Aku dapat nomor ini dari Pak satpam, katanya nomor kamu ganti jadi kalau keperluan menghubungi ke sini. Oh iya, gimana keadaan kamu? Tadi aku dapat kabar dari satpam katanya kamu demam."
Sudah pasti itu Jio yang melakukannya. Apakah sebegitunya dia memperhatikanku? Sampai-sampai rela sepagi itu datang ke restoran hanya untuk memberitahu keadaanku.
"Ta?"
"Ah iya, Mbak. Aku baik kok, cuma agak pusing aja," jawabku.
"Syukurlah."
"Oh iya, Mbak Karin dapat kabar soal Malvin?"
"Malvin, ya?" tanyanya seperti seseorang yang bingung harus menjawab apa.
Aku menegakkan posisi tubuhku mencoba mendengarkan lebih jelas meski kepalaku benar-benar sakit.
"Malvin kenapa?"
"Dia nggak ada kabar, Ta, aku juga khawatir. Bahkan hpnya aja gak aktif, restoran dihandle orang-orang bayaran managernya Viona."
Aku mendesah pelan, memijat pelipisku yang berdenyut.
"Udah, Ta, kamu istirahat dulu. Aku mau mulai kerja. Semenjak orang-orang itu yang handle, kita kerja formal banget dari mulai waktu sama tenaga."
"Ah iya, Mbak."
![](https://img.wattpad.com/cover/285109555-288-k584008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomantizmGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...