40 - Viona

260 60 66
                                    

RENJANA BY SISKAKRML

Instagram : @siska_krml dan @hf.creations

****

Viona? Untuk apa ia datang ke sini? Apa karena aku sempat pergi berdua dengan Malvin hingga ia merasa kehadiranku mengganggunya?

"Suruh dia masuk," ucapku.

Aku membersihkan wajahku dari air mata menggunakan tisu, tak ingin ia melihat kesedihanku karena pasti perempuan itu juga mendenga kabar tentang Jio.

Tak berselang lama, ia kembali bersama seorang perempuan cantik, senyum ramahnya masih sama seperti pertemuan sebelumnya. Pakaiannya sedikit santai, bahkan bisa dikatakan sesuai dengan umurnya. Dress motif bunga selutut, dipadu blazer polos berwarna senada.

"Makasih, ya," ucapnya pada pegawaiku.

"Iya, Mbak."

Seperginya pegawai itu, pintu kembali tertutup rapat, menyisakan aku dan Viona yang berdiri berhadapan. 

"Silakan duduk," ucapku.

Viona melepas blezernya, menyimpannya di sofa. "Di bawah tadi saya ketemu Ibu kamu, katanya beberapa gaun di dalam etalase itu rancangan kamu?"

"Iya."

"Gak salah yang merekomendasikan kamu untuk rancang gaun pernikahan saya."

Menikah? Rasanya topik itu benar-benar sering melintas di telingaku. Tetapi apakah Viona akan menikah dengan Malvin? Apakah calon istri Malvin yang kemarin disinggung satpam itu adalah Viona?

"Grita," panggilnya.

"Ah iya?"

"Jadi, kamu bisa kan merancang gaun untuk saya?"

"Bisa, saya bisa. Mmm, Mungkin punya gambaran dulu mengenai gaunnya atau mau lihat-lihat sketsa buatan saya? Sebentar, saya ambilkan dulu albumnya," ucapku seraya menuju ruang arsip di dalam ruanganku.

Cukup lama aku berada di ruang arsip, mencari album terbaru. Aku baru ingat, album itu berada di laci meja kerjaku. Ketika langkahku sampai tak jauh dari meja kerja, aku melihat Viona membuka kain putih yang menutup etalase kaca berisi gaun pernikahanku.

"Oh, maaf saya lancang. Gaun ini bagus, bisa nggak saya dapat gaun ini untuk ukuran saya?"

"Gaun itu gak dijual," ucapku dingin.

"Tapi saya berani bayar tinggi."

"INI BUKAN SOAL UANG!"

Viona sedikit terkejut dengan nada tinggiku, aku menarik napas panjang. "Maaf," ucapku melemah.

Air mataku jatuh, jemariku sibuk mengambil album sketsa gaun di dalam laci, kemudian buru-buru mengusap air mata.

"Grita, are you okay?"

"Gak apa-apa, silakan lihat-lihat," ucapk seraya memberikan album sketsa. Bukannya mengambil album itu, Viona justru memelukku, membuat tangisku semakin menjadi.

"Saya minta maaf atas perkataan saya yang menyinggung kamu."

"Gaun itu, gaun pernikahan saya dengan Jio."

Mendengar itu, Viona melepaskan pelukan, ia menggunakan kedua jemarinya untuk mengusap air mataku. "Im sorry, aku nggak tahu."

Aku mengangguk pelan. "Its okay, mungkin aku aja yang agak sensitif sama topik tentang dia."

Aku kembali duduk di sofa, Viona mengusap pundakku, menenangkan. "I know it's hard for you."

"Forget it. kita ke topik utama."

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang