26 - Pelik

294 69 79
                                    

RENJANA BY SISKAKRML

Instagram : @siska_krml dan @hf.creations

****

PEMBERHENTIAN PERJANJIAN

PIHAK 1 : Viona

PIHAK 2 : Malvin

Aku menatap Malvin dengan mata yang berkaca, ia masih saja memamerkan senyumnya padahal aku tahu dia kesakitan. Jemariku menyentuh tangan yang terus memegang perutnya, membuka telapak tangan yang dipenuhi darah, hatiku semakin hancur.

"Bekas jahitan kamu kemarin juga karena dokumen ini?"

Malvin mengangguk.

"Vin-"

"Ta, tolong jawab aku sekali lagi. Izinin aku tanya sesuatu sama kamu sekali lagi, sekali ini tapi tolong kamu jawab jujur dan ikuti kata hati kamu."

Aku menggeleng, tak ingin mendapat pertanyaan yang sama. Sementara Malvin memaksa, ia menatapku seksama.

"Kamu mau hidup sama siapa? Aku atau Jio?"

Sempurna air mataku mengalir deras, sementara Malvin meringis sesekali merasakan luka di tubuhnya semakin menyiksa. Aku meremas ujung dokumen yang Malvin berikan, mencoba mampu menjawab pertanyaannya untuk menyelesaikan semua hal yang dirasa salah selama ini.

"Kamu udah terlalu banyak berjuang untuk ini, Malvin," ucapku sambil mengembalikan dokumennya.

" Kalau suatu hari nanti kamu jatuh cinta sama seseorang, kamu gak perlu lagi sakit seperti sekarang."

Malvin menatap nanar pada dokumen di genggamannya. "Jadi?"

"Maaf, Malvin, tetapi keputusan aku gak berubah, aku memilih hidup sama Jio. Jadi aku mohon, lupain aku."

Setelah kalimat itu selesai, Malvin berdiri dengan susah payah. Memakai tangannya untuk menjadi tumpuan ketika ia berjalan menuju mobilnya. Aku yang tak tega melihatnya berusaha berjalan dengan kesakitan, mencoba meraih tangannya namun ia menepis.

"Biarin gue terbiasa, Ta," ucapnya pelan, air mata jatuh silih berganti di wajahnya.

"Tolong jangan buat gue terus butuh lo," lanjutnya kemudian berjalan menjauh, meraih daun pintu mobilnya.

"Maaf, Malvin."

Pria itu menoleh sebelum masuk mobil, menatapku dalam. "Ta, perjuangan paling berat yang akan gue lakuin buat lo ada setelah gue ninggalin pekarangan ini sekarang, mulai untuk benar-benar lepasin lo. Sebab apa yang gue lakuin ini gak mudah, maka lo harus janji untuk lebih bahagia setelah ini."

Tanpa menungu jawaban, ia masuk ke dalam mobil dan bergegas meninggalkan pekarangan rumah sewaku, meninggalkan jejak kaki dan jejak kendaraan yang ia gunakan. Aku yang masih terpaku, bersama sisa-sisa luka yang sepertinya sengaja ia tinggalkan disini untuk sekadar mengenang bahwa kita pernah hampir menjadi cerita di suatu buku yang berbeda, buku yang bukan tentang aku atau Malvin melainkan kita berdua.

***

Untuk Malvin

Surat ini datang sebagai permintaan maaf sekaligus ucapan pamit yang gak pernah mampu gue bilang di depan lo, tapi sebelum itu izinin gue untuk bilang banyak terima kasih sama lo. Terima kasih atas kebaikan hati lo di halte sekian bulan lalu, terima kasih udah ngenalin gue sama indahnya Renjana, terima kasih atas makan malam yang udah lo siapin jauh-jauh hari tetapi gak berakhir seperti yang lo mau, dan terima kasih atas tulusnya hati lo dalam mencintai gue. Maaf, gue gak pernah bisa jadi apa yang lo harapkan.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang