32 - Mengudara

278 52 55
                                    

RENJANA BY SISKAKRML

Instagram : @siska_krml dan @hf.creations

****

Mentari baru saja tampak di ujung cakrawala, menyapa semesta yang dua kali lebih cerah dari biasanya, udara sejuk pagi hari khas Yogyakarta membuat beberapa insan memilih menyempatkan waktu meminum secangkir teh hangat di teras rumah, seperti yang dilakukan Mama dan Papa pagi ini.

Akan ada masanya suatu hari nanti aku dan Jio melakukan hal yang sama, rasanya hangat sekali suasana rumah dengan percakapan sederhana di teras rumah. Seperti Papa yang akan selalu menyediakan waktu untuk Mama sesibuk apapun pekerjaannya, seperti Mama yang akan selalu memenuhi tugasnya sebagai seorang istri.

Di tengah lamunanku, ponselku berdering. Senyumku mengembang, membaca nama yang tertera di layar benda pipih milikku.

"Halo, Ji?"

"Halo, ini siapa ya?"

"Gak usah bercanda deh, kamu udah di bandara belum?"

Jio tertawa. "Bercanda dikit kek, Ta."

"Bercandanya nanti aja kalau kamu udah di sini."

"Iya deh. Aku udah di bandara, nih, udah masuk Boarding Room."

"Kira-kira landing jam berapa?"

"Tadi aku sempat nanya sih katanya perjalanan bakal makan waktu satu sampai dua jam doang."

"Baguslah. Kamu kabarin aku ya kalau udah di Jogja."

"Iya, sayang. Sekarang aku tutup dulu ya teleponnya, udah mau masuk pesawat."

"Iya, Ji. Hati-hati ya?"

"Iya sayang."

Panggilanpun berakhir, bersamaan dengan Mama yang masuk rumah. "Ta, abis telepon siapa?"

"Jio, Ma, dia mau take off bentar lagi."

"Kamu katanya mau masak?" tanya Mama.

"Iya, ini aku mau belanja dulu ke pasar."

"Mama antar ya?"

"Boleh banget."

***

Sepulang dari pasar, aku bergegas menuju dapur. Baru aku membongkar pelastik belanjaan, Mama di ruang depan memanggilku cukup kecang, "Ta, ini ada paket."

Seingatku aku tak memesan apapun secara online, meski begitu aku tetap keluar dan menghampiri seorang pria yang dating membawakan kardus kecil.

"Dengan Mbak Grita?"

"Betul, untuk saya, Mas?"

"Nggih, Mbak. Monggo tanda tangan dulu," ucapnya seraya menyerahkan secarik kertas putih sebagai tanda bukti paket sudah diterima.

"Terima Kasih ya, Mas."

Seperginya pengantar paket tersebut, aku yang berniat membuka kotak persegi terhenti karena Kak Grisela Bersama suaminya baru saja sampai dan menghantikan mobilnya tepat di samping rumah.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang