RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
Keadaan Tante Jihan berangsur membaik setelah pengobatan yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit itu, kini Tante Jihan telah Kembali ke rumahnya dan mencium jejak kematian putra tunggalnya. Senyum Wanita yang gurat wajahnya semakin terlihat itu justru menyayat hatiku perlahan-lahan, meski ia terus memamerkan senyum ketenangan bahwa dia benar-benar pulih dan kini baik-baik saja.
"diminum tehnya, Nak," ucap Tante Jihan pada Malvin.
"Iya, Tante makasih."
"Ta, kamu juga."
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Tante jihan yang melihat kesedihan di wajahku, bergegas pindah tempat duduk, bertukar dengan Malvin.
"Ta, mawar pemberian kamu udah tinggi di kebun belakang, bunganya banyak. Kamu mau lihat?"
Aku mengerti itu hanya sebuah isyarat bahwa Tante Jihan ingin mengobrol berdua denganku. Sebab itulah aku akhirnya mengekornya menuju taman belakang dan duduk menghadap tanaman mawar yang sedang indah itu.
"Kata Om Andre, kamu menikah sama Malvin di Jogja. Waktu itu, Tante lagi berobat di luar negeri, jadi Tante sama Om gak bisa datang. Kamu maafkan kami, kan?"
"Iya, Tante, aku dengar kok soal itu. Lagipula, pernikahannya memang mendadak."
Tante Jihan menggunting satu tangkai mawar, membersihkan durinya lalu memberikannya padaku. "Ucapan selamat," katanya.
Aku tersenyum. "Terima kasih, Tante."
Kemudian tante jihan Kembali duduk di tempatnya, menatap kosong taman yang dipenuhi berbagai jenis bunga hias juga tanaman berbuah seperti strawberry, anggur hijau, dan beberapa tanaman lain. Aku bersandar di Pundak Tante Jihan, membuat Wanita itu sontak menoleh dan memamerkan senyumnya yang tak seceria dulu.
"Udah terhitung Tahun, tapi rasanya gak pernah habis untuk selalu merasa sedih."
"Tante, apa kehadiran aku mengganggu?"
"Nggak sayang, nggak sama sekali. Kedatangan kamu justru sedikit mengobati rasa kangen Tante sama Jio. Sebab bagi Tante, hal terbesar yang tersisa dari Jio itu adalah kamu."
Dan yang tersisa dari jio bagiku adalah rumah ini dan seisinya, Om Andre, Tante Jihan, ruang utama dimana aku berlutut tak berdaya memegang peti kayu berisi jasad kekasihku. Semua itu adalah sisa-sisa tentangnya yang terus kuingat.
"Nak, kamu udah berhenti sayang sama Jio?"
"Sayang itu masih ada pastinya, tapi aku udah berhenti menyayangi."
Tante jihan mengangguk mengerti. "Suamimu sayang sekali sama kamu, Ta, sebelum menikah sama kamu, dia telepon Om Andre dan minta doa restu untuk pernikahan kalian."
"Dia minta doa restu ke Om Andre?"
Tante Jihan mengangguk. "Dia bahkan sempat tabur bunga di pemakaman Jio sebelum hari dimana dia melamar kamu."
"Aku gak tahu apa-apa, Tante."
"Itulah kenapa Tante bilang dia sangat menyayangi kamu, Nak."
Ternyata pernikahan yang kukira mendadak itu bagi Malvin adalah saat-saat sacral yang penuh persiapan.
"Tante tenang kalau kamu sama dia," ucapnya sebagai pengakhir obrolan kami.
Setibanya di meja makan, Malvin menarik kursi di sampingnya untukku. "kok sebentar? Aku baru aja duduk di sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomanceGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...