RENJANA BY SISKAKRML
Instagram : @siska_krml dan @hf.creations
****
Jio sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam kopernya, sementara aku duduk di pinggir kasur memperhatikannya, sesekali membantu melipat pakaian. Sepertinya sudah lama saat-saat ini hilang dari ceritaku.
Jio tiba-tiba menoleh, membuatku mengalihkan tatapan seraya berdeham pelan. Tawa Jio pecah seketika, ia melompat ke atas kasur dan duduk tepat di sampingku.
"Kalo mau liatin, bilang dong."
"Aku liatin kamu karena cara kamu lipat baju itu salah, gak rapih."
"Oh, ya? Terus gimana yang bener? Coba ajarin," ucapnya menantang.
Aku mengambil satu kaus asal dari atas tempat tidur, mengajarinya melipat dan menjelaskan langkah demi langkah. Dia terus menatap wajahku, lengkung sabit di bibirnya tak kunjung pudar.
"Jio, kalau aku lagi ajarin lipat baju itu liatnya ke tangan bukan ke wajah."
Jio terkekeh pelan. "Gitu, ya?"
"Iya."
Aku melanjutkan melipat bagian lengan, Jio memperhatikan gerakan jemariku. Tiba-tiba, ketika lipatan sudah hampir selesai, Jio menahan lengan kananku, meraih jemarinya seperti memperhatikan sesuatu.
"Kenapa?" tanyaku heran.
"Masih kosong, mau aku isi gak?" tanyanya seraya mengusap pelan jari manisku.
Aku tak kuasa menahan senyum geli, Jio sudah tertawa sejak ia menyelesaikan kalimatnya. "Jijik gak, yang?"
"Jijik banget, nih aku kalo gak sayang sama makanan yang udah aku makan kayanya aku mau muntah aja."
"Jahat banget heran," ucapnya seraya mengacak gemas rambutku.
"Ih berantakan tau."
"Aduh aduh makin lengket aja ya," ucap Tante Jihan dari ambang pintu.
"Eh, Tante."
"Ma, masa Grita bilang gak sabar mau tuker cincin."
Aku menoleh cepat, menatap tajam. "Gak ada ya aku bilang gitu."
"Itusih kamu yang gak sabar," cibir Tante Jihan pada Jio. Aku menjulurkan lidah mengejek, sementara Jio tertawa lepas.
"Kalian ini berangkat jam berapa?"
"Jam empat sore," ucap aku dan Jio bersamaan.
"Naik kereta atau pesawat?"
"Pesawat." lagi-lagi bersamaan.
"Bukannya kalau satu provinsi lebih cepet naik Kereta, ya? Gak usah transit, gak usah delay."
"Justru biar lama, Ma, liat langit soalnya kalo sama Grita gak ada bosennya."
Aku menepuk pelan lengannya, disaat seperti ini sempat-sempatnya ia mengatakan hal menjijikan seperti itu. Tante Jihan terkekeh pelan. "Ya udah, Mama cuma bisa maklum karena Mama juga pernah muda."
Jio menaikturunkan alisnya, membuatku mendengus pelan. Tante Jihan duduk di sampingku, membuka ponselnya menunjukkan sebuah kebaya merah dan menunjukkannya padaku. "Bagus nggak buat Tante?"
"Ma, nanti dong ngobrolnya," ucap Jio.
"Apa, sih, Mama pinjam pacarmu sebentar kok."
"Ah Mama, aku kan mau quality time."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
RomanceGrita Anatasya, gadis malang yang terusir dari rumahnya dan berkelana sampai ia menemukan Bandung dan pria asing yang akhirnya mejadi cerita terhitung Tahun. Bahagia, luka, makna setia, dan bagaimana mereka saling merumahkan adalah renjana yang semp...