Sudah satu bulan Dita melamar kesana kemari tapi tidak kunjung mendapat pekerjaan, akhirnya dia memutuskan untuk bekerja di perusahaan kakaknya tapi dengan satu syarat, tidak boleh ada yang tahu kalau dia adalah adik Rendra.
"Bund, Dita berangkat dulu takut telat"kata Dita menyalami Hana. Sekarang Dita sudah dibelikan mobil oleh sang ayah jadi dia bisa pergi sendiri.
"Permisi mbak, saya mau bertemu dengan HRD"ucap Dita pada perempuan didepannya.
"Mari mbak silahkan"jawab perempuan itu ramah. Dita diantar keruangan HRD setelah itu Dita mendapat pekerjaan sebagai sekretaris Gilang. Dita sangat terkejut mendengar ini, kenapa harus Gilang. Apa Gilang perlu sekertaris? Begitulah pikir Dita.
"Ini meja mbak Dita"ucap HRD itu tersenyum.
"Huft, Dita semangat kamu gak boleh ngeluh"gumam Dita pada dirinya sendiri.
"Mbak Dita tolong antarkan berkas ini pada pak Gilang" Dita mengangguk dan mengambil berkas itu, dengan ragu dia mengetuk pintu dihadapannya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk"suara itu suara yang dia rindukan selama ini.
Ceklek.
"Permisi pak saya mengantarkan berkas ini"ucap Dita pelan. Gilang mendongok mendengar suara yang selama ini tidak pernah dia dengar.
"Dita"gumam Gilang pelan, dia berdiri untuk menghampiri Dita.
"Ini"sambung Dita saat Gilang berada dihadapannya. Gilang mengerutkan dahinya bingung kenapa bisa Dita yang mengantarkan berkas ini.
"Kok kamu yang nganterin?"Dita meneguk ludahnya kasar.
"Saya jadi sekertaris bapak"jawab Dita pelan, Dita tidak berani menatap wajah tegas dan dingin itu.
"Kamu kerja disini, jadi sekretaris ku?"rasanya Gilang masih tidak percaya Dita menjadi sekertaris nya.
"Kapan kamu pulang?"pertanyaan Gilang membuat Dita mendongokkan wajahnya kaget.
"Ehm, sekitar satu bulan yang lalu pak. Kalau begitu saya permisi pak"jawab Dita bergegas keluar ruangan itu. Berada disisi laki-laki itu membuat jantungnya berdebar kencang. Tubuhnya menjadi panas dingin dan tegang.
"Dita kok makin cantik aja"gumam Gilang pelan.
"Gue apaan sih, gue udah punya Fani"Rendra segera menghilangkan pikiran itu dari otaknya, dia sudah mempunyai kekasih.
Kring
Kring
Kring.
"Hallo sayang"ucap wanita dengan suara pelan disebrang sana.
"Iya kenapa?"jawab Rendra dingin.
"Maaf baru ngabarin kamu, aku sibuk banget soalnya" Gilang hanya mendengus kesal.
"Hem"jawab Gilang singkat. Setelah itu Gilang menutup panggilan nya, rasanya kepalanya sangat pusing saat ini. Memikirkan permintaan sang mama yang menginginkan dia segera menikah ditambah lagi kekasihnya yang sangat menyebalkan.
.
.
.Pukul setengah lima sore Dita baru sampai dirumahnya, dia kesal dengan sang kakak kenapa dia menjadi asisten Gilang.
"Kenapa sayang?"tanya Hana khawatir melihat wajah sang putri yang kesal.
"Bunda aku kesel sama kakak, kenapa dia ngasih aku kerjaan jadi sekertaris kak Gilang"bukannya tidak senang mendapat pekerjaan, tapi ini lain cerita. Dia tidak bisa berdekatan dengan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...