5. Salah paham

3.7K 173 1
                                    

_AK grup.

"Mbak Dita dipanggil sama pak Rendra tuh"ucap meli sekretaris Rendra. Dita mengangguk dan segera pergi keruangan sang kakak.

"Kenapa kak"tanpa mengetuk pintu Dita langsung masuk toh tidak ada orang yang melihat.

"Apa kamu betah bekerja disini?"tanya Rendra menghampiri sang adik. Dita tidak mengangguk atau menggeleng dia diam dengan menundukkan wajahnya.

"Kenapa?"Rendra bingung melihat sang adik yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Kakak aku ingin berhenti saja"sebelum mengatakan itu Dita menarik nafas dalam-dalam. Rendra mengerutkan dahinya bingung.

"Bukankah pekerjaan mu itu mudah"Dita berjalan kearah sofa. Tubuh kecilnya dia hempaskan kesofa empuk itu.

"Aku tidak suka bekerja sebagai sekertaris" tidak bukan dia tidak suka menjadi sekertaris tapi dia tidak bisa menjadi sekertaris Gilang. Lagi pula dia lebih banyak duduk dan diam dari pada bekerja.

"Lalu kamu mau kerja dimana?"Rendra menghampiri adik nya.

"Aku tidak tahu kak"Dita memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya membuka nya kembali.

"Aku akan mencoba mencari lagi"Dita tersenyum manis kearah sang kakak. Dan hari itu juga Dita membereskan semua barang-barang nya dan keluar dari kantor itu. Tanpa berpamitan kepada Gilang.

"Kemana Dita?"gumam Gilang yang tidak melihat Dita dimejanya dan barang-barang nya juga tidak ada.

"Apa kamu melihat Dita?"tanya Gilang pada karyawan yang sedang lewat. Gilang menghela nafas panjang mendapat gelengan atas pertanyaan nya.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk"

"Dita kemana?"Rendra mengerutkan dahinya kenapa Gilang tanya Dita pada dirinya.

"Dia belum pamit sama Lo?"pertanyaan Rendra membuat Gilang semakin bingung dibuatnya.

"Maksut Lo pamit kemana?"

"Dita gak mau kerja disini, katanya dia gak cocok jadi sekertaris"jawab Rendra yang fokus dengan kertas didepannya.

"Kok gak bilang sama gue?"

"Gue gak tau, mungkin tadi Lo gak ada"gak ada bagaimana dari tadi Gilang berada diruangannya tapi tidak ada tuh Dita masuk keruangan nya.

.
.
.

"Huft"Dita sudah sampai dirumah tiga puluh menit yang lalu, untung tidak ada orang dirumah jadi dia tidak akan mendapat pertanyaan macam macam.

Semua barangnya sudah selesai ia bereskan, kemudian ia duduk dibalkon kamar menatap kendaraan yang berlalu lalang membuat fikirannya sedikit teralihkan.

"Bosen banget aku"guammnya pelan. Dia memutuskan untuk pergi keluar sebentar untuk menjernihkan fikirannya.

Dita memutuskan untuk pergi ketaman saja, pasti menyenangkan pergi kesana bisa bertemu banyak orang.

"Permisi kak, mau beli coklatnya gak?"Dita menoleh kearah anak yang membawa kardus didalamnya terdapat coklat dan bunga.

"Boleh satu ya"Dita tersenyum, kemudian dia memberikan uang lima puluh ribu untuk anak itu.

Seharian penuh Dita berada ditaman itu, menghabiskan waktu sendiri. Itu membuatnya bahagia melihat orang-orang dan anak-anak kecil yang bermain.

"Assalamualaikum"Dita mendorong pelan pintu rumah, disana sudah ada sang bunda, iparnya dan kedua keponakannya.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang