6. Berganti status

4.4K 173 0
                                    

Disinilah Dita berada ditempat yang tidak pernah dia kunjungi sebelumnya, tempat yang tidak seharusnya dia berada disini. Banyak orang-orang yang sedang mabuk-mabukan suara musik yang sangat kencang.

"Sista kita pulang yuk"Dita terus saja menarik-narik baju Sista. Ya disinilah Dita bersama Sista dan Sandy di club malam, ini adalah kali pertama Dita berada disini.

"Sebentar lagi"Sista terus saja meminum minumanya. Dita juga minum tapi bukan alkohol yang dia minum melainakan jus jeruk. Dia tidak akan berani meminum minuman itu.

Saat melewati club' Gilang melihat mobil gadis yang sedang dia cari, segera dia memakirkan mobilnya dan masuk kedalam club' itu.

Sorot matanya menjadi tajam, melihat seorang gadis tengah dikerubungi banyak laki-laki. Deru nafasnya semakin cepat, detak jantungnya berdegup kencang.

"Ah"pekik Dita saat tangannya ditarik paksa oleh Gilang. Mata Dita membola melihat siapa yang menariknya.

"Kak Gilang"gumam Dita pelan. Gilang segera menarik tangan Dita untuk keluar.

"Kak Gilang lepas"kata Dita mencoba melepaskan diri dari Gilang. Wajah Gilang memerah menatap wajah cantik Dita.

Cup.

Dita membelelekan matanya saat benda kenyal dan hangat itu menempel dibibirnya. Gilang semakin dalam mencium bibir Dita. Merasa kehabisan nafas Dita memukul dada Gilang dengan kedua tangannya. Seiring dengan tangannya yang mulai melemah air matanya jatuh.

Menyadari kebodohannya Gilang melepas ciuman itu, dilihatnya Dita sudah menangis sambil menunduk. Dengan keras Gilang memukul tembok dibelakang Dita.

Gilang memeluk Dita dengan erat sangat erat, mendapat pelukan dari Gilang membuat Dita semakin menangis. "Maaf"itulah kata yang keluar dari mulut Gilang.

"Ahhkk"Dita merasa tubuhnya sangat panas dan gerah.

"Kamu kenapa?"Gilang panik melihat Dita dengan wajah memerah.

"Badan aku panas kak"Dita terus saja mengibas-ibaskan tangannya, kulit tangannya yang menempel pada tubuh Gilang membuat rasa dingin ditubuhnya.

"Kak panas"Gilang segera membawa Dita keapartemen miliknya, tidak mungkin dia membawa Dita kembali kerumahnya dalam kondisi begini.

Dia harus cepat menolong Dita, tapi tidak mungkin dia melakukan itu pada Dita. Dengan terpaksa dia merendam Dita didalam bathtub dengan air dingin.

"Kak"Dita terus saja memanggil Gilang tapi laki-laki itu sudah keluar dari dalam kamar mandi.

Setengah jam berada di bathtub mampu meredakan panas ditubuhnya, Dita keluar dengan handuk yang melilit ditubuhnya. Dia berfikir bahwa Gilang sudah pergi dari situ. Tapi laki-laki itu sedang duduk diranjang dengan memejamkan matanya.

Melihat Gilang duduk diranjang membuat panas ditubuh Dita kembali. "Panas"gumam Dita pelan. Kaki jenjang nya melangkah mendekati Gilang, dia ingat saat tangannya menempel pada kulit Gilang rasanya sangat dingin.

"Kamu ngapain?"tanya Gilang terkejut saat Dita memeluk tubuhnya. Bukannya menjawab Dita malah menangis, karena tubuhnya yang panas dan tidak nyaman.

"Panas kak, tubuh kakak sangat dingin. Aku minta maaf sama kakak"Dita memeluk Gilang dengan erat, rasanya dia ingin terus berada dipelukan orang yang sedang dia peluk.

"Gak jangan gini"Gilang berusaha mendorong tubuh Dita, tapi Dita gadis itu semakin mempererat pelukannya.

"Kak maafkan aku, aku berjanji setelah ini aku akan pergi. Tapi tolong izinkan aku memeluk kakak sampai tubuhku tidak panas"Dita merasa bersalah pada kekasih Gilang, karena dia sudah lancang memeluk Gilang. Untung saja dosis obat yang Dita minum tidak terlalu tinggi, sehingga bisa hilang dengan cara itu.

Tanpa mereka sadari mereka tertidur dalam keadaan seperti itu, Dita dengan handuk ditubuhnya sambil memeluk Gilang sampai pagi.

Brakkk.

Semua terkejut melihat Gilang dan Dita dalam keadaan seperti itu.

"Gilang"emosi Rendra sudah tidak tertahankan lagi saat ini melihat adiknya berada dipelukan laki-laki.

Saat membuka matanya Gilang sangat terkejut melihat sudah ada Rendra, Hana dan juga Farhan.

Hana menarik putrinya untuk pergi kekamar mandi dan mengganti pakaian, sedangkan Gilang dia sudah tersungkur oleh pukulan dari Rendra.

"Rendra sudah"ucap Farhan mencoba menenangkan Rendra.

"Nikahin adek gue sekarang"ucapan Rendra penuh penekanan. Gilang hanya menjawab dengan anggukan saja.

Sedangkan Dita dia terus menangis karena malu atas perbuatannya dan dia juga tidak mau menikah dengan Gilang. Dita juga sudah mencoba menjelaskan pada sang bunda tapi sang bunda hanya diam.

.
.
.

Pukul sembilan pagi keduanya sudah berada di KUA untuk melaksanakan pernikahan itu, Dita gadis itu masih menangis dipelukan sang bunda, dia tidak mau menikah dengan orang yang tidak menyayanginya.

Ririn wanita itu bahagia sekaligus sedih, dia bahagia karena dia akan mempunyai menantu dan sedih karena kejadian yang menimpa putranya dan juga putri sahabatnya.

Setelah sah menjadi istri seorang Gilang Alvaro, Dita pulang kerumahnya untuk mengambil pakaiannya dan barang-barang nya.

"Gilang gue percaya sama Lo, Lo gak bakal nyakitin adik gue. Tapi kalau Lo gak sanggup sama adik gue, Lo boleh anterin dia kerumah ini lagi"Rendra berbicara sambil tersenyum. tapi tidak dengan Gilang, jantungnya berdebar kencang dan dia tidak rela jika harus mengembalikan Dita kerumah ini.

"Iya gue bakal jagain dia kok"Gilang tersenyum dan memeluk Rendra, dia tidak ingin karena masalah ini persahabatan nya dengan Rendra menjadi hancur.

"Gue juga minta maaf, udah mukul Lo"Gilang tersenyum dan menggeleng, jika dia menjadi seorang kakak dan melihat adiknya seperti itu pasti dia juga akan marah, meskipun tidak terjadi apa-apa antara Gilang dan Dita.

Saat Dita sampai dirumah Gilang dia disambut dengan baik oleh Ririn dan bik Inah asisten rumah tangga dirumah Gilang.

"Gilang anter istri kamu kekamar, biar dia istirahat"titah Ririn yang mendapat anggukan dari Gilang.

"Ayo"ucap Gilang datar pada Dita. Dita mengangguk kemudian mengikuti langkah kaki Gilang.

Sampai dikamar Gilang, Dita sangat takjub melihat kamar Gilang yang rapi dan bersih bau khas seorang Gilang juga tercium diindera penciuman nya.

"Kak"Gilang menoleh menatap Dita yang menunduk.

"Kenapa kakak nerima permintaan kakak, kak Gilang kan bisa bilang sama kakak sama ayah kalau kita gak ngapai- ngapain. Kan kak Gilang cuma nolongin aku"Dita terus menunduk, dia tidak berani menatap wajah Gilang.

"Udahlah, gak usah dibahas. Cepetan kamu beresin barang-barang kamu"setelah mengatakan itu Gilang langsung keluar tanpa bicara pada Dita.

"Ini gimana?"Dita bingung sendiri sekarang, kenapa dia mau diajak Sista dan Sandy pergi kesana. Dia memang bodoh mengiyakan ajakan mereka. Tiga puluh menit Dita berada didalam kamar untuk membereskan barang-barangnya.

"Aku harus gimana sekarang, kasian kak Gilang sama kekasihnya"

"Aku harus bilang sama kakak kalau kak Gilang yang nolongin aku pas diclub, dan gak terjadi apa-apa aku sama kak Gilang, tapi ini udah terlambat"gumam Dita pelan.

"Mau apa?"tanya Gilang dibelakang Dita.

"Ehm, mau nelfon kak Rendra"cicit Dita pelan.

"Mau apa, mau kasih tau kalau diantara kita semalem gak ada apa-apa terus mau kasih tau kalau kamu pergi ke club' sama temen kamu itu"ucapan Gilang sangat tepat.

Dita menggigit bibirnya kuat-kuat dia sangat takut melihat wajah Gilang.

Sahabat Kakakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang