Gilang mengerjakan pekerjaan nya sampai sore hari bahkan malam hari. sebab Rendra yang sedang keluar kota jadi Gilang yang mengerjakan tugas disini.
Gilang meminta Dita untuk pulang tapi lagi-lagi wanita itu menolak, dengan alasan ingin menemani suaminya, Gilang hanya mampu menghela nafas nya panjang.
Gilang juga tidak keberatan Dita menemaninya tapi dia hanya takut Dita akan bosan jika disini. Namun Dita tetaplah Dita setelah makan siang dia tertidur dengan pulas ya disofa, Gilang yang melihat Dita menjadi jantungan sendiri, bagaimana tidak dia tidur disofa sedangkan dalam tidurnya dia terus bergerak.
"Kamu pulang aja ya"bujuk Gilang yang mendapat gelengan dari Dita.
"Kakak jangan suruh aku pulang lagi, aku mau disini sama kakak"jawab Dita dengan wajah cemberut.
"Yaudah terserah kamu deh"jawab Gilang. Dan benar saja pukul tujuh malam Gilang masih sibuk dengan pekerjaan nya, tapi dia tidak melupakan Dita yang belum makan.
"Kakak makan sini"kata Dita pada Gilang, Gilang sudah memesankan makanan untuk Dita dan dirinya.
"Kamu makan aja dulu, bentar lagi aku nyusul"jawab Gilang fokus dengan layar laptopnya.
Dita mendengus sebal pada Gilang, kaki nya melangkah menghampiri Gilang yang fokus bekerja, ditangannya dia memegang makanan yang akan dia makan.
Gilang menatap Dita yang ntah kapan duduk dipangkuan Gilang. Dita tersenyum kecil melihat Gilang yang menatapnya. "Biar aku suapin aja"kata Dita.
Mau tidak mau Gilang menerima suapan demi suapan dari Dita, perutnya juga sangat lapar sebenarnya tapi baginya tidak apa-apa.
"Sebentar aku ambil minum"kata Dita, dia segera bangkit dari pangkuan Gilang untung mengambil minuman yang dipesan Gilang tadi.
"Ini kak"kata Dita menyodorkan gelas berisi minuman, Gilang mengambil minuman itu tapi tidak untuk dia minum dia meletakkan gelas itu pada mulut Dita. Setelah Dita minum baru dia meminum sisa minuman itu.
"Kakak udah bilang sama mama kalau aku ikut kakak?"tanya Dita pada Gilang. Gilang mendongok menatap istrinya kemudian mengangguk kecil.
Gilang yang sibuk dengan laptopnya dan Dita yang asik dengan ponselnya, Dita ingin selalu menemani suaminya bekerja sebab dia khawatir jika sedang bekerja Gilang akan lupa makan. Tapi itu tidak bisa dia lakukan terus menerus bisa-bisa Gilang menjadi pembicaran satu perusahaan ini, meskipun sudah banyak pertanyaan dari para karyawan disini.
Jam terus bergulir, begitupun dengan rasa kantuk Dita yang mulai menyerang. Sesekali dia menguap lalu melirik Gilang yang duduk dimeja kerjanya. Dita membulat bulatkan matanya supaya tetap terjaga, hal itu tidak luput dari perhatian Gilang yang sedang menatap Dita.
"Nagapin gitu?"tanya Gilang membuat Dita sedikit terhenyak kaget.
"Gak ngapa-ngapain"jawab Dita tersenyum manis kepada Gilang. Gilang menanggapi itu dengan gelengan kecil dikepalanya.
Setelah beberapa saat Gilang sudah menyelesaikan pekerjaan nya, dan melirik Dita yang bersandar disofa dengan mata terpejam. Gilang tidak tega jika mau membangun kan Dita, tidurnya sangat pulas dan sangat lelap.
Akhirnya Gilang memutuskan untuk menggendong Dita sampai dimobil, security dan para karyawan yang masih lembur memperhatikan Gilang yang berjalan dengan menggendong Dita.
Gilang mendudukkan Dita dikursi mobil dengan sangat hati-hati dan sangat pelan, dia tidak ingin membangunkan Dita. Dita juga tidak merasa terganggu dari pertama dia digendong oleh Gilang.
Sesampai dirumah Gilang kembali menggendong Dita yang masih terlelap, Ririn yang melihat kemesraan anak dan menantunya tersenyum bahagia.
"Kasian banget"kata Ririn pada Gilang.
"Iya mah, tidurnya pules banget. Sampe gak keganggu sama sekali"jawab Gilang.
"Yaudah mah, Gilang bawa Dita ke atas dulu"sambung Gilang lagi, setelah mengatakan itu Gilang menaiki anak tangga dengan Dita digendongannya.
Setelah sampai didalam kamar, Gilang menidurkan tubuh Dita dengan hati-hati, tidak mungkin Gilang membiarkan Dita tidur dengan pakaian yang Dita pakai, Gilang berinisiatif untuk menggantikan pakaian Dita dengan baju tidur milik Dita.
Sesekali Gilang menelan ludahnya kasar saat melihat tubuh putih milik istrinya, tubuh yang belum sama sekali dia lihat. Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri untuk tidak kagum dengan tubuh Dita.
"Huft"Gilang menghembuskan nafasnya pelan saat sudah berhasil menggantikan pakaian Dita.
Setelah itu Gilang membersihkan diri didalam kamar mandi, tubuhnya menjadi lebih segar dari sebelumnya. Air yang menetes dari rambutnya membuat kadar ketampanan Gilang semakin bertambah, sayang sekali Dita tidak melihat ini.
Gilang ikut merebahkan tubuhnya disamping Dita, dia sedikit merapatkan tubuhnya dengan Dita, tangannya melingkar di pinggang Dita dan kakinya yang berada diatas kaki Dita.
Cup.
Gilang mengecup kening Dita sedikit lama, dia selalu merasa nyaman jika mencium kening Dita ntah kenapa dia sendiri tidak tahu penyebabnya.
"Selamat malam"kata Gilang, tangannya beralih ke perut Dita, "selamat malam twins"sambung Gilang dengan mengusap perut Dita dengan lembut.
.
.
.Saat bangun dari tidurnya Dita sedikit kaget, pasalnya tadi malam dia berada diruangan Gilang, dan dia tertidur disofa kenapa bangun-bangun bisa ada dikamarnya sendiri. Matanya membulat saat menyadari pakaian nya yang sudah berubah, bagaimana bisa kemarin dia memakai dress dibawah lutut sekarang sudah berganti dengan piyama.
"Apa kak Gilang yang menggantikan pakaian ku?"tanya Dita, pipinya bersemu merah saat berkata seperti itu. Itu artinya Gilang melihat tubuhnya.
"Ah malu banget"sambung Dita, kedua tangannya menutupi wajahnya yang bersemu merah.
"Kenapa?"tanya Gilang melihat Dita yang menutup wajahnya. Dita menoleh kesamping ya, ternyata suaminya sudah bangun.
"E-eh kakak"jawab Dita gugup. Bagaimana tidak gugup wajahnya yang bersemu merah.
"Nagapin?"tanya Gilang, dia duduk dan memutar tubuh Dita supaya menghadap dirinya.
"Aku mau buang air kecil"jawab Dita dengan gugup, Gilang ingin tertawa melihat raut wajah Dita yang gugup.
"Kenapa wajahnya merah?"tanya Gilang seolah dia tidak tahu penyebabnya, dia sudah bangun sebelum Dita bangun dan dia mendengar semua ucapan Dita.
"Tidak apa-apa"jawab Dita tersenyum canggung.
"Maaf udah lancang gantiin baju kamu tadi malem, habis kasian kalau tidur pake baju itu"kata Gilang menunjuk baju yang dipakai Dita kemarin tergeletak disofa.
"Gak apa-apa kok kak"jawab Dita tersenyum, dia juga bahagia itu artinya Gilang memperhatikan dirinya.
"Aku mau buang air kecil dulu"sambung Dita menyibak selimut yang masih menutupi kakinya.
Gilang kembali merebahkan tubuhnya kebelakang, matanya masih mengantuk dan tubuhnya juga sedikit lelah. Tapi tidak seperti kemarin saat lembur dikantor.
"Kakak tidur lagi?"tanya Dita saat membuka pintu kamar mandi.
"Hem"jawab Gilang pelan.
"Bangun, sholat subuh"kata Dita menarik tangan Gilang. Tapi apalah daya Dita dengan tubuhnya yang kecil tidak mampu menarik tubuh besar Gilang.
"Kakak makannya apa sih berat banget"gumam Dita dengan nafas tersengal.
"Makan nya nasi lah"jawab Gilang, dia segera bangun dan menarik Dita dalam pelukannya. Membuat Dita mematung beberapa saat.
"Kakak lepas, ayo sholat dulu"peringat Dita pada Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kakakku✓
General FictionSQUEL RENILA Lulus dengan nilai terbaik dikampusnya saat umurnya belum genap 22 tahun adalah kebanggaan tersendiri bagi seorang Anindita Fadhilah. Diusianya saat ini juga dia belum pernah terikat dengan hubungan yang biasa disebut dengan pacaran. ta...